Você está na página 1de 8

Halaman 7

B. SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW. PERIODE MAKKAH


1. Kelahiran Nabi Muhammad saw. hingga Kerasulannya
Terjadi suatu peristiwa besar yang tercatat dan diabadikan dalam Al-Qur'an menjelang kelahiran
Rasulullah saw., yaitu terjadinya invasi dari Abrahah, seorang gubernur Romawi Kristen (Habsyi) yang
berkuasa di Yaman dan pasukannya yang mengendarai gajah. Invasi Ini bertujuan untuk
menghancurkan Kakbah. Invasi itu gagal, karena mereka dilempar batu api oleh serombongan burung
yang dikirim Allah Swt. begitu tiba di dekat Kakbah (Lembah Muhassir). Tahun terjadinya peristiwa itu
disebut sebagai Tahun Gajah (Amul Fin). Peristiwa ini dikisahkan dalam surat al-Fil [105] ayat 1-5
sebagai berikut:
‫) ترميهم بحجارة من يخبل‬1( ‫ُّك ِبَأصْ َعب الفيل ألم يجعل كيدهم في تقليل ) َوَأرْ َس َل َعلَي ِْه ْم طبرا أبابيل‬ َ ‫َألَ ْم َت َر َكي‬
َ ‫ْف َف َع َل َرب‬
Artinya:
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka bah) itu
sia-sia?
3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong.
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat),
(Q.S. al-Fil [105]: 1-6) Nabi Muhammad saw. lahir pada Tahun Gajah. Beliau adalah keturunan Bani
Hasyim yang merupakan kaum bangsawan terkemuka di Makkah, yaitu kabilah yang mempunyai
kedudukan tinggi di kalangan Suku Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan
ibunya bernama Aminah binti Wahab. Pada waktu Rasulullah saw. masih dalam kandungan ibunya
sekitar dua bulan, ayahnya wafat dalam perjalanan pulang berdagang dari Syam, sehingga Rasulullah
saw. terlahir dalam keadaan yatim pada tanggal 12 Rabiulawal 571 M. Nama "Muhammad diberikan
oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Saat masih bayi, Nabi Muhammad saw. disusukan kepada Halimah
Sa'diyah yang berasal dari Bani Sa'ad. Nabi Muhammad saw diasuh dan dibesarkan di
perkampungan Bani Sa'ad hingga usia 5 tahun, kemudian dikembalikan kepada ibunya setelah terjadi
peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammad saw, oleh Malaikat Jibril.
Nabi Muhammad saw. diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Madinah (Yatsrib) saat
memasuki usia 6 tahun. Namun sepulangnya dari berziarah, ibunya sakit dan akhimya wafat di Desa
Abwa. Beliau kemudian diasuh oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthalib yang merupakan seorang
pemuka Quraisy yang besar. Nabi Muhammad saw. diasuh kakeknya hanya dua tahun. Abdul
Muthalib meninggal saat Nabi Muhammad saw, berusia 8 tahun. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw.
diasuh oleh Abu Thalib (pamannya) sampai menginjak remaja. Abu Thalib adalah orang yang miskin
dengan anak yang banyak, maka Nabi Muhammad saw. bekerja menjadi penggembala kambing milik
seorang penduduk Makkah untuk meringankan beban pamannya. Pekerjaan beliau sebagai
penggembala adalah menggiring ternak-ternaknya untuk mencarimakan di padang rumput liar di
gurun pasir. Di gurun pasir itulah beliau menghayati arti kehidupan, kesulitan hidup, kesendirian, dan
rasa tanggung jawab. Hal itu yang menjadikannya lebih matang daripada usianya. Semenjak kecil,
beliau terkenal sebagai anak yang jujur dan tidak pernah berbohong, sehingga penduduk Makkah
menjulukinya al-Amin (yang terpercaya)
Nabi Muhammad saw. ketika berusia 12 tahun diajak pamannya untuk ikut dalam perjalanan dagang
ke Negeri Syam. Bukhaira (seorang pendeta terkenal di masa itu)
