Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 7 DAN 9
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... 4
Bab 7 Bioteknologi.............................................................................................. 5
A. Bioteknologi dan Perkembangannya........................................................ 6
B. Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan............................................... 6
1. Bioteknologi Pangan........................................................................ 6
2. Bioteknologi Pertanian.................................................................... 8
3. Bioteknologi Peternakan................................................................. 8
4. Bioteknologi Kesehatan..................................................................
9
5. Bioteknologi Lingkungan............................................................... 10
6. Bioteknologi Forensik.................................................................... 10
C. Dampak Penerapan dan Pengembangan................................................
10
1. Dampak terhadap Lingkungan...................................................... 10
2. Dampak terhadap Kesehatan....................................................... 11
3. Dampak terhadap Sosial dan Ekonomi..........................................
11
Cara Membuat Makanan yang Memanfaatkan Mikroorganisme.................... 12
1. Cara Membuat Tapai Ketan Hitam........................................................ 12
2. Cara Membuat Donat Kentang Sederhana........................................... 14
3. Cara Membuat Yoghurt......................................................................... 16
4. Cara Membuat Bolu............................................................................... 18
5. Cara Membuat Tempe.......................................................................... 20
Bab 9 Tanah Keberlangsungan Kehidupan...................................................... 22
A. Peran Tanah dan Organisme Tanah bagi Keberlangsungan
Kehidupan............................................................................................. 23
1. Peran Tanah bagi Kehidupan..................................................... 23
2. Peran Organisme Tanah............................................................. 23
B. Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah........... 25
1. Proses Pembentukan Tanah...................................................... 25
3
2. Komponen Tanah...................................................................... 25
C. Upaya Menjaga Kelestarian Tanah....................................................... 26
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Tapai ketan hitam........................................................................ 12
GAMBAR 2 Donat Kentang............................................................................. 14
GAMBAR 3 Yoghurt........................................................................................ 16
GAMBAR 4 Bolu............................................................................................. 18
GAMBAR 5 Tempe......................................................................................... 20
4
5
A. Bioteknologi dan Perkembangannya
1. Bioteknologi Pangan
Bioteknologi pangan adalah bioteknologi yang digunakan untuk
menghasilkan produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme. Beberapa
contoh produk bioteknologi di bidang pangan yaitu tapai, yoghurt, keju, tempe,
kecap, roti, dan minuman. Beralkohol. Penjelasan mengenai proses pembuatan
produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai berikut.
a. Tapai
Tapai, hasil fermentasi dari singkong atau beras ketan, melibatkan
mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp., dan
bakteri Acetobacter aceti. Proses ini menghasilkan rasa manis dari hidrolisis
amilum oleh Aspergillus, aroma khas dari alkohol oleh Saccharomyces
6
cerevisiae, dan rasa masam dari asam cuka yang dihasilkan oleh bakteri
Acetobacter aceti. Penting untuk menutup rapat selama pembuatan tapai agar
kualitas rasa dapat dikendalikan. Dengan kerja bersama mikroorganisme, tapai
menjadi produk dengan rasa manis, aroma khas, dan sentuhan asam cuka yang
dapat diatur sesuai selera dengan mengontrol kondisi fermentasi.
b. Yoghurt
Yoghurt, hasil fermentasi susu dengan bakteri, tidak hanya lezat tetapi
juga kaya protein, kalsium, dan vitamin. Manfaat kesehatannya mencakup
dukungan pada pencernaan, menjaga kesehatan jantung, mencegah hipertensi,
dan mengurangi risiko osteoporosis. Proses pembuatannya melibatkan bakteri
asam laktat, mengubah laktosa menjadi asam laktat, memberikan rasa masam,
dan menciptakan tekstur kental. Dengan citarasa unik, yoghurt bukan hanya
makanan lezat, tetapi juga pilihan sehat.
c. Keju
Proses pembuatan keju dimulai dengan pengasaman susu
menggunakan bakteri asam laktat dan penambahan rennet. Enzim renin
memutuskan ikatan peptida dalam protein kasein, membentuk dadih sebagai
bagian padat dan whey sebagai bagian cair. Keju kemudian melalui tahap
pematangan dan pengemasan untuk menghasilkan tekstur dan konsistensi
unik. Proses ini menyoroti peran krusial enzim renin dalam mempengaruhi
hasil akhir keju melalui pemisahan protein kasein dalam susu.
