Você está na página 1de 28

MAKALAH

BAB 7 DAN 9

DISUSUN OLEH: MUHAMAD CAESAR ABIMANYU


LUTHFI DEWANTI
ANDREAN MAULANA
AHMAD YUSUF SURYANA
SYIFA ZAIIMAH
DINDA AMELIA
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “BAB 7 DAN 9: BioTeknologi, Tanah, dan
Keberlangsungan Kehidupan.” Kami menyadari bahwa BioTeknologi adalah
cabang ilmu yang membawa kita ke dunia keajaiban mikroorganisme dan
teknologi.
Makalah ini kami susun untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana
BioTeknologi memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan bahasa sederhana, kami berusaha menjelaskan konsep dasar, peranannya
dalam pertanian, kesehatan, dan lingkungan, serta dampak etis yang perlu
diperhatikan.
Tambahan pada bab 9, kami membahas peran tanah sebagai fondasi
kehidupan dan keberlangsungan ekosistem. Merinci bagaimana tanah mendukung
kehidupan, pertumbuhan tanaman, dan mengapa keberlanjutan tanah krusial bagi
ekosistem global.
Selain itu, kami ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada
berbagai pihak yang turut serta dalam proses penulisan makalah ini. Terima kasih
kepada guru pembimbing yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga, teman-teman, dan semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang
lebih luas tentang BioTeknologi, Tanah, dan upaya bersama dalam menjaga
kelestarian kehidupan. Mari kita bersama-sama menjaga keberlanjutan ilmu
pengetahuan demi kesejahteraan masyarakat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... 4
Bab 7 Bioteknologi.............................................................................................. 5
A. Bioteknologi dan Perkembangannya........................................................ 6
B. Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan............................................... 6
1. Bioteknologi Pangan........................................................................ 6
2. Bioteknologi Pertanian.................................................................... 8
3. Bioteknologi Peternakan................................................................. 8
4. Bioteknologi Kesehatan..................................................................
9
5. Bioteknologi Lingkungan............................................................... 10
6. Bioteknologi Forensik.................................................................... 10
C. Dampak Penerapan dan Pengembangan................................................
10
1. Dampak terhadap Lingkungan...................................................... 10
2. Dampak terhadap Kesehatan....................................................... 11
3. Dampak terhadap Sosial dan Ekonomi..........................................
11
Cara Membuat Makanan yang Memanfaatkan Mikroorganisme.................... 12
1. Cara Membuat Tapai Ketan Hitam........................................................ 12
2. Cara Membuat Donat Kentang Sederhana........................................... 14
3. Cara Membuat Yoghurt......................................................................... 16
4. Cara Membuat Bolu............................................................................... 18
5. Cara Membuat Tempe.......................................................................... 20
Bab 9 Tanah Keberlangsungan Kehidupan...................................................... 22
A. Peran Tanah dan Organisme Tanah bagi Keberlangsungan
Kehidupan............................................................................................. 23
1. Peran Tanah bagi Kehidupan..................................................... 23
2. Peran Organisme Tanah............................................................. 23
B. Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah........... 25
1. Proses Pembentukan Tanah...................................................... 25

3
2. Komponen Tanah...................................................................... 25
C. Upaya Menjaga Kelestarian Tanah....................................................... 26

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Tapai ketan hitam........................................................................ 12
GAMBAR 2 Donat Kentang............................................................................. 14
GAMBAR 3 Yoghurt........................................................................................ 16
GAMBAR 4 Bolu............................................................................................. 18
GAMBAR 5 Tempe......................................................................................... 20

4
5
A. Bioteknologi dan Perkembangannya

Bioteknologi, gabungan “bio” dan “teknologi,” mencakup pemanfaatan


organisme untuk menciptakan produk yang berkontribusi pada kesejahteraan
manusia. Dari bioteknologi konvensional seperti fermentasi mikroorganisme
menghasilkan makanan seperti tempe, tapai, dan yoghurt, hingga bioteknologi
modern yang melibatkan rekayasa genetika dan teknologi canggih. Rekayasa
genetika memungkinkan pengaturan pola gen organisme, seperti menciptakan
ikan transgenik dengan ukuran besar. DNA rekombinan, bagian dari rekayasa
genetika, memungkinkan transfer DNA antar organisme, menciptakan organisme
transgenik. Bioteknologi tak hanya berdampak di sektor pangan, melainkan juga
di bidang medis, pertanian, dan peternakan, memacu inovasi yang mengubah
dunia modern.

B. Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan

1. Bioteknologi Pangan
Bioteknologi pangan adalah bioteknologi yang digunakan untuk
menghasilkan produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme. Beberapa
contoh produk bioteknologi di bidang pangan yaitu tapai, yoghurt, keju, tempe,
kecap, roti, dan minuman. Beralkohol. Penjelasan mengenai proses pembuatan
produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai berikut.

a. Tapai
Tapai, hasil fermentasi dari singkong atau beras ketan, melibatkan
mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp., dan
bakteri Acetobacter aceti. Proses ini menghasilkan rasa manis dari hidrolisis
amilum oleh Aspergillus, aroma khas dari alkohol oleh Saccharomyces

6
cerevisiae, dan rasa masam dari asam cuka yang dihasilkan oleh bakteri
Acetobacter aceti. Penting untuk menutup rapat selama pembuatan tapai agar
kualitas rasa dapat dikendalikan. Dengan kerja bersama mikroorganisme, tapai
menjadi produk dengan rasa manis, aroma khas, dan sentuhan asam cuka yang
dapat diatur sesuai selera dengan mengontrol kondisi fermentasi.

b. Yoghurt
Yoghurt, hasil fermentasi susu dengan bakteri, tidak hanya lezat tetapi
juga kaya protein, kalsium, dan vitamin. Manfaat kesehatannya mencakup
dukungan pada pencernaan, menjaga kesehatan jantung, mencegah hipertensi,
dan mengurangi risiko osteoporosis. Proses pembuatannya melibatkan bakteri
asam laktat, mengubah laktosa menjadi asam laktat, memberikan rasa masam,
dan menciptakan tekstur kental. Dengan citarasa unik, yoghurt bukan hanya
makanan lezat, tetapi juga pilihan sehat.

c. Keju
Proses pembuatan keju dimulai dengan pengasaman susu
menggunakan bakteri asam laktat dan penambahan rennet. Enzim renin
memutuskan ikatan peptida dalam protein kasein, membentuk dadih sebagai
bagian padat dan whey sebagai bagian cair. Keju kemudian melalui tahap
pematangan dan pengemasan untuk menghasilkan tekstur dan konsistensi
unik. Proses ini menyoroti peran krusial enzim renin dalam mempengaruhi
hasil akhir keju melalui pemisahan protein kasein dalam susu.

d. Tempe
Proses pembuatan tempe melibatkan pertumbuhan jamur Rhizopus
oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Selama pertumbuhan,
jamur menghasilkan hifa yang menyatukan biji kedelai, membentuk struktur
tempe yang padat. Selain itu, jamur juga memproduksi enzim protease,
memecah protein kompleks pada kedelai menjadi asam amino yang lebih
mudah dicerna oleh tubuh. Hasilnya, tempe tidak hanya memiliki cita rasa
khas dari fermentasi, tetapi juga meningkatkan ketersediaan nutrisi kedelai,
menjadikannya pilihan makanan yang baik dan bergizi.

e. Kecap

7
Kecap, produk bioteknologi dari kacang kedelai, diproduksi melalui
proses tradisional dengan melibatkan hidrolisis dan fermentasi menggunakan
jamur seperti Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae, dan Aspergillus wentii.
Kedelai direbus, ditaburi dengan kultur jamur, dan air garam ditambahkan.
Jamur menghasilkan enzim yang mengurai amilum menjadi gula sederhana
dan protein menjadi asam amino. Interaksi ini membentuk ikatan amino-
glikosida, memberikan kecap warna cokelat gelap. Proses berakhir dengan
penyaringan dan pemanasan untuk menghasilkan kecap siap pakai dengan cita
rasa khas.

f. Roti
Roti, makanan global, terbuat dari tepung terigu dan air, dengan variasi
dalam jenis, bentuk, ukuran, dan tekstur melalui komposisi tambahan. Proses
pembuatannya melibatkan fermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae,
menghasilkan gas karbon dioksida yang membuat adonan mengembang dan
menciptakan tekstur roti yang ringan dan menarik. Pemahaman fermentasi ini
membantu menciptakan produk roti dan donat yang lezat dan disukai banyak
orang.

g. Minuman Beralkohol
Bioteknologi banyak digunakan dalam pembuatan minuman
beralkohol seperti bir dan wine. Proses fermentasi oleh Saccharomyces pada
biji serealia atau ekstrak buah anggur memberikan karakteristik khas aroma
dan rasa pada minuman tersebut. Lama fermentasi juga memengaruhi
kandungan alkohol, memungkinkan pembuat minuman menciptakan produk
dengan karakteristik yang diinginkan.

2. Bioteknologi Pertanian
Peningkatan jumlah penduduk mendorong penelitian solusi produksi
pangan efisien. Bioteknologi, terutama rekayasa genetika, dengan tanaman
transgenik seperti jagung dan padi, memungkinkan peningkatan hasil tanaman.
Keunggulan termasuk ketahanan terhadap hama, mengurangi penggunaan
pestisida berbahaya, dan potensi peningkatan produksi sambil merawat
lingkungan.