Halaman : 8
menghampiri Abu Thalib ketika kafilah dagang mereka sampal di Kota Basra di wilayah Syria Besar
dan mengatakan "Kamu mengenal anak muda ini sebagai sosok yang kelak akan dinobatkan sebagai
rahmat, bagi semesta alam. Hal ini telah tertulis jelas dalam kitab-kitab kami. Bukhaira selanjutnya
menyarankan kepada Abu Thalib, "Lindungi anak muda ini dari orang-orang Yahudi, lebih baik bawa
la kembali ke Makkah." Abu Thalib menuruti saran pendeta tersebut. pun
Ketika Nabi Muhammad saw. berusia 25 tahun, beliau mencoba untuk membuka usaha dagang
sendiri dan tidak lagi mengikuti pamannya, Abu Thalib. Beliau mengambil barang dagangan dari
seorang janda yang kaya raya bernama Khadijah binti Khuwailid. Beliau memasarkan barang
dagangan sampai ke Negeri Syam ditemani oleh seorang pembantu laki-laki Khadijah yang bemama
Maisarah. Beliau dalam berdagang sangat jujur dan membenci kecurangan. Beliau tidak pernah
mengambil keuntungan yang terlalu besar, serta selalu berkata sopan, ramah, dan penuh kasih
sayang, Beliau disukai banyak pelanggan dan akhirnya keuntungan yang beliau dapatkan lebih
banyak dari pedagang lain.
Ketika beliau pulang ke Makkah, Khadijah keheranan, karena keuntungan yang didapatkan sangat
besar dan berbeda dengan biasanya ketika dagangannya dibawa oleh orang lain. Maisarah lalu
menceritakan tentang perilaku Nabi Muhammad saw, tersebut kepada Khadijah. Hal itu yang
membuat Khadijah tertarik dan ingin mempersunting Nabi Muhammad saw, maka diutuslah
saudarinya yang bernama Nufaisa binti Munya untuk menanyakan kesanggupan Nabi Muhammad
saw untuk menikah dengan Khadijah dan akhirnya Nabi Muhammad saw. pun bersedia menikah
dengan Khadijah. Ketika itu usia Nabi Muhammad 25 tahun, sedangkan usia Khadijah 40 tahun. Dari
pernikahan itu mereka dikarunial 6 orang anak, yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummi
Kulsum, dan
Fatimah. Ketika berumur 35 tahun, Muhammad saw, dengan sifat amanahnya menyelesaikan
perselisihan secara adil mengenai peletakan Hajar Aswad saat renovasi Ka'bah oleh masyarakat
Makkah. Muhammad saw. senantiasa berakhlak terpuji dan menjalankan ajaran agama yang
diwariskan oleh Nabi Ibrahim a.s. Ketika Nabi Muhammad saw. mencapai usia 40 tahun, beliau sering
berkhalwat atau
menyendiri di suatu tempat yang jauh dari keramaian yang dilakukannya di Gua Hira. Gua
Hira' terletak di sebuah gunung yang bemama Jabal 'Nur yang berada sekitar 5 km di
sebelah utara Kota Makkah. Di gua tersebut, beliau menenangkan pikiran dan mencari
kebenaran hakiki, karena beliau tidak puas melihat keyakinan kaumnya yang penuh dengan
kemusyrikan. Sementara itu, beliau juga belum pernah merasakan sesuatu yang menjadikan
kepuasan di hati beliau..
Beliau terus berkhalwat di Gua Hira' selama bulan Ramadhan tahun 611 M. Hingga pada 17
Ramadhan tahun 611 M datanglah Malaikat Jibril kepada Rasulullah saw. di dalam Gua Hira'. Tiba-
tiba Malaikat Jibril mendekap erat tubuh Rasulullah saw, dan berkata, Bacalah Nabi Muhammad saw.
menjawab, "Aku tidak bisa membaca". Lalu Malaikat Jibril memegang Nabi Muhammad saw. dan
memeluknya dengan sangat erat, sehingga beliau merasa sesak, kemudian Malaikat Jibril berkata
lagi, "Bacalah". Nabi Muhammad saw. menjawab lagi, "Aku tidak bisa membaca". Hal tersebut terjadi
hingga tiga kali, sehingga kemudian Malaikat Jibril membaca surah Al-'Alaq [96]: ayat 1-5 berikut:

َ ‫ِّك الَّذِي َخلَقَ َخلَقَ اِإْلن َس َن مِنْ َعلَ ٍق َأ ْق َرْأ َو َر ُّب‬


‫ك اَأْل ْك َر ُم‬ َ ‫اقرْأ ِباسْ ِم َرب‬
0 ‫الذى علم بالقلم ) علم اإلنسان ما لو يعلم‬
)
Artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Mulia,
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-'Alaq [96]: ayat 1-5

HALAMAN 9
2.Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi
Dengan turunnya wahyu pertama di Gua Hira' tersebut, maka Nabi Muhammad saw.
telah resmi diangkat Allah Swt. sebagai seorang Nabi dan Rasul. Namun, peristiwa dan pengalaman
pertama kali yang dialami Nabi Muhammad saw. tersebut membuat beliau gemetar. Beliau bergegas
pulang dengan badan gemetaran. Sesampainya di rumah, beliau meminta Khadijah untuk
menyelimutinya dan beliau juga menceritakan kejadian yang sangat dahsyat tersebut. Setelah tenang,
Khadijah mengajak Nabi Muhammad saw. untuk menemul saudaranya Waraqah bin Naufal, yaitu
putra paman Khadijah, saudara ayahnya. Waraqah bin Naufal adalah orang yang beragama Nasrani
pada masa jahiliyah. Ia menulis kitab berbahasa Arab dan menulis Injil dalam Bahasa Arab. la adalah
orang yang sangat tua dan sudah buta. Di depan Waraqah, Nabi Muhammad saw. menceritakan
semua yang terjadi, kemudian Waraqah berkata, "Itu adalah Namus atau Malaikat Jibril yang pernah
datang kepada Nabi Musa. Betapa sonangnya seandainya aku masih muda hingga kamu diusir oleh
kaummu." Nabi Muhammad saw. bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab,
"Ya, setiap Nabi yang membawa seperti apa yang engkau bawa ini pasti dimusuhi. Seandainya aku
masih hidup pada saat engkau dimusuhi, aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga. Kemudian
belum sempat Waraqah melihat Nabi Muhammad saw. dimusuhi, ia sudah meninggal.
Beberapa malam Nabi Muhammad saw. telah siap menerima wahyu kembali, tetapi wahyu tersebut
tidak kunjung datang (fatrah). Pada malam ke-40 barulah wahyu kedua turun. Saat beliau telah
selesai 'Uzlah, selama sebulan di Gua Hira' beliau turun ke lembah. Sampai di tengah-tengah lembah
ada yang memanggil beliau, tetapi beliau tidak melihat seorang pun di sana. Kemudian beliau
menengadahkan kepalanya ke langit dan tiba-tiba beliau melihat malaikat (Jibril) yang pernah
mendatanginya di Gua Hira' (dengan bentuk aslinya yang sangat besar dan tinggi sedang duduk
diantara langit dan bumi). Karena merasa ketakutan bellau cepat-cepat pulang dan berkata kepada
orang rumah (Khadijah, Istri Nabi) "Selimutilah aku-selimutilah akul, kemudian turunlah wahyu yang
kedua. Wahyu kedua itu adalah surah al-Muddassir [74] ayat 1-7 seperti berikut:
‫وال تمن تشتكير واريك فأسير‬
Artinya:
1. Wahai orang yang berkemul (berselimut)!
2. bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. dan agungkanlah Tuhanmu,..
4. dan bersihkanlah pakaianmu,
5. dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,
6. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh yang lebih banyak.
(balasan)
7. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. (Q.S. al-Muddassir [74] ayat 1-7)
Setelah turun wahyu yang kedua tersebut, hati Rasulullah saw. menjadi semakin mantap dan yakin
untuk menyampaikan risalah. Lalu mulailah beliau berdakwah secara sembunyi- sembunyi. Dakwah
diam-diam ini dilakukan di lingkungan keluarga terdekat beliau. Hal ini dapat dilihat dari firman Allah
Swt. dalam surah asy-Syura [26] ayat 214-216 sebagai berikut:
Artinya: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman.