d. Tempe
Proses pembuatan tempe melibatkan pertumbuhan jamur Rhizopus
oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Selama pertumbuhan,
jamur menghasilkan hifa yang menyatukan biji kedelai, membentuk struktur
tempe yang padat. Selain itu, jamur juga memproduksi enzim protease,
memecah protein kompleks pada kedelai menjadi asam amino yang lebih
mudah dicerna oleh tubuh. Hasilnya, tempe tidak hanya memiliki cita rasa
khas dari fermentasi, tetapi juga meningkatkan ketersediaan nutrisi kedelai,
menjadikannya pilihan makanan yang baik dan bergizi.
e. Kecap
7
Kecap, produk bioteknologi dari kacang kedelai, diproduksi melalui
proses tradisional dengan melibatkan hidrolisis dan fermentasi menggunakan
jamur seperti Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae, dan Aspergillus wentii.
Kedelai direbus, ditaburi dengan kultur jamur, dan air garam ditambahkan.
Jamur menghasilkan enzim yang mengurai amilum menjadi gula sederhana
dan protein menjadi asam amino. Interaksi ini membentuk ikatan amino-
glikosida, memberikan kecap warna cokelat gelap. Proses berakhir dengan
penyaringan dan pemanasan untuk menghasilkan kecap siap pakai dengan cita
rasa khas.
f. Roti
Roti, makanan global, terbuat dari tepung terigu dan air, dengan variasi
dalam jenis, bentuk, ukuran, dan tekstur melalui komposisi tambahan. Proses
pembuatannya melibatkan fermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae,
menghasilkan gas karbon dioksida yang membuat adonan mengembang dan
menciptakan tekstur roti yang ringan dan menarik. Pemahaman fermentasi ini
membantu menciptakan produk roti dan donat yang lezat dan disukai banyak
orang.
g. Minuman Beralkohol
Bioteknologi banyak digunakan dalam pembuatan minuman
beralkohol seperti bir dan wine. Proses fermentasi oleh Saccharomyces pada
biji serealia atau ekstrak buah anggur memberikan karakteristik khas aroma
dan rasa pada minuman tersebut. Lama fermentasi juga memengaruhi
kandungan alkohol, memungkinkan pembuat minuman menciptakan produk
dengan karakteristik yang diinginkan.
2. Bioteknologi Pertanian
Peningkatan jumlah penduduk mendorong penelitian solusi produksi
pangan efisien. Bioteknologi, terutama rekayasa genetika, dengan tanaman
transgenik seperti jagung dan padi, memungkinkan peningkatan hasil tanaman.
Keunggulan termasuk ketahanan terhadap hama, mengurangi penggunaan
pestisida berbahaya, dan potensi peningkatan produksi sambil merawat
lingkungan.
8
3. Bioteknologi Peternakan
Bioteknologi di peternakan melibatkan pengembangan hewan transgenik
dengan rekayasa genetika. Fokusnya mulai dari penelitian penyakit hewan hingga
meningkatkan produksi susu dengan sapi perah transgenik yang memproduksi
hormon bST. Selain itu, rekayasa genetika digunakan untuk menciptakan hewan
ternak tahan penyakit dan menghasilkan sapi dengan daging berkualitas serta
pertumbuhan cepat.
4. Bioteknologi Kesehatan
Bioteknologi banyak diaplikasikan dalam bidang kesehatan atau bidang
medis, misalnya pembuatan antibiotik, insulin sintetis, dan vaksin.
a. Antibiotik
Perkembangan bioteknologi dalam bidang kesehatan dimulai dengan
penemuan antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming pada tahun 1928.
Antibiotik, seperti penisilin, dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum dan
Penicillium chrysogenum. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, ilmuwan
berhasil menemukan berbagai jenis antibiotik yang berasal dari berbagai
mikroorganisme.
c. Vaksin
Imunisasi atau vaksinasi melibatkan pemberian vaksin untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vaksin, yang bisa berupa bakteri atau
9
virus dilemahkan, atau bagian kecil dari mereka, memicu pembentukan
antibodi dan sel memori. Dalam pengembangan bioteknologi, ilmuwan
menggunakan rekayasa genetika untuk menciptakan vaksin yang aman.