8
3. Bioteknologi Peternakan
Bioteknologi di peternakan melibatkan pengembangan hewan transgenik
dengan rekayasa genetika. Fokusnya mulai dari penelitian penyakit hewan hingga
meningkatkan produksi susu dengan sapi perah transgenik yang memproduksi
hormon bST. Selain itu, rekayasa genetika digunakan untuk menciptakan hewan
ternak tahan penyakit dan menghasilkan sapi dengan daging berkualitas serta
pertumbuhan cepat.

4. Bioteknologi Kesehatan
Bioteknologi banyak diaplikasikan dalam bidang kesehatan atau bidang
medis, misalnya pembuatan antibiotik, insulin sintetis, dan vaksin.

a. Antibiotik
Perkembangan bioteknologi dalam bidang kesehatan dimulai dengan
penemuan antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming pada tahun 1928.
Antibiotik, seperti penisilin, dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum dan
Penicillium chrysogenum. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, ilmuwan
berhasil menemukan berbagai jenis antibiotik yang berasal dari berbagai
mikroorganisme.

b. Insulin Sintetis (Humulin)


Diabetes melitus, termasuk tipe I dan II, meningkatkan kadar gula
dalam darah dengan gejala seperti buang air kecil, rasa haus, dan lapar
berlebihan. Bioteknologi menggunakan rekayasa genetika untuk memproduksi
insulin sintetis bagi penderita diabetes tipe I yang tidak dapat menghasilkan
insulin. Proses ini melibatkan pengambilan DNA insulin dari sel pankreas
manusia, disatukan dengan vektor seperti plasmid, dan dimasukkan ke dalam
bakteri E. Coli. Bakteri tersebut memproduksi insulin, yang kemudian
dimurnikan untuk penggunaan pada pasien. Penerapan bioteknologi dalam
produksi insulin menjadi solusi vital bagi penderita diabetes melitus.

c. Vaksin
Imunisasi atau vaksinasi melibatkan pemberian vaksin untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vaksin, yang bisa berupa bakteri atau

9
virus dilemahkan, atau bagian kecil dari mereka, memicu pembentukan
antibodi dan sel memori. Dalam pengembangan bioteknologi, ilmuwan
menggunakan rekayasa genetika untuk menciptakan vaksin yang aman.
Mereka isolasi gen yang mengode protein bakteri atau virus, memasukkannya
ke sel Saccharomyces, sehingga sel tersebut menghasilkan protein yang
memicu produksi antibodi, memberikan perlindungan terhadap infeksi.

d. Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal, spesifik terhadap satu antigen, diproduksi
melalui fusi sel tumor dan sel limfosit B dari tikus atau kelinci yang
diimunisasi dengan antigen. Sel hibridoma dipilih, dikultur, dan menghasilkan
antibodi dalam jumlah besar. Digunakan dalam terapi untuk artritis, penolakan
organ transplantasi, dan kanker.

5. Bioteknologi Lingkungan
Pencemaran air laut oleh tumpahan minyak, disebabkan oleh aktivitas
seperti ladang minyak, operasi kapal tanker, dan limbah industri, merugikan
ekosistem laut termasuk ikan, kepiting, udang, dan terumbu karang. Solusi
bioremediasi melibatkan bakteri Pseudomonas yang dapat memecah molekul
minyak menjadi karbon dioksida. Fitoremediasi juga digunakan dengan tanaman
seperti eceng gondok dan bunga matahari untuk membersihkan tumpahan minyak.
Langkah-langkah ini bertujuan menjaga keseimbangan lingkungan laut dan
meminimalkan dampak negatif dari tumpahan minyak.

6. Bioteknologi Forensik
Forensik, sebagai aplikasi teknik ilmiah, telah berkembang pesat dalam
menginvestigasi kejahatan. Awalnya, tes sidik jari dominan, tetapi dengan
kemajuan bioteknologi, DNA fingerprinting menjadi pendekatan lebih akurat.
Menggunakan variasi profil DNA, mirip dengan tes sidik jari, teknologi ini
memberikan acuan penting dalam identifikasi individu dan investigasi forensik.
DNA fingerprinting telah meningkatkan akurasi dalam mengungkap kebenaran
dalam berbagai kasus kriminal, termasuk menentukan keterkaitan DNA dalam
keluarga.

C. Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi

10
Bioteknologi, seperti yang telah dibahas sebelumnya, memberikan
manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti pangan, pertanian,
peternakan, kesehatan, lingkungan, dan forensik. Meskipun memberikan
keuntungan, penerapan bioteknologi juga tidak terlepas dari dampak negatif.