HALAMAN 10
Jika mereka mendurhakaimu, maka katakaniah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab
terhadap apa yang kalian kerjakan."(Q.S. asy-Syura [26]: 214-216)
Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama kurang lebih tiga tahun, yaitu dari tahun
pertama hingga tahun ketiga kenabian. Beliau berusaha menjelaskan ajaran Islam kepada keluarga
dan kawan dekat. Oleh karena itu, orang yang pertama menerima dakwahnya adalah keluarga dan
para sahabat dekatnya. Orang yang pertama kali didakwahi beliau adalah istri beliau sendiri, yaitu
Khadijah binti Khuwailid. Dakwah itu diterima dengan baik oleh Khadijah. Dengan demikian Khadijah
adalah orang pertama yang beragama Islam setelah Nabi Muhammad sekaligus wanita pertama yang
masuk Islam. Lalu bellau mengajak saudara sepupunya, Ali bin Abi Thalib, putra pamannya Abu
Thalib yang memang berada dalam pengasuhan beliau. Pada waktu itu, Ali masih berusia remaja,
namun dia juga dapat menerima ajaran Islam ini. Jadilah All remaja yang pertama kall masuk Islam.
Kemudian Rasulullah saw. juga mengajak kawan karibnya semenjak kecil, kawan bermain, dan
menggembala kambing, yaitu Abu Bakar. Beliau juga menyeru kepada bekas budaknya yang telah
menjadi anak angkat beliau, yaitu Zaid bin Haritsah. Kemudian diajaknya juga pengasuh beliau
semenjak ibundanya masih hidup, yaitu Ummu Aiman. Nabi Muhammad saw. mengajarkan Agama
Islam secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam yang juga telah memeluk Islam.
Jika hendak melaksanakan ibadah, kaum muslimin harus mencari tempat bersembunyi yang aman,
misalnya di lembah-lembah sunyi atau celah- celah bukit berbatu untuk menghindari mata-mata kaum
kafir Quraisy pada masa itu.
Orang-orang pertama yang menyatakan keislamannya disebut sebagai Assabiqunal Awwalun, yaitu
Khadijah (istrinya), Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah (anak angkatnya), Abu Bakar (sahabat
karibnya sejak masa kanak-kanak), Ummu Aiman (pengasuh beliau sejak masa kecil). Melalui Abu
Bakar, pengikut Rasulullah saw, bertambah, mereka adalah Abd Amar bin Auf (kemudian berganti
nama menjadi Abdur Rahman bin Auf), Abu Ubaidah bin Jarrah, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Sa ad bin Abi Waqas, Arqam bin Abi Al Arqam, Fathimah bin Khattab, Talhah bin Ubaidillah, dan
sebagainya. 3. Dakwah secara Terang-Terangan
Rasulullah saw. mulai mengubah strategi dakwah setelah berdakwah secara sembunyi- sembunyi
selama tiga tahun di rumah sahabat Arqam bin Abi Al Arqamdan telah berhasil membawa sekitar 30
orang penduduk Makkah untuk masuk Islam (Assabiqunal Awwalun). Dakwah yang semula dilakukan
secara diam-diam dan rahasia, kemudian dilakukan secara terbuka dan terang-terangan. Strategi
dakwah ini diubah setelah turunnya Surah al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan Nabi Muhammad saw.
untuk berdakwah secara terang-terangan.

