Você está na página 1de 61

METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

(PDB)

BAGIAN I
PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)

PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Keynesian Models Y=C+G+I+

S + (X - I)

NTBi = Kons. Rt + Kons. Pem. + PMTB + Perubahan Stok + (Ekspor Impor)

PDB Sektoral = PDB Penggunaan

UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PENGHITUNGAN PDB


A. Output (Nilai Produksi) Output adalah nilai barang atau yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada 3 (tiga) macam yaitu: i. Output utama (output utama produksi), ii. Output sampingan, bukan tujuan utama produksi, dan iii. Output ikutan, output yang terjadi bersamasama/tak dapat dihindarkan dengan output utamanya.

B. Biaya Antara
Biaya antara adalah barang-barang dan jasa tidak tahun lama yang digunakan/habis dalam proses produksi.

UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PENGHITUNGAN PDB


C. Nilai Tambah c.1 Nilai Tambah Bruto (NTB) Output - Biaya Antara yang merupakan produk dari proses produksi. Produk ini terdiri atas : a. Pendapatan faktor yang terdiri dari : - Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah - Bunga sebagai jasa modal, dan - Keuntungan sebagai balas jasa kewirswasta b. Penyusutan barang modal yang dipakai untuk produksi c. Pajak tidak langsung neto, yakni pajak langsung dikurangi subsidi c.2. Nilai Tambah Neto (NTN). NTN = NTB - Penyusutan.

PDB dapat dinyatakan sebagai :


a. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (PDB adhb). nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. b. PDB Atas Dasar Harga Konstan (PDB adhk). nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun (tahun dasar) tertentu sebagai dasar dalam hal ini tahun 1993.

METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB adhb)


Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu : 1. Pendekatan produksi. 2. Pendekatan pendapatan. 3. Pendekatan pengeluaran.

METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB adhb)


1. Menurut Pendekatan Produksi.

Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing total nilai produksi (output) tiaptiap sektor atau subsektor. Output NTBb,t
NTBb,t
b,t

Atau

= Produksit x Hargat = Outputb,t Biaya Antarab,t


= Outputb,t x Rasio NTBo

Dimana : Output b,t = Ouput/nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku tahun t NTBb,t =Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke t Produksit = Kuantum produksi tahun ke t Hargat = Harga produksi tahun ke t Rasio NTB = Perbandingan NTB terhadap Output (NTB/Ouput) Rasio NTBo = Rasio NTB pada tahun dasar (o)

METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB adhb)


2. Menurut Pendekatan Pendapatan.

PDB Merupakan balas jasa yang diterima oleh faktorfaktor produksi.


PDB = Upah & Gaji + Surplus Usaha + Penyusutan + Pajak Tak Langsung Neto. 3. Menurut Pendekatan Pengeluaran. PDB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir. PDB = Konsumsi rumahtangga + Konsumsi Pemerintah + PMTB + Perubahan stok + (Ekspor - Impor).

METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)


Ada tiga metode yang dapat digunakan, yaitu : 1. Revaluasi 2. Ekstrapolasi. 3. Deflasi.

METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)


1. Revaluasi yaitu perkalian kuantum produksi tahun yang berjalan dengan harga tahun dasar (tahun 1993) , menghasilkan langsung PDB adhk. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut : Output NTB k,t
k,t

= Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo

2. Ekstrapolasi yaitu dengan cara mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut : Output NTB k,t
k,t

= Output k,o x (IKPt/100) = Output k,t x Rasio NTBo

METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)


3. Deflasi yaitu dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut : Output NTB k,t
k,t

= Outputb,t /(IHt /100) = Output k,t x Rasio NTBo

BAGIAN II
KEGUNAAN STATISTIK PENDAPATAN NASIONAL

Manfaat yang dapat diperoleh dari data PDB antara lain adalah :
1. PDB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. 2. PNB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara. 3. PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.

4. Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.