1. Dampak terhadap Lingkungan


Tanaman atau hewan transgenik memiliki susunan gen yang dimodifikasi,
dapat mencemari keanekaragaman gen di lingkungan dan merusak plasma nutfah,
yang membawa sifat suatu makhluk hidup. Proses ini disebut polusi gen.
Contohnya, penanaman tanaman jagung transgenik bisa menyebabkan penurunan
jumlah plasma nutfah dan mengakibatkan langkanya tanaman lokal. Penggunaan
tanaman transgenik juga berpotensi menciptakan hama baru yang mengganggu
keseimbangan ekosistem.
2. Dampak terhadap Kesehatan
Masyarakat khawatir bahwa tanaman dan hewan transgenik berpotensi
berbahaya bagi kesehatan karena kombinasi gen baru yang dapat memicu reaksi
alergi pada individu sensitif. Sebagai contoh, tanaman kedelai transgenik yang
mengandung gen dari kacang Brazil dapat memicu reaksi alergi pada beberapa
orang. Meskipun demikian, tidak semua orang mengalami reaksi alergi terhadap
produk transgenik. Beberapa produk bioteknologi, seperti alkohol, dapat
disalahgunakan dan berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara
berlebihan.

3. Dampak terhadap Sosial dan Ekonomi


Pengembangan pertanian transgenik oleh individu dengan modal dapat
meningkatkan hasil panen, namun dapat merugikan petani tradisional dan
menyebabkan kesenjangan ekonomi yang lebih besar. Saat negara maju
memasarkan produk transgeniknya secara internasional, negara berkembang dapat
kalah bersaing, mengakibatkan penurunan penghasilan negara dan ketergantungan
pada produk negara maju.

11
Cara Membuat Makanan yang Memanfaatkan Mikroorganisme

1. Cara Membuat Tapai Ketan Hitam

Sumber: https://images.app.goo.gl/fZg7ZRtMPWv67xqV7
Gambar 1 Tapai Ketan Hitam

Alat-alat yang diperlukan:


- Dandang
- Timbangan

12
- Baskom
- Panci
- Entong plastik (pengaduk)
- Parutan
- Saringan
- Nyiru
- Kompor gas
- Alat bantu daun pisang/kantung plastik/gelas cup.

Bahan-bahan yang dibutuhkan:


- 1 liter ketan hitam
- ¼ liter ketan putih
- 3 butir ragi tape yang masih baru (jemur)

Langkah-langkah pengerjaan:
1. Campur ketan hitam dan putih dalam baskom, cuci bersih, dan rendam
semalam.
2. Cuci kembali ketan hingga bersih, lalu tiriskan.
3. Kukus ketan sampai setengah matang, angkat, dan siram dengan air dingin
hingga rata. Pastikan seluruh bagian ketan terkena air dingin, lalu tiriskan.
4. Kukus kembali ketan sampai matang, angkat, dan dinginkan hingga benar-
benar dingin.
5. Parut atau haluskan ragi yang sudah dijemur, ayak di atas ketan yang sudah
dingin hingga rata.
6. Letakkan di wadah yang kering yang dialasi dengan daun pisang, lalu siram
dengan air gula yang telah disiapkan. Simpan dalam wadah tertutup selama 2-3
hari. Tape ketan siap disajikan.

Kesimpulan:

13
Kesimpulan dari proses pembuatan tape ketan hitam dengan menggunakan
bioteknologi adalah bahwa pendekatan ini memanfaatkan mikroorganisme
tertentu, seperti ragi, untuk menghasilkan fermentasi pada ketan hitam.
Fermentasi ini menghasilkan asam laktat dan enzim yang memberikan
karakteristik rasa dan aroma khas pada tape. Dengan menggunakan bioteknologi,
proses fermentasi dapat diatur secara lebih efisien, menghasilkan tape ketan hitam
yang lebih baik secara kualitas dan konsistensi.

2. CARA MEMBUAT DONAT SEDERHANA DARI KENTANG

sumber: https://angelaa57.id/donat-donuts/

Gambar 2 Donat Kentang

Alat-alat yang diperlukan:


1. Timbangan Digital

14
2. Mixer
3. Scraper
4. Wajan Penggorengan
5. Penjepit Makanan
6. Wadah
7. Cetakan Donat

Bahan-bahan yang dibutuhkan:


1. 200 gr terigu protein tinggi
2. 50 gr terigu protein sedang
3. 50 gr gula pasir
4. 130 gr kentang kukus dan haluskan selagi panas (ditimbang setelah dikukus dan
dikupas)
5. 1 sdt ragi instan
6. 25 gr susu bubuk
7. 1 butir kuning telur
8. 60 ml air
9. 50 gr butter atau margarin
10. ¼ sdt garam

Langkah-langkah pengerjaan:
1. Campur terigu, susu bubuk, gula pasir, dan ragi instan dalam satu wadah. Aduk
rata.
2. Masukkan kuning telur dan kentang kukus yang sudah dihaluskan.
3. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus diuleni. Hentikan bila dirasa
sudah cukup. Uleni sampai menggumpal.
4. Masukkan butter dan garam, uleni hingga kalis elastis.
5. Diamkan 30-45 menit hingga mengembang 2 kali lipat (tergantung suhu).
6. Tutup rapat dengan plastik wrap atau serbet bersih.