َ ‫) َفَأصْ َدعْ ِب َما ُتْؤ َم ُر َوَأعْ ِرضْ َع ِن ْال ُم ْش ِرك‬


‫ِين‬
Artinya: "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah orang-orang yang musyrik. "(Q.S. al Hijr [15]:94)
Hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah saw, untuk memulai dakwah secara terang- terangan
adalah dengan menyeru kepada seluruh anggota keluarga dekatnya, yaitu Bani Hasyim dan Bani
Muthalib, Tempat yang beliau pilih untuk memulai dakwah secara terbuka atau terang-terangan
adalah Bukit Shafa. Nabi Muhammad saw, menyeru kepada mereka semua, "Hai orang-orang
Quraisy, bagaimanakah pendapatmu jika aku beri tahu kalian bahwa di balik gunung ini ada musuh
yang menanti kalian, apakah kalian mempercayai saya? "Ya", sahut mereka. "Kami tak pernah
meragukan kejujuranmu. Kami belum pernah mendengar engkau berdusta. "Nabi Muhammad saw.
melanjutkan seruannya, "Sesungguhnya aku pemberi peringatan untuk kalian sebelum menghadapi
siksa yang pedih." Kemudian Rasulullah saw.. menyerukan untuk menyembah Allah Swt. dan
meninggalkan berhala yang selama ini mereka sembah.
Namun salah seorang paman beliau yang merupakan pemuka suku Quraisy, Abu Lahab, tiba-tiba
berkata, "Celakalah engkau Muhammad! Hanya untuk inikah kamu kumpulkan kami "Allah Swt. lalu
menurunkan firman-Nya, yaitu Surah al-Lahab ayat 1-5 atas perilakunya tersebut.
HALAMAN 11
‫ حمالة الحطب‬،‫ب َو َنيَّ َما َأى َع ْن ُه َمالُ ُه َو َما كسب سيصل نارا ذات حب وأمرائه‬
ٍ ‫ْت َبدَ ا َأي لَ َه‬
ُ ‫َنب‬

