Você está na página 1de 20

Analisis RAPBD Kota Blitar

Tahun Anggaran 2010

Oleh:
TIM KAJIAN ANGGARAN
KAUM JAGAD BERSINAR KOTA BLITAR
PENDAHULUAN
• Anggaran publik adalah instrumen penting dalam
perwujudan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
• Kebijakan suatu pemerintahan membutuhkan sumberdaya
berupa alokasi anggaran yang tertuang dalam APBD
• KAUM (Kontrol Anggaran Untuk Masyarakat) Jagad
Bersinar Kota Blitar melakukan kajian cepat terhadap
RAPBD 2010.
• Hasil dari kajian ini diharapkan menjadi rekomendasi baik
bagi eksekutif maupun legislatif pada saat pembahasan
demi terwujudnya anggaran yang berpihak pada
masyarakat.
MAKSUD DAN TUJUAN
• Kecintaan terhadap Kota Blitar
• Mengidentifikasi persentase rencana anggaran
yang lebih berpihak kepada kepentingan rakyat,
• Membuat perbandingan kegiatan/program
antara yang tertera di PPAS (Plafon Perencanaan
Anggaran Sementara) dengan draft RAPBD,
• Menelisik potensi kebocoran anggaran, anggaran
irasional dan anggaran yang tidak efisien.
DASAR HUKUM
• UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
• PP Nomor 68 tentang Tatacara dan Peran Serta
Masyarakat di Dalam Penyelenggaraan Negara
• PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
• Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
• Permendagri 59 Tahun 2007 Perubahan Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
• Permendagri 25 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan APBD 2010
ANALISIS UMUM

• Analisis Pendapatan
PERBANDINGAN PENDAPATAN DAERAH
8.94% 12.30%
9.44%
4.30%

67.31%

PAD DAU
DAK Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
Lain-lain pendapatan yang sah
Analisis Belanja

PERBANDINGAN BELANJA DAERAH

36.57%

63.43%

Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung


Analisis Pembiayaan
• Penerimaan pembiayaan hanya bersumber dari
SILPA (sisa lebih perhitungan tahun lalu)
sebesar Rp. 424.507.000.
• Jumlah itu terlalu besar untuk disisakan. Hal ini
mengindikasikan kinerja pemerintah kurang
optimal.
• Pengeluaran pembiayaan hanya untuk
Pembayaran Pokok Utang sebesar Rp.
424.507.000 yang berasal dari SILPA tersebut
• Artinya, SILPA tahun lalu tidak dipakai untuk
melaksanakan pembangunan yang belum
telaksana pada tahun sebelumnya
ANALISIS KHUSUS
Analisis Per Sektor
• Dari 53 urusan pemerintahan atau SKPD yang
ada, terdapat 5 SKPD yang mendapatkan alokasi
lebih besar dibandingkan dengan SKPD yang
lainnya
• Menariknya belanja untuk Dinas Pendidikan
menurun dibanding tahun 2009 sebesar 5,07%
dan Dinas Kesehatan menurun sebesar 21,07%.
Penurunan ini setelah dilihat lebih jauh terjadi
pada belanja langsung
5 SKPD dengan belanja terbesar
4.05%
7.81%
29.70%
10.30%

19.79%

Dinas Pendidikan BPK RSUD Mardi Waluyo


Dinas Pengelola Keuangan Daerah Sekretaris Daerah
Dinas Kesehatan
Anggaran Irasional (Tidak Patut)

• Ada beberapa anggaran yang terlalu besar


untuk ukuran sebuah kegiatan, dan hal ini
melanggar azas umum anggaran yaitu
kepatutan, anggaran dialokasikan belum
proporsional
Potensi Pemborosan

• Dalam RAPBD 2010 terdapat beberapa


potensi pemborosan karena tidak efisien,
anggaran itu bisa dialihkan untuk program
dan kegiatan lain yang lebih bermanfaat
langsung untuk masyarakat
PERBANDINGAN ANTARA PPAS
DENGAN RAPBD
• Dengan membandingkan antara dokumen PPAS
(Plafon dan Anggaran Sementara) dengan
RAPBD, kita dapat mengetahui
program/kegiatan yang berpihak kepada
masyarakat yang diusulkan oleh SKPD kemudian
tidak diakomodir dalam RAPBD
• Pada RAPBD 2010 terlihat beberapa program
yang tidak terencanakan dalam PPAS, namun
program tersebut muncul dalam RAPBD secara
tiba-tiba.
Rekapitulasi
No Kegiatan Jumlah

1. Tabel 1 Potensi 2,638,150,250.00


Ketidakpatutan
2. Tabel 2 Potensi Inefesiensi 405,813,500
3. Tabel 3 Inkonsistensi 5,445,598,400.00
dengan Dokumen
Perencanaan (PPAS)
Total 8,489,562,150.00
REKOMENDASI
• Kami cukup bangga dengan misi
pemerintah Kota Blitar yang tercantum
dalam RPJMD, yaitu “meningkatkan
kualitas pendidikan melalui pemantapan
fungsi sekolah”
• Terlebih itu diturunkan juga dalam Sapta
Prioritas Daerah, yaitu program yang
diutamakan oleh pemerintah. Tentunya,
realisasi prioritas itu diturunkan dalam
bentuk alokasi anggaran daerah
• Data-data yang kami analisis di atas
merupakan hasil kajian kami—KAUM
Jagad Bersinar—sebagai bagian dari
masyarakat Kota Blitar dalam memberikan
sumbangsih pemikiran untuk
Pembangunan Daerah. Untuk itu, kami
memandang perlu kiranya Pemerintah
Daerah memperhatikan:
1. Melihat kembali alur perencanaan APBD
agar selaras dengan target sasaran yang
diamanahkan di dalam dokumen-
dokumen perencanaan. Tampak dalam
hasil analisis kami, terdapat banyak mata
anggaran yang tidak konsisten dengan
perencanaan, potensi tidak efisien dan
tidak patut karena terlalu besar.
2. Dalam menyusun program/kegiatan
perlu adanya skala prioritas
program/kegiatan berdasarkan
kebutuhan dan permasalahan yang
terjadi di masyarakat.
3. Pemerintah daerah diharapkan bisa
menjelaskan dari beberapa inkonsistensi
dalam dokumen-dokumen perencanaan
RKPD-KUA-PPAS, agar tidak berbenturan
dengan regulasi yang berlaku di negara
kita
4. Pemerintah Daerah menghitung ulang
besaran plafon anggaran per unit kerja di
Pemerintah Daerah agar lebih
mencerminkan keseriusan realisasi visi
misi, Sapta Prioritas dan tujuan
pembangunan yang pertama, yaitu
penguatan kualitas pendidikan.
5. Karena itu, kami meminta kepada
Pemerintah Daerah memberikan agar
anggaran yang inkonsisten, tidak patut dan
“proyek siluman” sebagaimana rekapitulasi
kami di atas, direalokasi untuk pembiayaan
pendidikan, yaitu BOSDA.
Karena BOSDA merupakan realisasi misi
pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, pemerataan, akses dan
keterjangkauan siswa dalam berpendidikan.
Perhitungan BOSDA akan kami lampirkan
dalam analisis ini.
SEKIAN
TERIMAKASIH
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,
KAUM Jagad Bersinar Kota Blitar

Você também pode gostar