Você está na página 1de 29

ABSES PARU

Dr. Abdul Rohman,SpP

K-1
DEFINISI
Lesi paru supuratif disertai dengan
nekrosis jaringan di dalamnya

Infeksi destruksif  lesi nekrotik pada jar


paru terlokalisir shg membentuk kavitas
berisi nanah dalam parenkim paru pada 1
lobus atau lebih

ANGKA KEKERAPAN

 Sering pada laki dan orang tua  aspirasi


dan periodontal
 89 % ok bakteri anaerob
 Barlett 46 %  hanya anaerob
43 %  campuran an- dan aerob
 Abses aspirasi : paru kanan 
- segman posterior lobus atas
- segmen apikal lobus bawah
ETIOLOGI

 Kelompok bakteri anaerob


pdu ok pneumonia aspirasi
(89%)

 Kelompok bakteri aerob


 Gram positip  sekunder ok
selain aspirasi
 Gram negatip  nosokomial

 Kelompok Jamur :
- Aspergilus sp, mucoracea
- Parasit, amuba
- Mikobakterium
PATOFISIOLOGI
 1. ASPIRASI
Tumor I
N
F
Distal E
Aspirat Obstruksi
Bronkus K
S
I
Benda asing

Bronkitis kronis, manula, karsinoma bronkogenik

 2. HEMATOGEN
H
e
m
a Abses
Stafilokokus Septikemia Multipel
t
o
g
e
n

Septik emboli, Tricuspid valve endocarditis :


Stafilo aureus, Klebsiella p & group Pseudomonas
PATOFISIOLOGI
 3. BULLA ATAU KISTA

MEDIA

TERINFEKSI

 4. RUPTUR DIAFRAGMA

ABSES HEPAR

ABSES PARU
FAKTOR PREDISPOSISI

• 1. Kondisi memudahkan

- Gangguan kesadaran :
alkoholism, kejang, CVA,
anastesi umum,IDU, koma,
trauma, sepsis
- Gangguan esofagus dan sal
cerna  gangguan motilitas
- Fistula trakeoesofageal

• 2. Penyakit periodontal
FAKTOR PREDISPOSISI

• Kebersihan mulut buruk


• Pencabutan gigi
• Pneumonia akut
• Imunosupresi
• Bronkiektasis
• Kanker paru
• Infeksi sal nafas atas &
bawah belum teratasi
• Sebab iatrogenik
KLASIFIKASI

A. 1. Akut : < 4 minggu


2. Kronis : > 4 minggu

B.1. Primer
• Sehat  aspirasi isi mulut 
pneumonitis lokal  abses
• Bakteria anaerob
2. Sekunder
• Underlying predisposition  septik
emboli abses multipel
GEJALA KLINIS

Gejala awal (1-3 minggu)


badan lemah, tidak napsu makan, BB turun, batuk
kering, keringat malam, demam intermiten 
menggigil dengan suhu ≥ 39,4°C.
Beberapa hari
Purulen & darah
Bbrp jam -- hari
Tembus Bronkus
Sputum ↑ (jar gangren), bau amis, ancovy-anaerob

Perjalanan penyakit yang khas


adalah kronik dan lamban (chronic
and indolent) yang berpotensi untuk
terjadinya penyulit mendadak dan
gawat : abses otak, batuk darah
profus, piopnemotoraks.
Pemeriksaan fisik
Dijumpai tanda konsolidasi &
adanya kavitas didaerah sakit :

Inspeksi : gerak napas menurun

Palpasi : Fremitus meningkat

Perkusi : Keredupan

Auskultasi : bronkial

suara amforik

Jari tabuh  proses berlangsung cepat


PENUNJANG KLINIS
Darah tepi
Lekosit meningkat sedang 12000 – 20000/ml
LED meningkat
Anemia

Dahak
Pengecatan gram, didapatkan banyak PMN,
serta bakteri dari bermacam jenis

 X Foto dada
Tampak konsolidasi sebagaian atau satu lobus
yang didalamnya terdapat “air fluid level”.

