Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HALAMAN 9
2.Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi
Dengan turunnya wahyu pertama di Gua Hira' tersebut, maka Nabi Muhammad saw.
telah resmi diangkat Allah Swt. sebagai seorang Nabi dan Rasul. Namun, peristiwa dan pengalaman
pertama kali yang dialami Nabi Muhammad saw. tersebut membuat beliau gemetar. Beliau bergegas
pulang dengan badan gemetaran. Sesampainya di rumah, beliau meminta Khadijah untuk
menyelimutinya dan beliau juga menceritakan kejadian yang sangat dahsyat tersebut. Setelah tenang,
Khadijah mengajak Nabi Muhammad saw. untuk menemul saudaranya Waraqah bin Naufal, yaitu
putra paman Khadijah, saudara ayahnya. Waraqah bin Naufal adalah orang yang beragama Nasrani
pada masa jahiliyah. Ia menulis kitab berbahasa Arab dan menulis Injil dalam Bahasa Arab. la adalah
orang yang sangat tua dan sudah buta. Di depan Waraqah, Nabi Muhammad saw. menceritakan
semua yang terjadi, kemudian Waraqah berkata, "Itu adalah Namus atau Malaikat Jibril yang pernah
datang kepada Nabi Musa. Betapa sonangnya seandainya aku masih muda hingga kamu diusir oleh
kaummu." Nabi Muhammad saw. bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab,
"Ya, setiap Nabi yang membawa seperti apa yang engkau bawa ini pasti dimusuhi. Seandainya aku
masih hidup pada saat engkau dimusuhi, aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga. Kemudian
belum sempat Waraqah melihat Nabi Muhammad saw. dimusuhi, ia sudah meninggal.
Beberapa malam Nabi Muhammad saw. telah siap menerima wahyu kembali, tetapi wahyu tersebut
tidak kunjung datang (fatrah). Pada malam ke-40 barulah wahyu kedua turun. Saat beliau telah
selesai 'Uzlah, selama sebulan di Gua Hira' beliau turun ke lembah. Sampai di tengah-tengah lembah
ada yang memanggil beliau, tetapi beliau tidak melihat seorang pun di sana. Kemudian beliau
menengadahkan kepalanya ke langit dan tiba-tiba beliau melihat malaikat (Jibril) yang pernah
mendatanginya di Gua Hira' (dengan bentuk aslinya yang sangat besar dan tinggi sedang duduk
diantara langit dan bumi). Karena merasa ketakutan bellau cepat-cepat pulang dan berkata kepada
orang rumah (Khadijah, Istri Nabi) "Selimutilah aku-selimutilah akul, kemudian turunlah wahyu yang
kedua. Wahyu kedua itu adalah surah al-Muddassir [74] ayat 1-7 seperti berikut:
وال تمن تشتكير واريك فأسير
Artinya:
1. Wahai orang yang berkemul (berselimut)!
2. bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. dan agungkanlah Tuhanmu,..
4. dan bersihkanlah pakaianmu,
5. dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,
6. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh yang lebih banyak.
(balasan)
7. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. (Q.S. al-Muddassir [74] ayat 1-7)
Setelah turun wahyu yang kedua tersebut, hati Rasulullah saw. menjadi semakin mantap dan yakin
untuk menyampaikan risalah. Lalu mulailah beliau berdakwah secara sembunyi- sembunyi. Dakwah
diam-diam ini dilakukan di lingkungan keluarga terdekat beliau. Hal ini dapat dilihat dari firman Allah
Swt. dalam surah asy-Syura [26] ayat 214-216 sebagai berikut:
Artinya: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman.
HALAMAN 10
Jika mereka mendurhakaimu, maka katakaniah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab
terhadap apa yang kalian kerjakan."(Q.S. asy-Syura [26]: 214-216)
Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama kurang lebih tiga tahun, yaitu dari tahun
pertama hingga tahun ketiga kenabian. Beliau berusaha menjelaskan ajaran Islam kepada keluarga
dan kawan dekat. Oleh karena itu, orang yang pertama menerima dakwahnya adalah keluarga dan
para sahabat dekatnya. Orang yang pertama kali didakwahi beliau adalah istri beliau sendiri, yaitu
Khadijah binti Khuwailid. Dakwah itu diterima dengan baik oleh Khadijah. Dengan demikian Khadijah
adalah orang pertama yang beragama Islam setelah Nabi Muhammad sekaligus wanita pertama yang
masuk Islam. Lalu bellau mengajak saudara sepupunya, Ali bin Abi Thalib, putra pamannya Abu
Thalib yang memang berada dalam pengasuhan beliau. Pada waktu itu, Ali masih berusia remaja,
namun dia juga dapat menerima ajaran Islam ini. Jadilah All remaja yang pertama kall masuk Islam.