15
7. Kempiskan adonan.
8. Timbang adonan per 40 gram, lakukan hingga adonan habis.
9. Bulatkan adonan dan gilas ringan dengan rolling pin membentuk bulat.
10. Lubangi adonan donat menggunakan pangkal spuit atau tutup botol.
11. Diamkan lagi kurang lebih 30-45 menit atau sampai mengembang dua kali
lipat.
12. Panaskan minyak dengan api kecil, jika minyak sudah panas, masukkan donat
dalam minyak dan goreng hingga matang,
13. Cukup sekali balik biar matang sempurna.

Kesimpulan:
Dengan menerapkan bio teknologi dalam pembuatan donat, dapat disimpulkan
bahwa mikroorganisme seperti ragi bertanggung jawab untuk proses fermentasi
adonan donat. Fermentasi ini menghasilkan gas karbon dioksida, yang
memberikan volume dan tekstur yang kenyal pada donat. Penerapan kontrol
bioteknologi dalam suhu dan waktu fermentasi dapat meningkatkan kualitas
donat, memastikan konsistensi dalam rasa, tekstur, dan penampakan.
3. CARA MEMBUAT YOGHURT

sumber: https://images.app.goo.gl/DeS5bRPmEdzV2vAR9

Gambar 3 Yoghurt

Alat-alat yang diperlukan:

16
1. Wadah untuk Fermentasi
2. Termometer
3. Lemari Es
4. Panci
5. Whisk atau Sendok Kayu
6. Selimut atau Handuk Tebal

Bahan-bahan yang dibutuhkan:


1. Susu
- Pilih susu segar dengan lemak, bisa susu sapi atau susu nabati seperti kedelai
atau almond.
2. Yoghurt Awal (Starter)
- Dapat berupa yoghurt komersial yang mengandung bakteri asam laktat atau
kultur bakteri yoghurt.
3. Bahan Tambahan (Opsional)
- Gula, madu, atau buah-buahan untuk memberikan rasa dan aroma tambahan.

Langkah-langkah pengerjaan:
1. Panaskan susu hingga mencapai suhu sekitar 85-90 derajat Celsius. Hal ini
membantu dalam denaturasi protein susu.
2. Biarkan susu dingin hingga suhu sekitar 40-45 derajat Celsius.
3. Campurkan yoghurt awal ke dalam susu. Pastikan pencampuran merata.
4. Letakkan wadah di tempat hangat, bungkus dengan selimut atau handuk tebal,
dan biarkan selama 4-8 jam. Fermentasi akan mengubah susu menjadi yoghurt.
5. Setelah fermentasi, dinginkan yoghurt di dalam lemari es selama beberapa jam
untuk memadatkannya.
6. Jika diinginkan, tambahkan gula, madu, atau buah-buahan sesuai selera.
7. Simpan yoghurt dalam lemari es hingga siap disajikan.

Kesimpulan:

17
Dengan menerapkan bio teknologi pada pembuatan yoghurt, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan bakteri probiotik, seperti Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus, memainkan peran kunci dalam proses fermentasi
susu menjadi yoghurt. Proses ini menghasilkan asam laktat, memberikan rasa
asam dan tekstur khas pada yoghurt. Kontrol suhu dan waktu fermentasi menjadi
faktor penting dalam mendukung pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
Penerapan bio teknologi meningkatkan efisiensi produksi dan konsistensi
karakteristik yoghurt.

4. CARA MEMBUAT BOLU

Sumber: https://images.app.goo.gl/vDx6uKc2kst2kdMt5

Gambar 4 Bolu

Alat-alat yang diperlukan:


1. Oven.
2. Mixer.
3. Stainless bowl atau mangkuk stainless.
4. Pengocok atau hand whisk.

18
5. Loyang kue bolu.
6. Spatula silikon.
7. Timbangan kue.
8. Gelas ukur.

Bahan-bahan yang dibutuhkan:


1.Tepung Terigu.
2. Baking powder.
3. Baking Soda.
4. Ragi Instan.
5. Cream of Tartar.
6. Bread Improver.
7. Cake Emulsifier Ovalet.
8. Cake Emulsifier TBM.