‫في جيدها حبل من مسلم‬


Artinya: 1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dial
2 Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka),
4 Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
5. Di lehemya ada tali dari sabut yang dipintal. (QS.al-Lahab [111] 1-5)
Setelah peristiwa di Bukit Shafa tersebut, para pemimpin Qurays bereaksi dengan melakukan
tindakan berikut
a. Mendatangi Abu Thalib, paman yang mengastih Rasulullah saw. Mereka meminta Abu Thalib untuk
mencegah kegiatan dakwah yang dilakukan keponakannya, tetapi tidak berhasil. b. Kaum kafir
Quraisy mengutus Walid bin Mughirah dengan membawa seorang pemuda untuk ditukarkan dengan
Muhammad saw. mereka akan bangkit memerangi Rasulullah saw. Ancaman keras ini nampaknya
berpengaruh pada diri Abu Thalib. Lalu ia memanggil ponakannya untuk berhenti dari dakwahnya.
Namun, Rasulullah saw, tetap tegar dan menolak permintaan pamannya dengan berkata, "Demi Allah
Swt., biarpun matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghentikan
dakwah agama Allah Swt. Ini hingga agama ini menang atau aku binasa karenanya". Setelah
mengucapkan kalimat tersebut, Rasulullah saw, meninggalkan Abu Thalib seraya menangis. Abu
Thalib memanggilnya kembali, seraya berkata, "Wahai anak saudaraku! Pergilah dan katakanlah apa
yang kamu kehendaki (dakwah). Demi Allah Swt., aku tidak akan menyerahkanmu kepada mereka
selamanya".
Mengutus Utbah bin Rabi ah, seorang ahli retorika untuk membujuk Rasulullah saw.
Mereka menawarkan tahta dan harta, asalkan beliau bersedia menghentikan dakwahnya.
Tawaran itu pun ditolak keras oleh Rasulullah saw. d. Melakukan tindakan kekerasan secara fisik
terhadap orang yang masuk Islam. Budak yang masuk Islam disiksa dengan kejam seperti Bilal bin
Rabah, Amir bin Fuhairah at Tamimi, Ummu Ubais, an Nadhiyah serta anaknya, Al Mu ammiliyah, dan
Zinirah. Zinirah disiksa hingga matanya buta, sedangkan Ummu Amar bin Yair binti Kubath, budak
wanita Bani Makhzum disiksa hingga meninggal. Bahkan Usman bin Affan pun pernah dikurung dan
dipukuli di dalam kamar gelap oleh saudaranya. Dakwah terang-terangan yang dilakukan Nabi
Muhammad saw. membuat seorang tokoh
Bani Giffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri masuk Islam. la adalah Abu
Zar Al-Giffari. Atas perintah Rasulullah saw, kemudian Abu Zar Al-Giffari pulang untuk berdakwah di
kampungnya. Sejak itulah banyak orang yang masuk Islam berkat Abu Zar Al- Giffari. Melalui cara itu
pula, Bani Daus juga masuk Islam. Orang pertama Bani Daus yang masuk Islam adalah Tufail bin
Amr ad Dausi, seorang penyair terpandang di kabilahnya. Dengan demikian, Islam mulai tersebar di
luar Makkah. Keberhasilan Rasulullah saw. dalam berdakwah mendorong kaum kafir Quraisy
melancarkan tindakan kekerasan terhadap beliau dan pengikutnya. Di tengah meningkatnya
kekejaman pemimpin kafir Quraisy, Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab, dua
orang kuat Quraisy masuk Islam. Hal ini membuat kaum kafir Quraisy mengalami kesulitan
untuk menghentikan dakwah Rasulullah saw.
Tahap berdakwah secara terang-terangan ini berlangsung terus selama kerasulan Nabi Muhammad
saw. sampai beliau wafat, sehingga Agama Islam berkembang luas di seluruh Jazirah Arab dan
negeri-negeri di sekitarnya.
HALAMAN 12
Tahapan awal dakwah Nabi Muhammad saw. secara terang-terangan adalah:
a. Mengundang kaum kerabat keturunan Bani Hasyim untuk menghadiri jamuan makan
dan mengajak mereka agar masuk Islam. Walaupun banyak yang belum menerima Islam.
b. Rasulullah saw. mengumpulkan penduduk Makkah, terutama yang tempat tinggalnya
berada di sekitar Kakbah untuk berkumpul di Bukit Shafa
4. Rintangan-Rintangan Dakwah yang Dihadapi di Makkah
Tindakan kaum Quraisy untuk menghambat dan menghalangi dakwah Nabi Muhammad
saw, antara lain:
a. Penghinaan dan siksaan terhadap Rasulullah saw.
Rasulullah saw, dihina sebagai orang gila (majnun), tukang sihir (sahir), penyair (syair), dan sebutan
penghinaan yang lain. Beliau juga pernah dilempari kotoran unta, diludahi, rumahnya dilempari
sampah dan kotoran, di depan pintu rumahnya diletakkan duri tajam, dan tindakan lain yang sangat
menyakitkan.
b. Ancaman dan siksaan kepada para pengikut Rasulullah saw.
c. Bujukan harta, kedudukan, dan wanita.
Utbah bin Rabi'ah diutus kaum Quraisy untuk membujuk Rasulullah saw, dengan harta seberapapun
yang dimintanya. Mereka bersedia menjadikan Rasulullah saw. sebagai kepala atau raja, bahkan
menyediakan wanita tercantik di seluruh Arab, asalkan Rasulullah saw, menghentikan kegiatannya
menyiarkan Agama Islam.
d. Kaum Quraisy memboikot Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Isi pemboikotan tersebut digantungkan
di dinding Kakbah yang isinya adalah:
1) Tidak boleh melakukan jual beli dengan Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan umat Islam.
2) Dilarang mengadakan perdamaian dengan keluarga Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan umat Islam,
kecuali Nabi Muhammad saw. diserahkan atau menyerahkan diri kepada kaum kafir Quraisy.
3) Dilarang berbicara ataupun mengunjungi orang yang sakit dari keluarga Bani Hasyim. Bani
Muthalib, dan umat Islam.
4) Dilarang mengadakan pernikahan dengan keluarga Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan umat Islam.
5) Pemukiman umat Islam dikucilkan di bagian utara Kota Makkah dan dijaga ketat kaum Quraisy,
sehingga tidak dapat berhubungan dengan masyarakat Makkah ataupun di luar Makkah.
Pemboikotan ini berjalan selama tiga tahun dan baru berhenti setelah lembaran pengumuman yang
dipasang di Kakbah habis dimakan rayap. Selain itu, ada beberapa orang Quraisy yang merasa tidak
tega melihat akibat dari pemboikotan tersebut.
Yang menyebabkan Kaum Quraisy menghalangi dakwah Rasulullah saw. antara lain:
# Taklid kepada ajaran nenek moyang. Kaum Quraisy merasa berat untuk meninggal- kan agama
nenek moyang mereka dan mengikuti agama baru tersebut.
# Persaingan berebut kekuasaan. Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian
dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada Nabi Muhammad saw berarti tunduk kepada
kekuasaan Bani Abdul Muthalib.
# Takut akan hari pembangkitan. Agama Islam mengajarkan keyakinan bahwa setelah hari kiamat
semua manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Orang yang berbuat baik akan mendapatkan
balasan yang baik, sedangkan yang berbuat buruk akan mendapat siksaan. Kaum Quraisy tidak dapat
menerima agama yang mengajarkan bahwa manusia akan hidup kemball sesudah mati.
# Faktor ekonomi. Inilah yang menyebabkan kaum Quraisy enggan meyakini lalam, karena dalam
Agama Islam tidak boleh menyembah berhala. Dengan tidak adanya arca-arca di Kakbah, maka habis
pulalah pengunjung Kakbah yang datang dari seluruh negeri Arab dan habis pulalah penghasilan
kaum Quraisy sebagai penguasa Kakbah.
# Penyamaan hak antara kaum bangsawan dengan rakyat biasa (hamba sahaya). Tradisi sosial
Bangsa Arab mengenal kasta-kasta, padahal Nabi Muhammad saw, menyerukan

