Você está na página 1de 29

Wawasan Kebangsaan

Oleh:
Ery Arifullah
Widyaiswara Muda
Pemprov. Kalimantan Timur
Wawasan
• Cara pandang
• Sudut pandang
• Pengetahuan
• Pola pikir.
• Bangsa
– Sejarah
– Suku
– Pola pikir
– Mental
5 Definisi globalisasi
(Jan Aart Scholth)
• Internasionalisasi.
• Liberalisasi.
• Universalisasi.
• Westernisasi atau modernisasi.
• Deteritorialisasi.
• 257.000.000 ton emas  kemakmuran
penduduk?
Masih relevankah?
• Boedi Oetomo • untuk meningkatkan
wawasan
kebangsaan kaum
masyarakat Jawa
Kondisi daerah2 Indonesia
• Keberagaman yg sangat tinggi.
• Kandungan wasbang berbeda  sejarah
empiris yg berbeda.
Masalah mendasar
1. Wawasan kebangsaan bagaimana ?
2. Apakah konsep wawasan kebangsaan
ini masih relevan tertanam ke dalam
sanubari setiap warga negara yang
notabene mengantongi KTP Indonesia?
• keberadaan berbagai suku bangsa
yang telah ada di Nusantara sejak
ribuan tahun lalu.
• melalui perjanjian Linggarjati pada
tanggal 25 Maret 1947 disepakati
antara Indonesia dan Belanda
FAKTA bahwa wilayah kekuasaan RI
meliputi Sumatera, Jawa dan
Madura.
• selanjutnya RI bersama Belanda
akan membentuk RIS, yang salah
satu Negara bagiannya adalah RI.
• Tanggal 17 Januari 1948
FAKTA
ditanda tangani kembali suatu
perjanjian yaitu Perjanjian
Renville  hanya sekitar
daerah Yogyakarta saja.
Bangsa Indonesia
• masih perlu mencari jejak atau pondasi
yang kuat.
• kini terbentuklah wilayah kekuasaan
Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
(masih belum jelas bgmana proses
penggabungannya!!!)
SEKARANG ?
• Kita bisa mempertanyakan keabsahan
berdirinya BO sebagai organisasi pertama
bumi putera karena sebelumnya telah
berdiri organisasi bumi putera lainnya
yaitu Sarekat Islam.
TREND?
Kasus 1
• Hidup tanpa rasionalitas ekonomi.
• Gaji tak cukup makan, TAPI KREDIT MOTOR?
• Nggak ada kerjaan, merokok sambil main catur?
• Bagaimana nasib keluargamu?
• Jawabannya adalah?
Kasus 2
• Rakyat Indonesia berteriak.
• Kemudian mereka berduka satu dua bulan, menjalani
penghidupan sekeluarganya dengan amat sangat
mandiri, tanpa ketergantungan yang signifikan dan
tidak perduli-perduli amat kepada parpol apa yang
memerintah, Presidennya si X, Y, Z dst.
• Apa kata rakyat setelah itu?
Kita perlu umroh sesering mungkin,
langsung melakukan pendekatan kepada
Tuhan.
Budaya kita lebih mengutakaman
“trend” ketimbang HUKUM dan
MORAL !
SEKARANG ?
• Apakah yang dimaksud dengan bangsa
adalah suatu bentuk negara semata?
• Apakah suku bangsa tertentu telah hidup
layak dalam negara Indonesia yang sudah
merdeka selama 64 tahun.
• Menurut Hatta, "bangsa ditentukan
oleh sebuah keinsyafan sebagai
suatu persekutuan yang tersusun
jadi satu, yaitu keinsyafan yang
terbit karena percaya atas
persamaan nasib dan tujuan.
Keinsyafan yang bertambah besar
oleh karena sama seperuntungan,
malang yang sama diderita, mujur
yang sama didapat, oleh karena jasa
bersama, kesengsaraan bersama,
pendeknya karena peringatan kepada
riwayat bersama yang tertanam dalam
hati dan otak" (Mohammad
Hatta; beberapa pokok
pikiran; Jakarta UI-Press, 1992).

Você também pode gostar