Você está na página 1de 55

OLEH: Andri Arieska Wicaksana Irma Selekta Vera Dimas Anandita Wigid Prita Narindra Yaniar Uzlifatin Rusannah

Bt. Abu Samah Pembimbing : dr. Happy Indah Hapsari, Sp.KJ

Gangguan Neurosa
Batasan Gangguan mental dengan gejala yang tidak mempunyai dasar organik.

Penderita cukup memiliki insight, Daya realitas tidak terganggu, Perilaku dapat sangat terganggu (masih dalam batas norma sosial dan kepribadiannya tetap utuh)

Perbedaan psikosa & neurosa


FAKTOR NEUROSA Dekompensasi kepribadian ringan Kontak dengan kenyataan Fungsi sosial terganggu PSIKOSA Dekompensasi kepribadian hebat Kontak kenyataan sangat terganggu Tidak dapat berfungsi sosial PERILAKU UMUM

GEJALA

ORIENTASI

Gejala psikologik dan somatik bervariasi luas Kesadaran normal Halusinasi (-) Afek emosi cemas, tidak dangkal Gangguan perilaku (-) Jarang kehilangan orientasi terhadap lingkungan Penderita sering masih memahami bahwa ia terganggu Jarang membahayakan diri sendiri dan lingkungannya Jarang MRS

Gejala bervariasi luas Kesadaran berubah Waham/ halusinasi (+) Afek emosi dangkal Gangguan perilaku hebat Sering kehilangan orientasi terhadap lingkungan Jarang memahami bahwa ia terganggu

INSIGHT

ASPEK SOSIAL

Sering membahayakan diri sendiri dan lingkungannya Biasanya MRS

PENGOBATAN

Gangguan Anxietas
Gangguan anxietas Fobik
- Agorafobia - Fobia sosial - Fobia khas(terisolasi) - Gangguan anxietas fobik lainnya

Gangguan anxietas lainnya


- Gangguan panik - Gangguan anxietas menyeluruh - Gangguan campuran anxietas dan depresif - Gangguan anxietas campuran lainnya - Gangguan anxietas lainnya

Patogenesis
stressor kecemasan tidak sadar MPE represi tidak efektif MPE lain (konversi, salah pindah, regresi) Gx sesuai MPE yang menonjol.

Diagnosis
Anamnesis : - menggali sumber-sumber stress - mencari mekanisme pembelaan yang dipakai - mengetahui dasar kepribadian Pemeriksaan psikiatrik alau perlu kunjungan rumah & tempat kerja Pemeriksaan interne & neurologik riteria diagnosis sesuai PPDGJ-III

Gangguan fobik

Gangguan fobik
Definisi Gangguan neurotik gejala ketakutan menonjol, menetap, tidak rasional terhadap suatu obyek Aktivitas/situasi tertentu ingin dihindari Rasa takut diketahui individu sebagai sesuatu yang berlebihan & tidak masuk akal. Patogenesis MPE yang dipakai adalah salah pindah

Gejala Klinis
a. Agorafobia
Gejala utama: 1.Ketakutan irrasional bila menghadapi keadaan yang berbeda dari situasi keluarga di rumah. 2.Gejala fobia timbul setelah suatu fase permulaan serangan panik perasaan tak berdaya terhadap sesuatu yang belum terjadi di tempat yang jauh dari rumah. 3.Misal: gerombolan orang, tempat sempit & tertutup, terowongan. Gejala penyerta: 1.Merengek-rengek, menuntut, manipulatif, perilaku kekanakkanakan. 2.Kecenderungan obsesi

b. Fobia sosial Gejala utama: 1. Takut pada situasi terpapar sesuatu yang tertutup/asing. 2. Kecemasan terhadap sesuatu yang belum terjadi sangat jelas, bila butuh/harus memasuki situasi tsb. 3. Kecemasan tingkah laku menonjol & memalukan di depan umum.

Gejala penyerta: 1. Px sadar rasa takut thd orang lain/menunjukkan gx kecemasan terhadap fobia. 2. Kecemasan dapat dikendalikan dengan perilaku tertentu. 3. Kecemasan umum yang tidak terpusat sering terjadi.