5. PDB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri. 6. Distribusi PDB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi. 7. PDB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri. 8. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per kepala atau per satu orang penduduk. 9. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

BAGIAN III
RUANG LINGKUP, SUMBER DATA DAN METODE PENGHITUNGAN PDB MENURUT LAPANGAN USAHA

1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN


1.1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan 1.2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan 1.3. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.4. Sub Sektor Kehutanan 1.5. Sub Sektor Perikanan Jasa Pertanian

1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN


Secara umum metode penghitungan output dan NTB sama yaitu : NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= Produksit x Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:


Output NTB k,t
k,t

= Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo

Khusus untuk sub sektor peternakan, penghitungan produksinya Produksi = Selisih Polpulasi + Pemotongan + (ekspor - impor)

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Sub Sektor Pertambangan Migas 2.2. Sub Sektor Pertambangan Non Migas
Metode penghitungan output dan NTB sama yaitu :

NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:


Output NTBb,t
b,t

= Produksit x Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTB k,t


k,t

= Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.3. Sub Sektor Penggalian
Metode penghitungan output dan NTB yaitu : NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output k,t NTB k,t = Output = Output
k,o
k,t

x (Indeks sektor bangunant/100) x Rasio NTBo

NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:


Output NTB b,t
b,t

= Output = Output

k,o b,t

x (Indeks HPB penggaliant/100) x Rasio NTBo

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.3. Sub Sektor Penggalian
Khusus output dan NTB komoditi garam kasar yaitu : NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output k,t NTB k,t = Output = Output
k,o
k,t

x (Indeks jumlah pendudukt/100) x Rasio NTBo

NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:


Output NTB b,t
b,t

= Output = Output

k,o b,t

x (Indeks HPB garamt/100) x Rasio NTBo

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN


3.1. Sub Sektor Industri Pengolahan Migas
Metode penghitungan output dan NTB yaitu :
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= Produksit x Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:

Output NTB k,t

k,t

= Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN


3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Terbagi menurut kegiatan utama yang disajikan dalam 2 digit Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) :
a. b. c. industri makanan, minuman dan tembakau (31), industri tekstil, pakaian jadi dan kulit (32), industri kayu, bambu, rotan dan perabot rumahtangga (33), d. industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan (34), e. industri kimia dan barang dari bahan kimia, batubara, karet dan plastik (35), f. industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batubara (36), g. industri logam dasar (37), h. industri barang dari logam, mesin dan peralatannya (38),

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN


3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Masing-masing industri pengolahan tanpa migas tersebut
terbagi menurut jumlah tenaga kerjanya yaitu a). industri pengolahan tanpa migas besar sedang (tenaga kerja > 20 orang), b). industri pengolahan tanpa migas kecil (tenaga kerja 5 19 orang) dan c). industri pengolahan tanpa migas kerajinan

rumah tangga (tenaga kerja kurang dari 5).

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN


3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Industri Besar Sedang (per 3 Digit KLUI)
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:

Output k,t NTB k,t

= Output = Output

k,o
k,t

x (IPt/100) x Rasio NTBo

NTB adhb diperoleh dengan menginflate yaitu: Output NTB b,t


b,t

= Output = Output

k,o b,t

x (IHPBt/100) x Rasio NTBo

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN


3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR) (per 3 Digit KLUI)
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= TKt x Output per TKt = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output k,t = TKt x Output per TKo NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo

4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH


4.1. Sub Sektor Listrik
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= KWHt x Hargat = Outputb,t - Biaya Antara

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTBk,t


k,t

= KWHt x Hargao = Outputk,t x Rasio NTBo

4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH


4.2. Sub Sektor G a s
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= Kuantum Gast x Hargat = Outputb,t x Rasio NTB

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTBk,t


k,t

= Kuantum Gast x Hargao = Outputk,t x Rasio NTBo

4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH


4.3. Sub Sektor Air Bersih
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= Kuantum Air Bersiht x Hargao = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTBb,t


b,t

= Kuantum Air Bersiht x Hargat = Outputb,t x Rasio NTB

5. B A N G U N A N
NTB adhK menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu:

Output NTB k,t

k,t

= Outputk,o x (IP bahan bangunant/100) = Output k,t x Rasio NTBo

NTB adhb menggunakan menginflate yaitu:


