Você está na página 1de 16

ACUTE KIDNEY INJURY

STEVIYANI Pembimbing : Dr. Didiet P Sp.PD

DEFINISI

EPIDEMIOLOGI
Rata rata 1 % pasien di rumah sakit menderita GGA ketika masuk dan diperkirakan insiden terjadinya GGA berkisar 2 5% selama perawatan di RS. Dan berkisar 95% konsultasi dengan para ahli ginjal (nephrologist) berkaitan dengan GGA ini. Tingkat kematiannya diperkirakan bervariasi dari 25 90%. Di rumah sakit, antara 40 50%. Dan yang berada dalam perawatan intensif RS berkisar 70 80%

ETIOLOGI

PATOGENESIS PRE RENAL

PATOGENESIS RENAL

PATOGENESIS POST RENAL

Klasifikasi
Kriteria LFG Risk Injury Failure serum kreatinin 1,5 kali serum kreatinin 2 kali serum kreatinin 3 kali atau kreatinin 335 Qmol/l Kriteria jumlah urin <0,5 ml/kg/jam selama 6 jam <0,5 ml/kg/jam selama 12 jam <0,5 ml/kg/jam selama 24 jam atau anuria selama 12 jam

Loss ESRD

GGA persisten, Kerusakan total fungsi ginjal selama > 4 mgg Gagal ginjal terminal > 3 bulan

DIAGNOSIS
Anamnesis

Pem.fisik

AKI
Laboratrium

USG, CT-scan, Biopsi

ANAMNESIS Mencari penyebab gagal ginjal akut (Rw kencing batu, Rw pemakaian obat,dll)

PEMERIKSAAN FISIK - Status volume sirkulasi (tek. V.Jugular rendah, hipotensi) -Tanda-tanda obstruksi - Tanda-tanda penyakit sistemik

LABORATRIUM -pem. Fungsi ginjal (ureum &creatinin) - urinalisis

PENATALAKSANAAN
Tujuan Pengobatan
Mencegah terjadinya kerusakan ginjal

Mempertahankan homeostasis

Melakukan resusitasi

Mencegah komplikasi Mempertahankan pasien tetap hidup, sampai faal ginjal sembuh secara spontan

GGA PRARENAL Penatalaksanaan


1. Istirahat (jml cairan dibatasi) 2. Diet 3. Medikamentosa: furosemid 4. Dialisis : - hemodialisis - peritoneal dialisis

GGA RENAL
1. Istirahat 2. Diet: Jml cairan: 500 ml + urine+insensible loss Keseimbangan elektrolit: Na 500mg/hr, hindari K Kadar fosfat dibatasi Kalori 2000-3000 kal, KH min 200gr/hr Protein 0,30,5gr/kgbb/hr Vitamin B kompleks 3. Medikamentosa: Ab bila ada infeksi, furosemid dosis tinggi 4. Dialisis ( bila terjadi sindrom uremia 5. Operasi transplantasi ginjal

GGA POSTRENAL 1. Istirahat 2. Diet : masukan cairan diatur 3. Operasi mengatasi obstruksi 4. Dialisis

HEMODIALISIS

VS

PERITONEAL DIALISIS

HD

VS

PD

Keunggulan Keunggulan Dilakukan dalam waktu lebih singkat dalam Kimia darah lebih stabil Lebih efisien terhadap pengeluaran zatzatHematocrite lebih tinggi zat BM rendah Pengendalian tekanan darah lebih Terjadi sosialisasi di senter dialisis mudah Cairan dialisat sebagai sumber nutrisi, nutrisi, pada penderita DM, insulin bisa Kelemahan diberikan intraperitoneal Membutuhkan heparin Membutuhkan vascular access Kelemahan Gangguan hemodinamik Peritonitis Pengendalian tekanan darah yang lebih Obesitas sulit Hiperglikemi Dibutuhkan disiplin diet dan jadwal Malnutrisi / protein loss pengobatan yang teratur Hernia Back pain
HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH Gagal Ginjal Akut dan Kronik

KOMPLIKASI Kelebihan volume intravaskular Hiponatremia Hiperkalemia

PENGOBATAN Batasi garam (1-2 g/hr) dan air (<1L/hr) Furosemid, ultrafiltrasi atau dialisis Batasi asupan air ( < 1 L/hari) ; hindari infus larutan hipotonik Batasi asupan diet K (<40 mmol/hari);hindari diuretik hemat kalium Pottasium-binding ion exchange resins Glukosa (50ml dextrosa 50%) , insulin (10 unit) Natrium bikarbonat ( 50 100 mmol) Agonis 2 (salbutamol, 10-20 mg inhalasi atau 0,5 1 mg iv) Kalsium glukonat (10 ml larutan 10% dalam 2-5 menit) Natrium bikarbonat (upayakan bikarbonat serum>15mmol/L, pH>7,2) Batasi asupan diet fosfat ( < 800 mg/hari ) Obat pengikat fosfat (Kalsium asetat, Kalsium karbonat) Kalsium karbonat ; kalsium glukonat ( 10-20 ml larutan 10% ) Batasi asupan protein diet ( 0,8 1 gr/kgBB/hari) jika tidak dlm kondisi katabolik Karbohidrat ( 100 gr/hari ) Nutrisi enternal atau parenteral, jika perjalanan klinik lama / katabolik

Asidosis Metabolik Hiperfosfatemia Hipokalsemia Nutrisi

Você também pode gostar