Mereka isolasi gen yang mengode protein bakteri atau virus, memasukkannya
ke sel Saccharomyces, sehingga sel tersebut menghasilkan protein yang
memicu produksi antibodi, memberikan perlindungan terhadap infeksi.
d. Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal, spesifik terhadap satu antigen, diproduksi
melalui fusi sel tumor dan sel limfosit B dari tikus atau kelinci yang
diimunisasi dengan antigen. Sel hibridoma dipilih, dikultur, dan menghasilkan
antibodi dalam jumlah besar. Digunakan dalam terapi untuk artritis, penolakan
organ transplantasi, dan kanker.
5. Bioteknologi Lingkungan
Pencemaran air laut oleh tumpahan minyak, disebabkan oleh aktivitas
seperti ladang minyak, operasi kapal tanker, dan limbah industri, merugikan
ekosistem laut termasuk ikan, kepiting, udang, dan terumbu karang. Solusi
bioremediasi melibatkan bakteri Pseudomonas yang dapat memecah molekul
minyak menjadi karbon dioksida. Fitoremediasi juga digunakan dengan tanaman
seperti eceng gondok dan bunga matahari untuk membersihkan tumpahan minyak.
Langkah-langkah ini bertujuan menjaga keseimbangan lingkungan laut dan
meminimalkan dampak negatif dari tumpahan minyak.
6. Bioteknologi Forensik
Forensik, sebagai aplikasi teknik ilmiah, telah berkembang pesat dalam
menginvestigasi kejahatan. Awalnya, tes sidik jari dominan, tetapi dengan
kemajuan bioteknologi, DNA fingerprinting menjadi pendekatan lebih akurat.
Menggunakan variasi profil DNA, mirip dengan tes sidik jari, teknologi ini
memberikan acuan penting dalam identifikasi individu dan investigasi forensik.
DNA fingerprinting telah meningkatkan akurasi dalam mengungkap kebenaran
dalam berbagai kasus kriminal, termasuk menentukan keterkaitan DNA dalam
keluarga.
10
Bioteknologi, seperti yang telah dibahas sebelumnya, memberikan
manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti pangan, pertanian,
peternakan, kesehatan, lingkungan, dan forensik. Meskipun memberikan
keuntungan, penerapan bioteknologi juga tidak terlepas dari dampak negatif.
11
Cara Membuat Makanan yang Memanfaatkan Mikroorganisme
Sumber: https://images.app.goo.gl/fZg7ZRtMPWv67xqV7
Gambar 1 Tapai Ketan Hitam
12
- Baskom
- Panci
- Entong plastik (pengaduk)
- Parutan
- Saringan
- Nyiru
- Kompor gas
- Alat bantu daun pisang/kantung plastik/gelas cup.
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Campur ketan hitam dan putih dalam baskom, cuci bersih, dan rendam
semalam.
2. Cuci kembali ketan hingga bersih, lalu tiriskan.
3. Kukus ketan sampai setengah matang, angkat, dan siram dengan air dingin
hingga rata. Pastikan seluruh bagian ketan terkena air dingin, lalu tiriskan.
4. Kukus kembali ketan sampai matang, angkat, dan dinginkan hingga benar-
benar dingin.
5. Parut atau haluskan ragi yang sudah dijemur, ayak di atas ketan yang sudah
dingin hingga rata.
6. Letakkan di wadah yang kering yang dialasi dengan daun pisang, lalu siram
dengan air gula yang telah disiapkan. Simpan dalam wadah tertutup selama 2-3
hari. Tape ketan siap disajikan.
Kesimpulan:
13
Kesimpulan dari proses pembuatan tape ketan hitam dengan menggunakan
bioteknologi adalah bahwa pendekatan ini memanfaatkan mikroorganisme
tertentu, seperti ragi, untuk menghasilkan fermentasi pada ketan hitam.