Langkah-langkah pengerjaan:
1. Olesi cetakan dengan margarin. Jika memanggang pakai oven, panaskan dulu
ovennya dengan api sedang. Dan jika memanggangnya pakai baking pan,
panaskan alas besinya.
2. Kocok telur, gula, dan TBM dengan mixer kecepatan tinggi sampai kental,
putih, dan mengembang. Kurangi kecepatan mixer, kocok terus sampai
gelembung-gelembungnya berkurang. Matikan mixer.
3. Campur terigu dengan vanili. Lalu masukkan ke dalam kocokan telur sambil
diayak dan diaduk menggunakan sendok kayu/spatula hingga tercampur rata.
Aduk dengan gerakan ringan dan perlahan.
4. Campur jadi satu margarin cair dan susu kental manis.
5. Lalu masukkan ke dalam adonan, aduk perlahan dari dasar mangkuk menuju
permukaan supaya tidak ada cairan margarin yang mengendap di dasar.
6. Tuang ¾ bagian adonan ke dalam cetakan/baking pan yang sudah disiapkan.

19
7. Sisa adonan diberi coklat bubuk yang sudah diencerkan dengan air hangat.
Aduk perlahan hingga rata.

Kesimpulan:
Dengan menerapkan bio teknologi pada pembuatan bolu, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan mikroorganisme seperti ragi atau baking powder berperan
penting dalam proses fermentasi dan pengembangan adonan. Penerapan kontrol
suhu dan waktu fermentasi membantu memastikan tekstur dan volume yang
diinginkan pada bolu. Penggunaan enzim dan bahan tambahan bioteknologi dapat
meningkatkan sifat organoleptik dan daya simpan bolu secara keseluruhan.
Dengan demikian, bio teknologi dapat mendukung produksi bolu yang lebih
konsisten dan bermutu.
5. CARA MEMBUAT TEMPE

sumber: https://images.app.goo.gl/5yjUrdWUuJ4hCvRn7

Gambar 5 Tempe

Alat-alat yang diperlukan:


- Baskom
- Plastik/daun pisang
- Centong
- Jarum/lidi
- Panci

20
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
- Kacang kedelai 500 gram
- Ragi tempe
- Air
- Tepung beras

Langkah-langkah pengerjaan:
1. Cuci kacang kedelai hingga bersih.
2. Rendam kacang kedelai selama 12 jam (semalaman).
3. Kulit kacang dikelupas pada pagi hari.
4. Rebus kacang kedelai selama 30-45 menit.
5. Kacang ditiriskan hingga kering.
6. Campur 3 sendok makan ragi tempe dan 100 gram tepung beras, dan taburkan
di atas kacang yang sudah dikeringkan.
7. Kacang yang telah ditaburi dicetak ke dalam plastik/daun pisang.
8. Kacang yang telah dicetak ditusuk lidi/jarum merata di permukaan.
9. Simpan di suhu ruangan dan tunggu 1-2 malam.
10. Setelah proses fermentasi selama 1-2 malam, tempe siap disajikan. Potong
tempe sesuai selera dan nikmati tempe yang telah Anda buat dengan aroma dan
rasa yang khas. Selamat menikmati!

Kesimpulan:
Dengan menerapkan bio teknologi pada pembuatan tempe, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan kultur jamur Rhizopus oligosporus dalam proses fermentasi
kedelai memiliki peran kunci. Mikroorganisme ini mengubah kedelai menjadi
tempe melalui proses fermentasi, menghasilkan tekstur yang padat dan rasa khas
tempe. Kontrol suhu dan kelembaban selama fermentasi adalah faktor krusial
untuk pertumbuhan jamur yang optimal. Penerapan bio teknologi dapat
memastikan kualitas dan keamanan tempe secara konsisten, serta meningkatkan
efisiensi produksi.

21
22
A. Peran Tanah dan Organisme Tanah bagi Keberlangsungan
Kehidupan

Pengamatan tanah mengungkap adanya makhluk hidup seperti


serangga kecil dan lipan, menandakan tanah subur. Tumbuhan yang hidup
di atas tanah tumbuh subur karena menyerap nutrisi dari tanah,
menggambarkan peran penting tanah dalam mendukung kehidupan.

