Você está na página 1de 21

Proses Penyusunan Anggaran

Permendagri 13 tahun 2006


Topik Bahasan
• Proses Penyusunan Anggaran
• Sinkronisasi Program dan Kegiatan dalam RKA
• Instrumen Pengalokasian Anggaran
HUBUNGAN ANTARA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
DENGAN RENCANA KERJA KL DAN RENCANA KERJA SKPD
(UU 25/2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL)

RENSTRA RENJA
pedoman
KL KL

pedoman

PUSAT RPJP pedoman


RPJM dijabarkan RKP
Nasional Nasional

acuan diperhatikan

DAERAH RPJP RPJM dijabarkan


RKP acuan
pedoman
Daerah Daerah Daerah

pedoman

RENSTRA RENJA
pedoman
SKPD SKPD
Alur Pengerjaan RKA-SKPD
RKA SKPD 1
Pendapatan

RKA SKPD 2.1


Belanja Tdk Lsg

RKA SKPD 2.2 RKA SKPD


RKA SKPD 2.2.1
Rekap Belaja Lsg Ringkasan Anggaran
Rincian Belanja Lsg

RKA SKPD 3.1


Penerimaan Pemby

RKA SKPD 3.2


Pengeluaran Pemby
Ringkasan Anggaran

RKA SKPD

Formulir RKA SKPD yaitu ringkasan anggaran SKPD

RKA SKPD 1 RKA SKPD 2.1 RKA SKPD 2.2.1

Pendapatan Menurut Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Menurut


Kelompok & Jenis Menurut Kelompok & Jenis Kelompok & Jenis
KEGIATAN DALAM
Keluaran dari masing-masing kegiatan dalam
satu program harus secara sinergis
mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan dari program yang bersangkutan .
PP No. 20 th 2004 Ttg RKP Pasal 8 ayat (2)
PERLU DIEVALUASI

APAKAH PROGRAM SUDAH SEJALAN


DENGAN TUGAS POKOK ORGANISASI.
SINKRONISASI
APAKAH SEMUA KEGIATAN SUDAH SESUAI PROGRAM
DAN SECARA SINERGIS MENDUKUNG DAN KEGIATAN
PROGRAMNYA
APAKAH SEMUA KEGIATAN SUDAH
MEMPUNYAI KELUARAN YANG SESUAI
Penempatan program-program pada fungsi/subfungsi yang
sesuai, misalnya semua program pendidikan dan latihan
ditempatkan pada Fungsi/Subfungsi Pendidikan;

Penempatan kegiatan-kegiatan pada program yang benar-benar


sesuai, sehingga keluaran/output kegiatan akan menunjang
tercapainya hasil/sasaran/output dari program;

Nomenklatur kegiatan dan subkegiatan lebih sederhana yang


sedapat mungkin menggambarkan keluaran/output yang hendak
dicapai;

Dikelompokkannya kegiatan-kegiatan ke dalam (a) kegiatan


yang terkait dengan program tertentu dan (b) kegiatan yang
dapat terkait dengan semua program.
Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran
Priotitas Pembangunan Nasional dan/atau Prioritas Kementerian
Negara/Lembaga.
Kebutuhan anggaran yang bersifat mengikat
Kebutuhan dana Pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang
anggarannya bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri.
Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun
jamak (multi years)
Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
percepatan pemulihan pasca konflik dan pasca bencana di
berbagai daerah.
Visi dan Misi

Skala Prioritas.
RKA disusun berdasarkan skala prioritas dengan mengacu pada:
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) hasil pembahasan dgn DPR
Pagu Sementara/Pagu Definitif
Hasil Kesepakatan DPR dengan kementerian negara/lembaga
Tupoksi unit organisasi kementerian negara/lembaga

Pengalokasian anggaran kedalam kegiatan/subkegiatan dalam RKA tidak


dapat mengakibatkan :
pergeseran anggaran antar program
pengurangan belanja mengikat
perubahan pagu sumber pendanaan/sumber pembiayaan
(RM/PLN/HLN/PNBP) yang ditetapkan dalam Surat Edaran Menteri
Keuangan tentang Pagu Sementara.

Perhitungan alokasi biaya didasarkan pada indeks satuan biaya yang


ditetapkan.
PERATURAN, ANTARA LAIN
1. PMK TTG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN
PENELAAHAN RKA
2. RENJA/RKP
3. SE MENKEU PAGU SEMENTARA/DEFINITIF
4. PMK TTG STANDAR BIAYA

DOKUMEN PENDUKUNG, ANTARA LAIN


1. TERM OF REFERENCE (TOR)
2. RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
3. DAFTAR PEMBAYARAN GAJI BULAN TERTT.
4. DATA ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN
5. DAFTAR JUMLAH & KONDISI INVENTARIS
Program-program dikaitkan dengan fungsi/subfungsi yang sesuai, sehingga setiap
program berada pada subfungsi tertentu.

Program-program dan alokasi anggarannya dalam Pagu Sementara tidak dapat


ditambah atau dikurangi, kecuali atas persetujuan/rekomendasi Ketua Komisi
Mitra Kerja kementerian negara/lembaga terkait yang ditunjukkan dengan
dokumen tertulis.