Fermentasi ini menghasilkan asam laktat dan enzim yang memberikan
karakteristik rasa dan aroma khas pada tape. Dengan menggunakan bioteknologi,
proses fermentasi dapat diatur secara lebih efisien, menghasilkan tape ketan hitam
yang lebih baik secara kualitas dan konsistensi.
sumber: https://angelaa57.id/donat-donuts/
14
2. Mixer
3. Scraper
4. Wajan Penggorengan
5. Penjepit Makanan
6. Wadah
7. Cetakan Donat
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Campur terigu, susu bubuk, gula pasir, dan ragi instan dalam satu wadah. Aduk
rata.
2. Masukkan kuning telur dan kentang kukus yang sudah dihaluskan.
3. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus diuleni. Hentikan bila dirasa
sudah cukup. Uleni sampai menggumpal.
4. Masukkan butter dan garam, uleni hingga kalis elastis.
5. Diamkan 30-45 menit hingga mengembang 2 kali lipat (tergantung suhu).
6. Tutup rapat dengan plastik wrap atau serbet bersih.
15
7. Kempiskan adonan.
8. Timbang adonan per 40 gram, lakukan hingga adonan habis.
9. Bulatkan adonan dan gilas ringan dengan rolling pin membentuk bulat.
10. Lubangi adonan donat menggunakan pangkal spuit atau tutup botol.
11. Diamkan lagi kurang lebih 30-45 menit atau sampai mengembang dua kali
lipat.
12. Panaskan minyak dengan api kecil, jika minyak sudah panas, masukkan donat
dalam minyak dan goreng hingga matang,
13. Cukup sekali balik biar matang sempurna.
Kesimpulan:
Dengan menerapkan bio teknologi dalam pembuatan donat, dapat disimpulkan
bahwa mikroorganisme seperti ragi bertanggung jawab untuk proses fermentasi
adonan donat. Fermentasi ini menghasilkan gas karbon dioksida, yang
memberikan volume dan tekstur yang kenyal pada donat. Penerapan kontrol
bioteknologi dalam suhu dan waktu fermentasi dapat meningkatkan kualitas
donat, memastikan konsistensi dalam rasa, tekstur, dan penampakan.
3. CARA MEMBUAT YOGHURT
sumber: https://images.app.goo.gl/DeS5bRPmEdzV2vAR9
Gambar 3 Yoghurt
16
1. Wadah untuk Fermentasi
2. Termometer
3. Lemari Es
4. Panci
5. Whisk atau Sendok Kayu
6. Selimut atau Handuk Tebal
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Panaskan susu hingga mencapai suhu sekitar 85-90 derajat Celsius. Hal ini
membantu dalam denaturasi protein susu.
2. Biarkan susu dingin hingga suhu sekitar 40-45 derajat Celsius.
3. Campurkan yoghurt awal ke dalam susu. Pastikan pencampuran merata.
4. Letakkan wadah di tempat hangat, bungkus dengan selimut atau handuk tebal,
dan biarkan selama 4-8 jam. Fermentasi akan mengubah susu menjadi yoghurt.
5. Setelah fermentasi, dinginkan yoghurt di dalam lemari es selama beberapa jam
untuk memadatkannya.
6. Jika diinginkan, tambahkan gula, madu, atau buah-buahan sesuai selera.
7. Simpan yoghurt dalam lemari es hingga siap disajikan.
Kesimpulan:
17
Dengan menerapkan bio teknologi pada pembuatan yoghurt, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan bakteri probiotik, seperti Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus, memainkan peran kunci dalam proses fermentasi
susu menjadi yoghurt. Proses ini menghasilkan asam laktat, memberikan rasa
asam dan tekstur khas pada yoghurt. Kontrol suhu dan waktu fermentasi menjadi
faktor penting dalam mendukung pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
Penerapan bio teknologi meningkatkan efisiensi produksi dan konsistensi
karakteristik yoghurt.
Sumber: https://images.app.goo.gl/vDx6uKc2kst2kdMt5
Gambar 4 Bolu
18
5. Loyang kue bolu.
6. Spatula silikon.
7. Timbangan kue.
8. Gelas ukur.
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Olesi cetakan dengan margarin. Jika memanggang pakai oven, panaskan dulu
ovennya dengan api sedang. Dan jika memanggangnya pakai baking pan,
panaskan alas besinya.