1. Tanah bagi Kehidupan


a. Tempat Hidup Hewan
Tanah bukan hanya menjadi habitat bagi berbagai hewan, tetapi juga
menyediakan tempat bagi bakteri yang jumlahnya sangat banyak, meskipun tidak
terlihat saat pengamatan. Banyak hewan dan bakteri hidup di dan di atas tanah.

b. Penunjang Kesehatan dan Penyedia Keperluan Manusia


Tanah berperan penting di berbagai aktivitas manusia, seperti bermain
sepak bola, membangun rumah, dan menyediakan sumber daya alam seperti
logam dan batu bara. Tanah juga menjadi tempat tumbuhnya tumbuhan yang

23
menjadi sumber pangan utama bagi makhluk hidup. Wilayah Indonesia kaya akan
logam seperti emas, perak, dan timah dalam tanahnya.

c. Penyedia dan Penyaring Air


Sumber air utama berasal dari dalam tanah dan juga terdapat di permukaan
tanah seperti danau, sungai, dan laut. Sumur digunakan untuk memperoleh air
tanah, yang dimanfaatkan oleh hewan, tumbuhan, dan manusia. Air tanah
digunakan untuk minum, mandi, mencuci, dan memasak. Kegiatan rumah tangga
dan industri menghasilkan limbah air, beberapa diolah, sementara yang lain
langsung dibuang ke tanah melalui sungai. Tanah memiliki bakteri yang berperan
dalam menguraikan senyawa berbahaya menjadi yang lebih sederhana, membantu
menjaga lingkungan.

2. Peran Organisme Tanah


a. Dekomposesor
Organisme tanah, seperti bakteri dan jamur, melakukan dekomposisi pada
bahan-bahan organik seperti daun, ranting, dan jasad hewan yang jatuh ke tanah.
Proses ini menghasilkan materi anorganik dan mineral yang merupakan zat hara
atau nutrisi bagi tumbuhan. Organisme tanah juga membantu pelapukan batuan
menjadi mineral tanah. Keberadaan mereka sebagai dekomposer dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk kompos, yakni pupuk dari bahan organik.

b. Pereaksi Kimia dalam Tanah


Bakteri di tanah, seperti Nitrobacter, terlibat dalam penguraian materi
organik menjadi senyawa nitrat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jamur mikoriza
juga bekerja sama dengan tumbuhan untuk meningkatkan penyerapan unsur hara,
khususnya fosfor.

c. Pengurai Polutan dalam Tanah


Organisme tanah memiliki peran penting dalam membersihkan polutan,
seperti herbisida. Aktivitas organisme tanah yang tinggi mempercepat penguraian
herbisida, dan polutan seperti arsenik, kromium, dan merkuri dapat terkunci di
dalam tubuh bakteri tanah.

24
d. Pencegah Penyakit Tanah
Tanah yang sehat, dengan jumlah senyawa organik dan aktivitas
organisme yang tinggi, mampu melawan organisme penyakit. Ketika aktivitas
pertanian tidak berlebihan dan tanpa penggunaan kimia berlebihan, prinsip
pengendalian biologis secara alami bekerja di tanah.

e. Pemberi Pengaruh pada Tekstur Tanah


Organisme tanah juga berpengaruh pada tekstur tanah, membentuk
butiran-butiran penyusun tanah. Jenis tanah ditentukan oleh jumlah butiran
penyusun yang dominan di dalamnya, yang dipengaruhi oleh aktivitas biologis
organisme tanah.

f. Pengatur Kegemburan dan Struktur Tanah


Organisme tanah membantu membentuk struktur tanah melalui lendir dan
pergerakan tanah, membentuk gumpalan-gumpalan yang mendukung kehidupan
organisme tanah. Struktur tanah yang baik meningkatkan porositas dan aerasi
tanah, serta memudahkan penyerapan air oleh tanaman, mendukung pertumbuhan
tanaman yang optimal.

B. Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah

1. Proses Pembentukan Tanah


Tanah terbentuk melalui proses kompleks yang melibatkan pelapukan
batuan, penguraian bahan organik, mineral, air, dan udara. Faktor-faktor seperti
iklim, sinar matahari, curah hujan, serta jenis vegetasi tumbuhan dan tipe batuan,
berpengaruh pada pembentukan tanah. Topografi dan waktu juga memainkan
peran penting dalam membentuk karakteristik tanah suatu daerah.

2. Komponen Tanah
a. Batuan
Batuan adalah bahan padat alami yang terdiri dari campuran mineral dan
senyawa dengan berbagai komposisi. Dikelompokkan oleh ahli geologi menjadi
batuan beku, sedimen, dan metamorf berdasarkan proses terjadinya. Terbentuk

25
dari magma yang mendingin di gunung berapi, batuan mengalami pelapukan
untuk menjadi bahan pembentuk tanah di permukaan bumi.

b. Udara
Rongga udara ditemukan di antara butiran tanah dan batuan, serta antara
batuan dan tanah. Selain itu, rongga udara juga muncul di antara butiran tanah dan
akar tumbuhan, serta antara akar tanaman dan batu. Aktivitas hewan tanah, seperti
cacing, juga dapat membentuk rongga udara dalam tanah.