Kemudian Rasulullah saw. juga mengajak kawan karibnya semenjak kecil, kawan bermain, dan
menggembala kambing, yaitu Abu Bakar. Beliau juga menyeru kepada bekas budaknya yang telah
menjadi anak angkat beliau, yaitu Zaid bin Haritsah. Kemudian diajaknya juga pengasuh beliau
semenjak ibundanya masih hidup, yaitu Ummu Aiman. Nabi Muhammad saw. mengajarkan Agama
Islam secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam yang juga telah memeluk Islam.
Jika hendak melaksanakan ibadah, kaum muslimin harus mencari tempat bersembunyi yang aman,
misalnya di lembah-lembah sunyi atau celah- celah bukit berbatu untuk menghindari mata-mata kaum
kafir Quraisy pada masa itu.
Orang-orang pertama yang menyatakan keislamannya disebut sebagai Assabiqunal Awwalun, yaitu
Khadijah (istrinya), Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah (anak angkatnya), Abu Bakar (sahabat
karibnya sejak masa kanak-kanak), Ummu Aiman (pengasuh beliau sejak masa kecil). Melalui Abu
Bakar, pengikut Rasulullah saw, bertambah, mereka adalah Abd Amar bin Auf (kemudian berganti
nama menjadi Abdur Rahman bin Auf), Abu Ubaidah bin Jarrah, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Sa ad bin Abi Waqas, Arqam bin Abi Al Arqam, Fathimah bin Khattab, Talhah bin Ubaidillah, dan
sebagainya. 3. Dakwah secara Terang-Terangan
Rasulullah saw. mulai mengubah strategi dakwah setelah berdakwah secara sembunyi- sembunyi
selama tiga tahun di rumah sahabat Arqam bin Abi Al Arqamdan telah berhasil membawa sekitar 30
orang penduduk Makkah untuk masuk Islam (Assabiqunal Awwalun). Dakwah yang semula dilakukan
secara diam-diam dan rahasia, kemudian dilakukan secara terbuka dan terang-terangan. Strategi
dakwah ini diubah setelah turunnya Surah al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan Nabi Muhammad saw.
untuk berdakwah secara terang-terangan.
Halaman 13
persamaan hak bagi setiap manusia. Oleh karena itulah, bangsawan dari kaum Quraisy enggan
menganut Agama Islam. Bahkan hamba sahaya bisa lebih mulla dari tuannya apabila dia lebih
bertakwa Allah Swt berfirman sebagai berikut:
) إن أكرمكم عند هللا القتكم إن أمه عليم خبير
Artinya:... "sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (QS.al-Hujurat [49]: 13)
Substansi dakwah Rasulullah saw. periode Makkah yaitu:
a. Tauhid, yaitu dengan tidak melakukan perbuatan syirik, baik itu syirik besar (seperti menyembah
berhala) ataupun syirik kecil (seperti melakukan ibadah, karena ingin dipuji orang lain). Rasulullah
saw. mengajak mereka memeluk Islam yang hanya menyembah Allah Swt., serta menjauhi sikap
musyrik.
b. Mengimani dengan sebenar-benamya bahwa Muhammad saw. adalah Rasul dan penutup para
Nabi.
C. Tangguh dalam menghadapi segala persoalan hidup dan cobaan yang menimpa.
d. Mencintai Rasulullah saw. dengan mengamalkan sunah-sunah beliau, serta mensosialisasikan
sunah-sunah beliau
e. Berjuang menegakkan kebenaran dan tidak berputus asa dalam memperjuangkannya.
f. Mengimani Han Akhir dan kehidupan setelah mati supaya berakhlak yang mulia, berhati- hati dalam
kehidupan, dan termotivasi melakukan perintah Allah Swt.
g. Menyerukan bahwa manusia sama derajatnya di hadapan Allah Swt. yang membedakan adalah
ketakwaannya (persamaan hak dan derajat diantara manusia).
h. Memperbaiki akhlak masyarakat Makkah yang mengalami dekadensi moral, seperti berjudi, mabuk,
zina, dan pembunuhan.
i. Meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan, dan upacara-upacara keagamaan dengan
pengajaran dan ibadah mahdhah yang hanya menyembah Allah Swt.
Implementasi pemahaman dakwah Rasulullah saw. periode Makkah yaitu:
# Dilihat dari keteguhan Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah menunjukkan bahwadakwah harus
dilakukan dan diperjuangkan oleh setiap kaum muslim
# Dakwah harus dilakukan dengan lembut dan tepat sasaran sebagaimana disebutkan dalam Al-
Qur'an Surah an-Nahl [16] ayat 125-128.
#Dalam berdakwah tidak boleh ada unsur memaksa ataupun menyinggung perasaan orang lain,
karena hal itu justru akan membuat orang yang didakwahi semakin menjauh.