Kriteria Diagnostik (ppDGJ III)


a. Agorafobia
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti: 1. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul merupakan manifestasi primer dari anxietas - bukan sekunder gejala lain ex.waham, pikiran obsesif. 2. Anxietas yang timbul harus terbatas pada min. 2 dari situasi : banyak orang, tempat umum, bepergian keluar rumah, bepergian sendiri. 3. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gejala menonjol (px menjadi house bound)

b. Fobia Sosial
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti: 1. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietas - bukan sekunder dari gejala lain ex.waham,pikiran obsesif. 2. Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu. 3. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gejala menonjol. * Bila terlalu sulit membedakan antara fobia sosial dengan agorafobia diutamakan dx agorafobia.

Diagnosa Banding
Skizofrenia Depresi berat Gangguan obsesif kompulsif Gangguan kepribadian paranoid Gangguan kepribadian menghindar

Penyulit
Kompulsi/obsesi Panik

Penatalaksanaan
Psikoterapi: - Psikoterapi suportif - Psikoterapi yang berorientasi dinamik - Psikoanalisis - Terapi perilaku Somatoterapi: - Anti depresi - Anti anxietas

Gangguan anxietas menyeluruh

Definisi
Gangguan neurotik dengan gejala menonjol kecemasan menyeluruh & menetap yang timbul karena kesalahan penyesuaian diri secara emosional terhadap suatu stress.

Patogenesis
Mekanisme pembelaan yang dipakai hanya represi tidak efektif

Gejala Klinis
Ketegangan motorik Gemetar,tegang,nyeri otot, mudah kaget, kening berkerut,dll. Hiperaktivitas saraf autonomik Berkeringat, berdebar-debar, rasa dingin, pusing, kesemutan, mual, dll Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang Kewaspadaan berlebihan Perhatian mudah teralih, sukar konsentrasi, sukar tidur, iritabel, tidak sabar.

Kriteria Diagnostik
Px harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk bbrp minggu s/d bbrp bulan, tidak terbatas/menonjol pada situasi khusus. Gejala tsb mencakup unsur Kecemasan, ketegangan motorik, overaktivitas otonomik.

Anak-anak Terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan, keluhan somatik berulang menonjol. Adanya gejala lain yang sifatnya sementara (untuk bbrp hari), khususnya depresi tidak membatalkan diagnosis utama, selama tidak memenuhi kriteria lengkap episode depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan panik, atau gangguan obsesif kompulsif.

Diagnosa Banding
Gangguan Psikiatrik yang lain : - Depresi beragitasi - Permulaan skizofrenia - Gangguan penyesuaian dengan kecemasan Penyakit fisik : - PJK - Hipertiroid - Pheocromocytoma - GMO

Penyulit
Kecemasan hebat panik agresif sendiri & lingkungan. Hendaya fungsi sosial & pekerjaan membahayakan diri

Penatalaksanaan
Psikoterapi insight & suportif Somatoterapi : Tranquilizer Manipulasi lingkungan

GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

Obsesif Pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang mengganggu (intrusif) kecemasan Kompulsif Pikiran, perilaku yang disadari, dibakukan dan rekuren kecemasan Gangguan Ketidakberdayaan menghabiskan waktu & mengganggu rutinitas, pekerjaan, aktivitas sosial, dll

Epidemiologi
Prevalensi : 2 10% Dewasa = Remaja > Onset usia 20 tahun, Belum menikah >

< 25 tahun

Etiologi
Faktor biologis o Neurotransmiter (serotonin) o genetik Faktor perilaku o Obsesi: stimuli yang dibiasakan kecemasan o Perilaku kompulsi/ritualistik untuk menurunkan kecemasan Faktor psikososial o Faktor kepribadian o Faktor psikodinamika

Faktor psikodinamika 3 mekanisme pertahanan psikologis (Sigmund Freud) 1. Isolasi : melindungi seseorang dari afek & impuls yang mencetuskan kecemasan afek dan impuls dikeluarkan dari kesadaran 2. Meruntuhkan (undoing) : ancaman terus menerus menenangkan kecemasan tindakan kompulsif 3. Pembentukan reaksi : pola perilaku yg scr sadar dialami yg jelas berlawanan dgn impuls dasar