Alokasi anggaran pada masing-masing program tidak dapat digeser/diubah antar


sumber pendanaan/sumber pembiayaan
PENGELOLAAN GAJI,
TUNJANGAN DAN HONORARIUM

KEGIATAN PENYELESAIAN LANGGANAN


DAYA DAN JASA
DASAR
PERAWATAN SARANA
PRASARANA
KEGIATAN
KEGIATAN
PRIORITAS
KEGIATAN
TUPOKSI
KEGIATAN
PENUNJANG
BELANJA MENGIKAT DAN BELANJA TIDAK MENGIKAT
KEGIATAN
SATKER

KEGIATAN DASAR
GAJI & TUNJANGAN YANG
MELEKAT PADA GAJI
LANGGANAN DAYA DAN JASA
PEMELIHARAAN SARANA DAN
PRASARANA KANTOR
DIDANAI DARI BELANJA
MENGIKAT

KEGIATAN TUPOKSI (KEGIATAN PRIORITAS & KEGIATAN


PENUNJANG)
UNTUK MENCAPAI OUTPUT YANG MENJADI TANGGUNGJAWABNYA
UNTUK MENDUKUNG MEWUJUDKAN SASARAN PROGRAM
DIDANAI DARI BELANJA TIDAK MENGIKAT
Belanja Pegawai Tidak Mengikat
Belanja pegawai tidak mengikat adalah belanja pegawai yang diberikan dalam
rangka mendukung pembentukan modal dan atau kegiatan yang bersifat
temporer.
Anggaran untuk belanja pegawai tidak mengikat dapat disediakan untuk
kegiatan sepanjang:
pelaksanaannya memerlukan pembentukan panitia/tim/pokja.
mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur.
sifatnya koordinatif dengan mengikutsertakan satker/instansi lain.
sifatnya temporer sehingga pelaksanaannya perlu diprioritaskan atau
diluar jam kerja.
merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada PNS
disamping tugas pokoknya sehari-hari.
bukan operasional yang dapat diselesaikan secara internal satker.
Contoh Belanja Pegawai Tidak Mengikat
Honorarium yang disediakan untuk PNS yang ditunjuk sebagai
pengelola keuangan dalam rangka pelaksanaan fungsi kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang. Honorarium ini diberikan karena
perangkapan jabatan/penugasan dan tanggungjawab.
Honorarium yang disediakan untuk anggota Tim Penyusunan Draft
Peraturan Perundang-undangan yang mengikutsertakan satker/instansi
lain yang terkait. Honorarium ini diberikan dalam rangka mencapai
keluaran berupa peraturan
Honorarium yang disediakan untuk anggota Tim Penyusunan Standar
Biaya Khusus Kementerian/Lembaga yang anggotanya terdiri dari
unsur Kementerian/lembaga, Departemen keuangan, dan Badan pusat
Statistik. Honorarium ini disediakan dalam rangka mencapai keluaran
berupa standar biaya kegiatan tertentu.
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA:

MENGUBAH FOKUS PENGUKURAN

bergeser
Besarnya Hasil yang
Jumlah dicapai dari
Alokasi penggunaan
Sumber Daya sumber daya
Contoh Sederhana Indikator Kinerja*)
Program: Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
Kegiatan : Peningkatan Kualitas Guru MI dan MTs
Subkegiatan: Lokakarya Peningkatan Kualitas Guru
ø Input :
o jumlah guru yang mengikuti lokakarya,
o biaya total
ø Indikator kinerja Kegiatan :
o jumlah guru yang mengikuti lokakarya hingga selesai (output
subkegiatan),
o Jumlah guru dengan kualifikasi yang diharapkan (output
kegiatan)
ø Indikator kinerja Program :
o Jumlah & presentase penduduk yang menamatkan
pendidikan sembilan tahun (Outcome)

*) Nama program, kegiatan, dan subkegiatan diambil dari Renja Depag 2006
Contoh Sederhana Indikator Kinerja (lanjutan)

øIndikator efisiensi :
o Biaya lokakarya per peserta (harga per unit satuan
dari output subkegiatan)
o Biaya per guru untuk meningkatkan kualifikasi guru
satu tingkat lebih tinggi (harga per unit satuan dari
output kegiatan)
o Biaya per murid untuk menuntaskan wajib belajar
sembilan tahun (harga per unit satuan dari outcome
program)

Indikator efisiensi ini dapat menjadi dasar penetapan


Standar Biaya Keluaran
Contoh Sederhana Indikator Kinerja (lanjutan)

ø Indikator kualitas subkegiatan & kegiatan :


o Presentase peserta yang mengikuti lokakarya hingga
selesai, atau
o Presentase peserta yang nilai hasil evaluasinya
baik/tinggi (jika dalam lokakarya tersebut ada
evaluasi)
o Presentase guru dengan kualifikasi yang sesuai dengan
yang diharapkan
ø Indikator kualitas program (outcome):
o Presentase murid yang menamatkan wajib belajar 9
tahun (lulusan MTs) dengan nilai baik/tinggi.
Standar Biaya Masukan
Contoh standar biaya masukan (input):
satu rim kertas ukuran A4 70 gram Rp. 25.000,-
satu unit PC Pentium 4 Multimedia Rp. 10.000.000,-
satu angkatan Pelatihan Kewirausahaan Rp. 450.000.000,-

Standar Biaya Keluaran


Contoh ilustrasi standar biaya keluaran (output):
Biaya lokakarya tipe A per peserta Rp. 500.000,-
Biaya buku panduan Paket A per buku Rp. 150.000,-
Penambahan ruang kelas per m2 Rp. 850.000,-
Contoh ilustrasi Standar Biaya Keluaran & Penganggaran
Kegiatan

• Nama Kegiatan : Peningkatan Kualitas Guru MI & MTs


• Sub kegiatan : Lokakarya Peningkatan Kualitas Guru MTs
• -------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Output : Jumlah guru peserta lokakarya
• Spesifikasi Kegiatan : Lokakarya Tipe A
• Standar Biaya Keluaran /peserta : Rp. 100.000.-
• -------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Jumlah output : 30 orang
• Jumlah Anggaran : 30 x Rp. 100.000,- = Rp.3.000.000,-

Você também pode gostar