CT Scan
 CT Scan
• Massa bulat dalam paru dengan
kavitasi sentral
• Tempat lesi – obstruksi endobronk
• Lokasi  parenkim ?

 Bronkoskopi
 Sikatan & bilasan terlindung :
akurasi Dx. Bakteriologos > 80%
 AIDS  pre-terapi
 Dewasa  10-25%: Ca paru

 Aspirasi jarum perkutan


Akurasi tinggi – Dx.
DIAGNOSIS

Abses paru akibat aspirasi:

1.Adanya riwayat aspirasi pada :


gangguan kesadaran, menelan

2. Perjalanan penyakit kronis dan


indolent. Batuk dengan dahak
purulen berbau busuk

3. Kelainan di satu tempat di paru


sesuai dengan posisi penderita
pada waktu terjadi aspirasi
DIAGNOSIS BANDING
. Tuberkulosis paru biasanya tidak disertai “air fluid
level”
. Karsinoma bronkogenik mengalami nekrosis.
Dinding kavitas tebal, tidak rata
. Bulla atau kista terinfeksi ditandai dinding tipis,
disekitarnya tidak ada reaksi radang
. Hematom paru ditandai adanya riwayat trauma, tidak
ada gejala infeksi
. Skwester paru mengalami pembentukan abses. Tidak
ada hubungan dengan bronkus (bronkografi)
. Pneumokoniosis mengalami kavitasi dan ditandai
dengan “simple pneumoconiosis” disekitarnya
. Hiatus hernia
tidak ada gejala yang berasal dari paru
adanya nyeri retrosternal dan rasa panas yang
dirasakan di hulu hati (heart burn)
nyeri bertambah berat bila membungkuk
KOMPLIKASI

1. Batuk darah profus

2. Empiema atau piopneumotoraks

3. Abses otak

4. Abses paru resisten (kronik = 6 minggu)

- bronkiektasis, kor pulmonale,


amiloidosis
- anemia, malnutrisi, kaheksia,
gangguan cairan dan elektrolit serta
gagal jantung
5. Bronkopleural fistula
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Umum
a. Keadaan umum : istirahat cukup, diet TKTP dan
minum banyak
b. Antibiotika (dini—pre kultur : darah & dahak)
1) Klindamisin 3x600 mg iv 4x300 mg po
2) Penisilin G : 1,2 juta U i.m. setiap 12 jam +
metronidasol 4x500 mg selama 10 – 15 hr
3) -laktam  -laktamase nosokomial
4) Klindamisin + sefalosporin  Gram positip
5) Stafilokokus aureus :
- PRP  sefalosporin gen. pertama
- MRSA  vankomisin
6) Nokardia  Sulfonamid 3x1 gram po
7) Amuba  Metronidazol 3x750 mg
c. Drainase postural dan fisioterapi
Posisi tubuh diatur sedemikian rupa sehingga pus dapat keluar
dengan sendirinya (akibat gaya berat) atau dengan
bantuan fisioterapis
PENATALAKSANAAN
2. Penatalaksanaan Khusus

a. Bronkoskopi
• Mengetahui letak obstruksi
• Pengeluaran benda asing/pus
• Pelebaran striktur

b. Pembedahan

Indikasi : - kemoterapi gagal

- abses menahun

- kavitas dan produksi dahak tetap


ada dan gejala klinis masih ada setelah
terapi yang memadai selama 6 minggu

- adanya sisa jaringan parut yang luas


sehingga dapat mengganggu faal paru.
PENCEGAHAN
 Perhatian khusus
kebersihan mulut jelek
kolonisasi
penyakit periodontal

abses infeksi aspirasi

 Setiap infeksi akut –> aspirasi :


segera Tx. sebaik mungkin

 Hindari anestesi umum :