c. Humus
Humus adalah komponen organik hasil dekomposisi hewan atau tumbuhan
mati, seperti daun gugur atau kotoran hewan, oleh bakteri dan jamur. Humus
membuat tanah subur dengan tekstur gembur dan banyak pori-pori,
memungkinkan pertukaran udara yang memadai untuk akar tanaman. Tanah
humus mampu mempertahankan kelembapan dan kaya akan mineral serta nutrisi
esensial, mendukung pertumbuhan tumbuhan.

d. Air
Tanah, sebagai habitat berbagai makhluk hidup seperti bakteri, cacing,
jamur, dan tumbuhan, membutuhkan kelembapan yang diperoleh dari air dalam
tanah. Air yang tersedia juga penting untuk diserap oleh tumbuhan melalui
akarnya. Ini memainkan peran kunci dalam mendukung kehidupan organisme
tanah dan memenuhi kebutuhan tumbuhan.

e. Mineral
Tanah berasal dari pelapukan batuan dan kerak bumi, mengandung
mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, nitrat, fosfat, dan sulfat. Nutrisi ini
diserap oleh tumbuhan melalui akar. pH tanah, mencerminkan tingkat keasaman,
adalah indikator kesuburan. Tanah subur memiliki pH sekitar 7, memungkinkan
tumbuhan menyerap nutrisi secara optimal.

f. Komponen Organik

26
Tanah adalah habitat bagi berbagai makhluk hidup seperti bakteri, jamur,
alga, serangga, dan cacing tanah. Organisme tanah ini menguraikan sisa-sisa
makhluk hidup, menciptakan material organik yang memperkaya tanah. Bahan-
bahan yang dapat diuraikan termasuk sisa-sisa organisme, menghasilkan tanah
yang subur.

C. Upaya Menjaga Kelestarian Tanah

1. Pengolahan Tanah Menggunakan Tanaman Penutup Tanah dan


Pengelolaan Lahan Miring untuk Mengurangi Erosi
Upaya untuk melindungi nutrisi dan mineral dalam tanah dari erosi dapat
dilakukan dengan menggunakan tanaman penutup atau melakukan reboisasi.
Tanaman penutup berperan dalam menahan air hujan, mengurangi pengikisan
tanah, dan mempertahankan produktivitas tanah. Pengolahan lahan untuk
mengurangi erosi dapat dilakukan melalui penterasan lahan miring (terasering),
mengubah permukaan tanah menjadi bertingkat-tingkat. Terasering bertujuan
mengurangi panjang dan kemiringan lereng, memperlambat aliran air, dan
meminimalkan erosi.

2. Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia


Upaya mengurangi dampak penggunaan pupuk kimia dapat dilakukan
dengan beralih ke pupuk organik. Pupuk organik berasal dari pelapukan sisa
tanaman, hewan, dan manusia, seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,
limbah ternak, limbah industri pertanian, dan limbah kota. Pupuk organik terurai
secara alami, meningkatkan struktur tanah, menjaga kualitas tanah dalam jangka
panjang, serta mendukung populasi mikroorganisme tanah.

3. Pengolahan Tanah yang Tepat untuk Pertanian Monokultur


Pertanian monokultur, menanam satu jenis tanaman pada suatu lahan,
tanpa pengolahan tanah yang tepat dapat menurunkan kesuburan tanah dan
mengurangi keanekaragaman hayati, termasuk mikroorganisme tanah. Upaya
pengolahan yang tepat melibatkan pergiliran tanaman. Contohnya, lahan yang
biasanya ditanami padi, pada musim kemarau dapat dialihkan untuk menanam
palawija atau tanaman pengikat nitrogen seperti kacang-kacangan. Ini membantu

27
menjaga ketersediaan unsur hara tanpa perlu tambahan pupuk kimia berbahaya
yang dapat mengurangi kesuburan tanah.

4. Daur Ulang Sampah yang Sulit Terurai


Sampah sulit terurai seperti plastik, kaca, dan logam dapat mengurangi
kesuburan tanah karena mikroorganisme memerlukan waktu lama untuk
mengurai. Tanpa pengolahan yang tepat, penumpukan sampah sulit terurai
membuat tanah tidak subur. Memisahkan sampah mudah dan sulit terurai adalah
upaya untuk menjaga kelestarian tanah. Daur ulang sampah sulit terurai, seperti
plastik atau kaca, tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga menciptakan
barang dengan nilai ekonomi. Siswa dapat menggunakan kreativitas untuk
mengubah sampah sulit terurai menjadi barang yang lebih berguna dan bernilai
ekonomi tinggi.

28

Você também pode gostar