Output b,t = Output k,t x (IHPBt/100) NTB b,t = Output b,t x Rasio NTBt

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN


6.1. Sub Sektor Perdagangan
a. Menghitung output sektoral (adhb maupun adhk) untuk sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor. b. Menghitung output (adhb dan adhk) sebsektor perdagangan dengan mengalikan output sektoral dengan rasio margin perdagangan dan rasio barang yang diperdagangkan. c. Menghitung NTB (adhb dan adhk) subsektor perdagangan dengan mengalikan total output sektoral dengan rasio NTBnya. d. Menjumlahkan nilai tambah bruto yang diperoleh dengan pajak penjualan dan bea masuk barang impor

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN


6.2. Sub Sektor Hotel
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= Jumlah malam kamart x rata-rata tarif perkamart = Outputb,t x Rasio NTB

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:

Output
NTBk,t

k,t

= Outputk,t x Indeks jumlah malam kamart = Outputk,t x Rasio NTBo

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN


6.3. Sub Sektor Restoran
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= Produksit x Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output NTB k,t


k,t

= Outputb,t / (IHK Makanan Jadit/100) = Output k,t x Rasio NTBo

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Sub Sektor Pengangkutan
Atas dasar harga berlaku Jenis Angkutan Metode a. Rel Pendapatan Indikator Produksi Indikator Harga Metode Ekstrapolasi Indeks - Jumlah penumpang - Jumlah barang Jumlah kendaraan Atas dasar harga konstan

b. Jalan raya

Produksi

Jumlah kendaraan wajib uji - Jumlah penumpang - Jumlah barang

Rata-rata output per kendaraan

Ekstrapolasi

c. Laut

Produksi

- Rata-rata Output per penumpang -Rata-rata output per barang - Rata-rata output per pnpang - Rata-rata output per barang -Rata-rata output per kendaraan -

Esktrapolasi

Rata-rata tertimbang penumpang dan barang

d. Sungai, danau dan penyebr.

Produksi

- Jumlah penumpang - Jumlah barang - Jumlah kendaraan

Ekstrapolasi

Rata-rata tertimbang penumpang dan barang

e. Udara

Pendapatan

Esktrapolasi

Rata-rata tertimbang penumpang dan barang

7.2. Sub Komunikasi


NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara
b,t

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output k,t = Outputb,t / (IHK Komunikasit/100) NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN


8.1. Sub Sektor Bank
NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu:
Output b,t = NTBb,t + Biaya Antara NTBb,t = Upah & gaji + Surplus Usaha + Pajak Tak Langsung Neto + Penyusutan

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:


NTBk,t = Upah & gajit / (IHK Umum (93=100)t/100) + (SU + PTLN + Pst) /(I. Implisit PDB Tanpa Bankt / 100)

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN


8.2. Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Atas dasar harga berlaku Kegiatan Metode Indikator Produksi Indikator Harga Metode Indeks Atas dasar harga konstan

a. Asuransi

Pendapatan

Ekstrapolasi

Jumlah peserta/ nasabah

b.Dana pensiun

Pendapatan

Deflasi

IHK Umum

c. Pegadaian

Pendapatan

Ekstrapolasi

Jumlah Nasabah

d. Lembaga pembiayaan

Pendapatan

Ekstrapolasi

Jumlah Perusahaan

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN


8.3. Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara
b,t

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output k,t = Outputb,t / (IHPB Umumt/100) NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN


8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan Sewa Bangunan Tempat Tinggal
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Outputb,t = Konsumsi perkapita rt untuk sewab,t x penduduk pertengahan tahunt NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:


Output NTB k,t
k,t

= Outputb,t / (IHK Biaya Tempat Tinggalt/100) = Output k,t x Rasio NTBo

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN


8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan Sewa Bangunan Bukan Tempat Tinggal
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x Rata-rata tarif sewa per m2t NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:


Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x Rata-rata tarif sewa per m2o NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN


8.5. Sub Sektor Jasa Perusahan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output NTBb,t
b,t

= Indikator Produksit x Indikator Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:


Output NTBk,t
k,t

= Outputk,t x Indeks indikator produksit = Outputk,t x Rasio NTBo

9. JASA-JASA
9.1. Sub Sektor Jasa Pemerintahaan Umum
NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu:
NTBb,t = Belanja Pegawai (Belanja Rutin)t + Belanja Pegawai (Belanja Pembangunan)t + Penyusutant Biaya Antara b,t = Belanja Barangt Output b,t = NTBb,t + Biaya Antarat