tonsilektomi, cabut abses gigi,
operasi sinus paranasal
PROGNOSIS
Tergantung : KU, letak, luas kerusakan, respon
pengobatan
 Angka mortalitas anaerob : < 10 %
 Era antibiotik : kesembuhan  90-95 %
 Tx. Waktu lama : kekambuhan rendah
 Prognosis jelek :
- kavitas > 6 cm
- penyakit dasar berat
- imunokompromis
- sangat tua
- empiema
- nekrosis paru progresif
- lesi obstruktif
- stafilokokus aureus & Gram –ve
- belum Tx. Abses waktu lama
Angka mortalitas : 75% & kekambuhan ↑
Makacih Yaaa…. ^^
Lung abscess
Is a localized area of infected parenchyma, with
necrosis and suppuration

Etiology

A lung abscess may occur due to :


- Aspiration of infected material

(e.g., in alcoholism, unconscious patients)


- Complications of pneumonia

- Infection of cavities in bronchiectasis or TB

- Bronchial obstructions

(e.g., tumors of foreign body)


- Pulmonary infraction
Lung abscess
Clinical features
- Onset may be acute or insidious, depending
on the cause of the abscess. Acute symptoms
include malaise, anorexia, fever, and a
productive cough. Copious foul smelling
sputum is present, caused by the growth of
anaerobic organisms.
- In large abscess there may be dullness to
percussion. Pallor is common, caused by
anemia. Clubbing is a late sign.

Complications
Abscess can heal completely leaving a small
fibrous scar. Complications include empyema,
bronchopleural fistula, pyopneumothorax,
pneumatoceles, hemorrhage caused by
erosion of a bronchial or pulmonary artery,
meningitis, and cerebral abscess.
Tests
• Diagnosis must exclude necrosis in a
malignant tumor or cavitations caused by
tuberculosis; bronchosopy may be indicated
to sample cells or exclude an construction.
Chest radiography shows a walled cavity with
fluid level
• Sputum culture may indentify a causative
organism
• Blood culture and complete blood count show
that the patient is often anemic with high
erythrocyte sedimentation rate. Patient
usually have mild to moderate leukocytosis.
Treatment
Follow disease carefully with regular chest
radiographs and sputum collections.
Resolution of disease is prompt after
institution of appropriate antibiotics. Postural
drainage should be used. Surgery is not
usually indicated.
• PATOGENESIS
Infeksi akan mudah timbul bila ada faktor
predisposisi, seperti :
1.Adanya sumber infeksi saluran napas : mulut,
tumor laring, bronkiektasis, dan tumor paru
2.Daya tahan saluran napas menurun : gangguan
paralisis laring, kesadaran menurun, akalasia,
karsinoma esofagus, dan gangguan ekspektorasi
3.Obstruksi mekanik saluran napas : aspirasi
bekuan darah, pus, gigi, muntahan, tumor bronkus

Gravity dependent segmen


 bahan yang terisap akan masuk ke dalam paru
yang letaknya lebih rendah

Proses dimulai sebagai suatu pneumonia dan bila


tidak mendapat pengobatan yang memadai, maka
proses akan berkembang menjadi “necrotizing
pneumonia” atau abses paru.

• Kavitas yang terjadi akibat nekrosis jaringan,


dikelilingi dinding tebal dan radang paru
sekitarnya.

Você também pode gostar

  • PENDAHULUAN
    PENDAHULUAN
    Documento18 páginas
    PENDAHULUAN
    marlissa lisa
    Ainda não há avaliações
  • Koma
    Koma
    Documento4 páginas
    Koma
    marlissa lisa
    Ainda não há avaliações
  • Juga Bermanfaat
    Juga Bermanfaat
    Documento1 página
    Juga Bermanfaat
    marlissa lisa
    Ainda não há avaliações
  • Case-Saraf Lisa
    Case-Saraf Lisa
    Documento11 páginas
    Case-Saraf Lisa
    marlissa lisa
    Ainda não há avaliações
  • Ass Ala Mu
    Ass Ala Mu
    Documento1 página
    Ass Ala Mu
    marlissa lisa
    Ainda não há avaliações