Halaman 13
persamaan hak bagi setiap manusia. Oleh karena itulah, bangsawan dari kaum Quraisy enggan
menganut Agama Islam. Bahkan hamba sahaya bisa lebih mulla dari tuannya apabila dia lebih
bertakwa Allah Swt berfirman sebagai berikut:
‫) إن أكرمكم عند هللا القتكم إن أمه عليم خبير‬
Artinya:... "sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (QS.al-Hujurat [49]: 13)
Substansi dakwah Rasulullah saw. periode Makkah yaitu:
a. Tauhid, yaitu dengan tidak melakukan perbuatan syirik, baik itu syirik besar (seperti menyembah
berhala) ataupun syirik kecil (seperti melakukan ibadah, karena ingin dipuji orang lain). Rasulullah
saw. mengajak mereka memeluk Islam yang hanya menyembah Allah Swt., serta menjauhi sikap
musyrik.
b. Mengimani dengan sebenar-benamya bahwa Muhammad saw. adalah Rasul dan penutup para
Nabi.
C. Tangguh dalam menghadapi segala persoalan hidup dan cobaan yang menimpa.
d. Mencintai Rasulullah saw. dengan mengamalkan sunah-sunah beliau, serta mensosialisasikan
sunah-sunah beliau
e. Berjuang menegakkan kebenaran dan tidak berputus asa dalam memperjuangkannya.
f. Mengimani Han Akhir dan kehidupan setelah mati supaya berakhlak yang mulia, berhati- hati dalam
kehidupan, dan termotivasi melakukan perintah Allah Swt.
g. Menyerukan bahwa manusia sama derajatnya di hadapan Allah Swt. yang membedakan adalah
ketakwaannya (persamaan hak dan derajat diantara manusia).
h. Memperbaiki akhlak masyarakat Makkah yang mengalami dekadensi moral, seperti berjudi, mabuk,
zina, dan pembunuhan.
i. Meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan, dan upacara-upacara keagamaan dengan
pengajaran dan ibadah mahdhah yang hanya menyembah Allah Swt.
Implementasi pemahaman dakwah Rasulullah saw. periode Makkah yaitu:
# Dilihat dari keteguhan Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah menunjukkan bahwadakwah harus
dilakukan dan diperjuangkan oleh setiap kaum muslim
# Dakwah harus dilakukan dengan lembut dan tepat sasaran sebagaimana disebutkan dalam Al-
Qur'an Surah an-Nahl [16] ayat 125-128.
#Dalam berdakwah tidak boleh ada unsur memaksa ataupun menyinggung perasaan orang lain,
karena hal itu justru akan membuat orang yang didakwahi semakin menjauh.

Você também pode gostar