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:


NTBk,t = NTBk,o x (Indeks Jumlah Pegawait/100) BAk,t = BAb,t / (IHPB Tanpa Eksport /100) Output k,t = NTBk,t + BAk,t

9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta Jasa Sosial Kemasyarakatan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output NTBb,t
b,t

= Indikator Produksit x Indikator Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:


Output NTBk,t
k,t

= Outputk,t x Indeks indikator produksit = Outputk,t x Rasio NTBo

9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta Jasa Hiburan dan Rekreasi
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output NTBb,t
b,t

= Indikator Produksit x Indikator Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:


Output NTBk,t
k,t

= Outputk,t /(IHK rekreasi dan olah ragat /100) = Outputk,t x Rasio NTBo

9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t
b,t

= Jumlah TKt x Rata-rata output per TKt = Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output NTBk,t


k,t

= Outputk,t x Indeks indikator produksit = Outputk,t x Rasio NTBo

BAGIAN IV
RUANG LINGKUP, SUMBER DATA DAN METODE PENGHITUNGAN PDB MENURUT PENGGUNAAN

1. KONSUMSI RUMAH TANGGA


A. Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga
Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhb menggunakan pendekatan produksi :
Total konsumsi makanan penduduk = Rata-rata konsumsi makanan perkapita per bulan x 12 x Jumlah penduduk pertengahan tahunt Nilai konsumsi makanan rumah tanggab,t = Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/ harga ecerant

Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhk menggunakan metode revaluasi :
Nilai konsumsi makanan rumah tanggak,t = Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/ harga ecerano

1. KONSUMSI RUMAH TANGGA


B. Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga
Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhk menggunakan pendekatan revaluasi :
Konsumsi bukan makanan perkapita per bulan = Konsumsi perkapita per bulan / (IHK yang sesuai dengan pengeluaran jenis barang dan jasa yang dikonsumsi /100) Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t = Penduduk pertengahan tahun t x Konsumsi bukan makanan per kapita per bulan penduduko

Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhb dengan menginflate :
Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggab,t = Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t x (IHKt/100)

2. KONSUMSI PEMERINTAH
Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhb : Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t = Belanja Rutint + Pembangunant + Belanja Barangt + Penyusutant Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhk : Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t = {(Belanja Rutino + Pembangunano + Penyusutan o) x (Indeks Jumlah pegawait/100)} + {Belanja barangt / (IHPB tanpa eksport /100)}

3. PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO


Pembentukan modal tetap bruto dapat dibedakan atas : a. Pembentukan modal tetap dalam bentuk bangunan/konstruksi; b. pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapannya. Metode yang dipakai dalam penghitungan pembentukan modal tetap adalah pendekatan arus barang (commodity flow approach). Penghitungan ADHK Menggunakan Metode Ekstrapolasi (Produksinya masing-masing) dan Deflasi (IHPB Impor).

4. PERUBAHAN STOK

Perubahan Stok = Total PDB Menurut Lapangan Usaha Nilai Konsumsi Rumah Tangga

Nilai konsumsi Pemerintah


Nilai Pembentukan Modal tetap Bruto (Ekspor Impor)

5. EKSPOR DAN IMPOR


Ekspor dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara

penduduk Indonesia dengan penduduk


negara lain, yang meliputi ekspor dan impor barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi, komunikasi, pariwisata dan jasa lainnya.

Contoh Penyajian PDB


TABEL 1. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 (2) 101,01 55,56 168,18 7,83 46,68 99,58 38,53 54,36 55,96 627,70 578,04 1998 1999*) 2000**)

(3) (4) (5) 172,83 216,91 218,40 120,33 109,97 166,56 238,90 287,70 336,05 11,28 13,43 15,07 61,76 74,50 92,18 146,74 176,66 196,05 51,94 55,19 64,55 69,89 70,64 80,05 82,09 104,97 121,78 955,75 1.109,98 1.290,68 847,70 1.003,59 1.117,34

TABEL 2. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 (2) 64,47 38,54 107,63 5,48 35,35 73,52 31,78 35,54 37,93 430,25 398,68 1998 (3) 63,61 37,47 95,32 5,65 22,47 60,13 26,98 28,28 36,48 376,38 341,99 1999*) 2000**) (4) 65,34 36,57 98,95 6,11 22,29 60,20 26,77 26,15 37,18 379,56 345,73 (5) 66,43 37,42 105,09 6,65 23,79 63,62 29,28 27,37 38,01 397,67 363,86

