Você está na página 1de 11

AFATUL LISAN

(BAHAYA LIDAH)
1. Alkalaamu fimaa laa ya'nihi (Ungkapan yang tidak berguna)
• Nabi Saw. telah bersabda: "Barang siapa mampu menjaga apa
yang terdapat antara dua janggut dan apa yang ada di antara
dua kaki, maka aku jamin dia masuk surga. ( Muttafaq ‘alaih,
dari Sahl bin Sa'ad)
• Kita hendaknya hanya mengucapkan sesuatu yang
bermanfaat, karena ucapan yang mubah dapat mengarah
kapada hal yang makruh atau haram. Rasulullah saw
bersabda :
• "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia berbicara yang baik atau diam". (Muttafaq
‘alaih, dari Abu Hurairah)
• "Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkan, kecuali di
dekatnya ada malaikat Raqib dan ‘Atid." (QS.Qoof: 18)
2. Fudhulul Kalaam (Berbicara yang berlebihan)
• Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda,
"Tiada akan lurus keimanan seorang hamba,
sehingga lurus pula hatinya, dan tiada akan
lurus hatinya, sehingga lurus pula lidahnya. dan
seorang hamba tidak akan memasuki syurga,
selagi tetangganya belum aman dari
kejahatannya."
3. Al-khoudh fil baathil (Ungkapan yang mendekati
kebatilan dan maksiat)
• Hasan Al Bashri semasa mudanya pernah merayu
seorang wanita cantik di tempat sepi, perempuan itu
menegur, "Apakah engkau tidak malu? "Hasan Al
Bashri menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu mengawasi
pula sekelilingnya, setelah ia yakin di tempat itu hanya
ada mereka berdua, dan tidak terlihat siapapun, Hasan
Al Bashri bertanya, "Malu kepada siapa? Di sini tidak
ada orang lain yang menyaksikan perbuatan kita.
"Wanita itu menjawab, "Malu kepada Dzat yang
mengetahui khianatnya mata dan apa yang
disembunyikan di dalam hati "
4. Al-Miraa' wal-jidaal (Berbantahan, bertengkar
dan debat kusir).
• "Serulah ke jalan Tuhanmu wahai Muhammad
dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat
pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan
mereka dengan cara yang lebih baik" (Al-Nahl:
125).
5. Al-Khushumah istifa-ulhaq (Banyak omong yang
berlebih-lebihan ingin mendapatkan haknya).
• Rasulullah saw bersabda : "Orang yang amat dibenci di
sisi Allah adalah orang yang banyak omong." (al hadits)
• Itulah sebabnya, ketika Rasulullah didatangi seseorang
yang hendak menanyakan tentang Islam dengan satu
pertanyaan yang tidak perlu dan disusul dengan
pertanyaan lainnya, maka Rasulullah memberi jawaban
singkat :
• Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian
beristiqamalah. Sahabat tersebut bertanya, dengan cara
apa kami memeliharanya? Rasulullah memberi isyarat
kepada lisannya.
6. Al Mizaah (Bercanda dan senda gurau)
• Rasullullah acapkali bercanda. Rasullullah saw.
Bersabda :
• "Sesungguhnya saya (Nabi Muhammad saw)
suka bersendagurau dan saya tidak akan
mengatakan kecuali yang benar-benar."
7.  Bidza'atul lisan wal qoulul faahisy was-sab (Ungkapan yang menyakitkan /nyelekit)
 
8. Al La'nu (Melaknat, walaupun binatang atau benda, apatah lagi manusia)
Tidak diragukan lagi ucapan seperti itu adalah ucapan keji dan mungkar yang tidak mendatangkan
ridha Allah , seperti dalam firman-Nya :
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih
baik, sesungguhnya syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka." (Al-Isra : 53)
Dan beberapa hadits Nabi yang melarang hal tersebut di antaranya: Hadits Abu Dawud Tsabit bin ad-
Dhahak berbunyi : ”Melaknat seorang mukmin adalah seperti membunuhnya." (Mutafaqun ‘alaihi) 
Hadits dari Abu Hurairah berbunyi : "Tidak pantas bagi seorang shiddiq (orang yang mengikuti
kebenaran) menjadi tukang laknat." (HR Muslim)
Dan Hadits dari Abu Darda' berbunyi : "Tukang-tukang laknat tidak akan menjadi pemberi syafaat
dan pemberi kesaksian pada hari kiamat." (HR Muslim)
Hadits Abdullah bin Mas'ud berbunyi : "Seorang mukmin bukanlah tukang cela dan tukang laknat
dan bukanlah orang yang suka berkata keji lagi kotor." (HR Tirmidzi) ; Hadits ini dicantumkan oleh
Syaikh al-Albani di dalam kitab beliau Shahih Jami' Tirmidzi no 610 dan Silsilah Hadits Shahih no
320 
Di dalam Silsilah Hadits Shahih tercantum sebuah hadits yang berbunyi  : "Apabila sebuah laknat
terucap dari mulut seseorang, maka ia (laknat itu) akan mencari sasarannya. Jika ia tidak
menemukan jalan menuju sasarannya, maka ia akan kembali kepada orang yang
mengucapkannya."
 9. Al Ghina' wasy-syi'r (Bernyanyi dan bersyair)
"Dan di antara manusia (ada) yang mempergunakan lahwul hadits
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan
dan menjadikan jalan Allah itu bahan olok-olokan." (Luqman: 6)
 
10. Attaqo'ur fil kalaam (Berfasih-fasih dalam berbicara untuk
menarik perhatian)
 
11.Ifsyaa'ussirri (Membocorkan rahasia)
Dari Abu Said Al-Khudri ra beliau berkata: Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya sejelek-jelek orang di sisi Allah pada hari qiamat
kelak adalah suami yang sudah mencurahkan segala kasih
sayangnya kepada istrinya dan istrinya pun sudah menyerahkan
segala kasih sayangnya kepadanya, kemudian dia (suami)
menyebarkan rahasia istrinya (dan istrinya membuka rahasia
suaminya).” (HR. Muslim)
12.  Alkadzibu (Dusta atau berbohong dalam perkataan,
janji dan sumpah)
"Hendaklah kita menjauhi perkataan-perkataan dusta." 
(Al-Hajj : 30)
Rasulullah saw : "Maukah aku tunjukkan perihal dosa-
dosa besar? Kami menjawab: Ya, tentu mau wahai
Rasulullah. Rasulullah menjelaskan: Menyektukan
Allah, durhaka kepada kedua orang tua. Oh ya, (ada
lagi) yaitu perkataan dusta." (Riwayat Muttafaq Alaih)
13. Al Ghiibah (Menceritakan keburukan orang lain)
14. Al-madhu (Sanjungan yang menjerumuskan)
15. Assukhriyah wal istihza'  (Menyebutkan hal yang
bikin malu - kejelekan diceritakan untuk ditertawakan)
16. An-namiimah (Adu domba atau menghasut)
17. Al khotho' fi daqo-iqul kalaam (Bertanya
yang bukan-bukan, hingga memberatkan
orang yang menjawab)

Você também pode gostar