Gambaran klinis
Gejala obsesif (PPDGJ III) a. Harus disadari sebagai pikiran/impuls diri sendiri b. Sedikitnya ada satu pikiran/tindakan yg tidak berhasil dilawan oleh penderita c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan hal yg memberi kepuasan/kesenangan d. Gagasan,bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yg tidak menyenangkan

diagnosis
Kompulsi (DSM-IV)
1. Perilaku (misalnya, mencuci tangan, mengerutkan, memeriksa) / tindakan mental (mis, berdoa, menghitung, mengulangi kata dalam hati) yang berulang dirasakan mendorong untuk melakukannya sebagai respon terhadap suatu obsesi / aturan yang harus dipatuhi secara kaku 2. Perilaku atau tindakan mental yang ditujukan untuk mencegah / penderitaan/ mencegah tindakan yang menakutkan ; tetapi perilaku tersebut tidak dihubungkan dengan cara realistik

Menyadari obsesi & kompulsi berlibihan dan tidak beralasan Menyebabkan penderitaan yang jelas ; menghabiskan waktu ; mengganggu rutinitas normal; pekerjaan atau hub sosial

Prognosis
20-30% depresi berat, bunuh diri Buruk
onset anak-anak, mengalah pada kompulsi, kompulsi yang aneh, waham, overvalued, gangguan kepribadian

Baik
penyesuaian sosial & pekerjaan baik, pencetus +, gejala episodik

terapi

Farmakoterapi : clomiperamin Terapi perilaku Psikoterapi Terapi lain : terapi keluarga, terapi kelompok, ECT, psycosurgery

Reaksi terhadap stres berat & gangguan penyesuaian

Reaksi stres akut Gangguan stres pasca trauma Gangguan penyesuaian FAKTOR PENCETUS (PPDGJ III) Stress kehidupan yang luar biasa reaksi stres akut Perubahan penting dalam kehidupan menimbulkan situasi tak nyaman yang berkelanjutan gangguan penyesuaian

REAKSI STRES AKUT


(PPDGJ III) Harus ada kaitan waktu kejadian antara stresor dengan onset gejala beberapa menit / segera setelah kejadian Gejala: o Gx campuran / berubah-ubah : terpaku, depresi, anxietas, kemarahan, kecewa, overeaktif,penarikan diri o Kasus dapat dialihkan gx mereda setelah 2448 jam

Gangguan stres pasca trauma


Diagnosis ditegakkan timbul dalam waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik Harus didapatkan bayang-bayang / mimpi dari kejadian traumatik yang berulang Gangguan otonomik, afek & tingkah laku

Gangguan penyesuaian
Onset 1 bln setelah kejadian stressfull Manifestasi tidak khas afek depresif, anxietas, ggn tingkah laku, disabilitas Diagnosis tgt evaluasi hub:
Bentuk,isi,beratnya gejala Riwayat sebelumnya & corak kepribadian Kejadian, situasi yang stresfull / krisis kehidupan

Bukti bahwa gangguan tsb tidak akan terjadi jika tidak mengalami hal tsb

GANGGUAN DISOSIATIF

Gejala utama :
Kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali kesadaran) antara ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan penginderaan segera serta kontrol terhadap gerakan tubuh berlangsung dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam.

Pedoman Diagnosa :
1. Gambaran klinis sesuai gejala utama 2. Tidak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala-gejala tersebut 3. Bukti adanya penyebap psikologis dalam bentuk kurun waktu yang jelas dengan problem dan kejadian-kejadian yang stressful ataupun hubungan interpersonal yang terganggu

Klasifikasi
1. 2. 3. 4. 5. Amnesia Dissosiatif Fugue Dissosiatif Stupor Dissosiatif Gangguan trans/kesurupan Gangguan dissosiatif dari gerakan dan penginderaan
a) b) c) d) e) Gangguan motorik Dissosiatif Konvulsi Dissosiatif Anestesia dan kehilangan sensorik Dissosiatif Gangguan Dissosiatif campuran Gangguan Dissosiatif lainnya  Sindrom ganser  Gangguan kepribadian multipel  Gangguan Dissosiatif sementara masa kanak dn remaja  Gangguan Dissosiatif lainnya ydt

Amnesia Disosiatif
Gejala utama :
Hilang daya ingat biasanya mengenai kejadian penting yang baru terjadi (selektif) - bukan disebabkan GMO dan terlalu luas untuk dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atau atas dasar kelelahan Diagnosa pasti : 1. Amnesia total atau parsial mengenai kejadian yang stressful atau traumatik yang baru terjadi 2. Tidak ada GMO, intoksikasi atau kelelahan berlebihan Diagnosa banding : GMO Pingsan disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol dan obatobatan malingering