TABEL 3. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal tetap Bruto 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa 6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa 7. PRODUK DOMESTIK BRUTO 8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri 9. PRODUK NASIONAL BRUTO 10. Dikurangi Pajak Tak Langsung 11. Dikurangi Penyusutan 12. PENDAPATAN NASIONAL *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) 2000**) (2) (3) (4) (5) 387,17 647,82 813,18 868,00 42,95 54,42 72,63 90,78 177,69 243,04 240,32 313,92 21,62 (82,72) (105,06) (83,32) 174,87 506,24 390,56 497,52 176,60 413,06 301,65 396,21 627,70 955,75 1.109,98 1.290,68 (18,36) (53,89) (78,90) (89,26) 609,34 901,86 1.031,08 1.201,43 37,83 6,48 17,95 (37,82) 31,38 47,79 55,50 64,53 540,13 847,59 957,63 1.174,71

TABEL 4. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal tetap Bruto 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa 6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa 7. PRODUK DOMESTIK BRUTO 8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri 9. PRODUK NASIONAL BRUTO 10. Dikurangi Pajak Tak Langsung 11. Dikurangi Penyusutan 12. PENDAPATAN NASIONAL *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) (2) (3) (4) 277,12 260,02 272,07 31,70 26,83 27,01 139,73 93,60 75,47 3,34 (6,39) (8,57) 121,16 134,71 92,12 139,80 132,40 78,55 433,25 376,37 379,56 (15,46) (27,97) (22,15) 417,78 348,41 357,41 26,10 1,86 6,11 21,66 18,82 18,98 370,02 327,73 332,32 2000**) (5) 281,96 28,77 88,98 (16,14) 106,92 92,82 397,67 (24,59) 373,07 (11,67) 19,88 364,86

MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG PERUBAHAN DAN PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI ANTAR PERIODE/WAKTU.

TABEL 5. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) 2000**) (2) (3) (4) (5) 16,09 18,08 19,54 16,92 8,85 12,59 9,91 12,91 26,79 25,00 25,92 26,04 1,25 1,18 1,21 1,17 7,44 6,46 6,71 7,14 15,86 15,35 15,92 15,19 6,14 5,43 4,97 5,00 8,66 7,31 6,36 6,20 8,92 8,59 9,46 9,43 100,00 100,00 100,00 100,00 92,09 88,69 90,42 86,57

MENUNJUKKAN PERTUMBUNAN EKONOMI BAIK SECARA MENYELURUH MAUPUN SECARA SEKTOR/ SUBSEKTOR/KOMODITI.

TABEL 12. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 (2) (3) 1,00 (1,33) 2,12 (2,76) 5,25 (11,44) 12,37 3,03 7,36 (36,44) 5,83 (18,22) 7,01 (15,13) 5,93 (26,63) 3,62 (3,85) 4,70 (13,13) 5,23 (14,22) 1999*) 2000**) (4) (5) 2,72 1,67 (2,41) 2,33 3,81 6,20 8,27 8,78 (0,80) 6,75 0,11 5,69 (0,75) 9,38 (7,53) 4,69 1,94 2,22 0,85 4,77 1,09 5,24

MEMBERIKAN GAMBARAN INFLASI HARGA PRODUSEN KARENA PENILAIAN NILAI TAMBAH BERDASARKAN HARGA PRODUSEN

TABEL 5. INDEKS HARGA IMPLISIT PRODUK DOMESTIK BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) 2000**) (2) (3) (4) (5) 156,68 271,70 331,98 328,76 144,17 321,10 300,71 445,08 156,26 250,62 290,76 319,79 142,93 199,84 219,68 226,67 132,06 274,92 334,28 387,48 135,44 244,04 293,49 308,15 121,23 192,54 206,15 220,43 141,04 247,15 270,16 292,43 147,52 225,05 282,30 320,38 144,88 253,94 292,44 324,56 144,99 247,87 290,28 307,08

SELESAI

Você também pode gostar