Fugue Disosiatif
Diagnosa : 1. Ciri-ciri amnesia dissosiatif 2. Dengan sengaja melakukan perjalanan tertentu melampaui jarak yang biasa dilakukan sehari-hari 3. Tetap mempertahankan kemampuan mengurus diri yang mendasar dan melakukan interaksi sosial sederhana dengan orang yang belum dikenalnya Diagnosa banding : Postical Fugue yang terjadi pasca serangan epilepsi

Stupor Disosiatif
Diagnosa : 1. Stupor (berkurang/hilangnya gerakan-gerakan volunter dan respon normal terhadap rangsang dari luar) 2. Tidak ditemukan gangguan fisik atau psikiatrik lain yang dapat menjelaskan keadaan tersebut 3. Adanya problem/kejadian yang penuh stres Diagnosa banding : Stupor katatonik Stupor depresif/stupor manik

Gangguan Trans / Kesurupan


Gangguan kehilangan sementara aspek penghayatan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya(individu merasa seperti dikuasai kepribadian lain) bersifat involunter dan bukan aktivitas biasa dan bukan kegiatan keagamaan ataupun budaya Bukan bagian keadaan skizofrenik atau psikosis akut disertai halusinasi dan waham Tidak ada penyebab organik

Gangguan Motorik Disosiatif


Kehilangan kemampuan menggerakkan seluruh/sebagian anggota gerak dengan manifestasi gerakan lemah dan lambat, ataksia yang menghasilkan cara jalan yang aneh/tidak mampu berdiri, termasuk juga afonia psikogenik dan disfonia psikogenik

Konvulsi Disosiatif
Menyerupai kejang epilepsi tetapi tanpa/jarang disertai lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat serangan,ngompol dan kehilangan kesadaran tetapi diganti dengan stupor atau trans.

Perbedaan Kejang Epilepsi & Kejang Konversi Histerik


KEJANG EPILEPSI Tempat serangan Lama serangan Selama serangan kesadaran RP R. cahaya Ekstremitas Inkontinensia Keluar buih kejang Sesudah serangan Kesadaran amnesia Penyebab Sembarang tempat 2 menit Epileptic cry, tidak sadar Positif Negatif Ekstensi Positif Sering Tonik, lalu klonik Tidur total Gangg. Fungsi otak KEJANG KONVERSI Ada orang lain 5 15 menit / > lama Sadar Negatif Positif Fleksi Negatif Tidak Opistotonus,diam Pulih, pelan-pelan sebagian Stres psikologik

Anestesia & Kehilangan Sensorik Disosiatif


Gejala anestesi pada kulit dengan batas tegas, dapat pula terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan pada berbagai jenis modalitas penginderaan yang tidak mungkin disebabkan oleh kerusakan neurologis Hilangnya penglihatan jarang bersifat total (kabur,tunnel vision) tuli dissosiatif dan anosmia jarang

GANGGUAN SOMATOFORM

Gejala Utama
Adanya keluhan gejala fisik yang berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik meskipun telah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan telah dijelaskan bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya. Penderita menolak dan menyangkal untuk membahas kemungkinan kaitan keluhan fisiknya dengan problem yang sedang dihadapi dan sering terlihat perilaku meminta perhatian berlebihan

Pedoman Diagnosa
1. Adanya banyak keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun Tidak mau menerima nasehat/penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga yang berhubungan dengan sifat keluhannya dan dampak perilakunya

2.

3.

Diagnosa banding :
Waham hipokondrik Gangguan afektif (depresif) dan anxietas

Kalsifikasi :
1. Gangguan somatoform tak terinci 2. Gangguan hipokondrik 3. Disfungsi otonomik somatoform 4. Gangguan nyeri somatoform menetap 5. Gangguan somatoform lainnya

Gangguan Somatoform Tak Terinci


Keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi kurang menonjol dan berlangsung singkat (kurang dari 2 tahun) Kemungkinan ada atau tidak faktor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya

Gangguan Nyeri Somatoform Menetap


Pedoman diagnosa :
1. Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan fisik 2. Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya konflik emosional atau problem psikososial yang cukup jelas untuk dapat dijadiakn alasan dalam mempengaruhi gangguan tersebut 3. Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan baik personal maupun medis untuk yang bersangkutan

Você também pode gostar