2. Kocok telur, gula, dan TBM dengan mixer kecepatan tinggi sampai kental,
putih, dan mengembang. Kurangi kecepatan mixer, kocok terus sampai
gelembung-gelembungnya berkurang. Matikan mixer.
3. Campur terigu dengan vanili. Lalu masukkan ke dalam kocokan telur sambil
diayak dan diaduk menggunakan sendok kayu/spatula hingga tercampur rata.
Aduk dengan gerakan ringan dan perlahan.
4. Campur jadi satu margarin cair dan susu kental manis.
5. Lalu masukkan ke dalam adonan, aduk perlahan dari dasar mangkuk menuju
permukaan supaya tidak ada cairan margarin yang mengendap di dasar.
6. Tuang ¾ bagian adonan ke dalam cetakan/baking pan yang sudah disiapkan.
19
7. Sisa adonan diberi coklat bubuk yang sudah diencerkan dengan air hangat.
Aduk perlahan hingga rata.
Kesimpulan:
Dengan menerapkan bio teknologi pada pembuatan bolu, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan mikroorganisme seperti ragi atau baking powder berperan
penting dalam proses fermentasi dan pengembangan adonan. Penerapan kontrol
suhu dan waktu fermentasi membantu memastikan tekstur dan volume yang
diinginkan pada bolu. Penggunaan enzim dan bahan tambahan bioteknologi dapat
meningkatkan sifat organoleptik dan daya simpan bolu secara keseluruhan.
Dengan demikian, bio teknologi dapat mendukung produksi bolu yang lebih
konsisten dan bermutu.
5. CARA MEMBUAT TEMPE
sumber: https://images.app.goo.gl/5yjUrdWUuJ4hCvRn7
Gambar 5 Tempe
20
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
- Kacang kedelai 500 gram
- Ragi tempe
- Air
- Tepung beras
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Cuci kacang kedelai hingga bersih.
2. Rendam kacang kedelai selama 12 jam (semalaman).
3. Kulit kacang dikelupas pada pagi hari.
4. Rebus kacang kedelai selama 30-45 menit.
5. Kacang ditiriskan hingga kering.
6. Campur 3 sendok makan ragi tempe dan 100 gram tepung beras, dan taburkan
di atas kacang yang sudah dikeringkan.
7. Kacang yang telah ditaburi dicetak ke dalam plastik/daun pisang.
8. Kacang yang telah dicetak ditusuk lidi/jarum merata di permukaan.
9. Simpan di suhu ruangan dan tunggu 1-2 malam.
10. Setelah proses fermentasi selama 1-2 malam, tempe siap disajikan. Potong
tempe sesuai selera dan nikmati tempe yang telah Anda buat dengan aroma dan
rasa yang khas. Selamat menikmati!
Kesimpulan:
Dengan menerapkan bio teknologi pada pembuatan tempe, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan kultur jamur Rhizopus oligosporus dalam proses fermentasi
kedelai memiliki peran kunci. Mikroorganisme ini mengubah kedelai menjadi
tempe melalui proses fermentasi, menghasilkan tekstur yang padat dan rasa khas
tempe. Kontrol suhu dan kelembaban selama fermentasi adalah faktor krusial
untuk pertumbuhan jamur yang optimal. Penerapan bio teknologi dapat
memastikan kualitas dan keamanan tempe secara konsisten, serta meningkatkan
efisiensi produksi.
21
22
A. Peran Tanah dan Organisme Tanah bagi Keberlangsungan
Kehidupan
23
menjadi sumber pangan utama bagi makhluk hidup. Wilayah Indonesia kaya akan
logam seperti emas, perak, dan timah dalam tanahnya.
24
d. Pencegah Penyakit Tanah
Tanah yang sehat, dengan jumlah senyawa organik dan aktivitas
organisme yang tinggi, mampu melawan organisme penyakit. Ketika aktivitas
pertanian tidak berlebihan dan tanpa penggunaan kimia berlebihan, prinsip
pengendalian biologis secara alami bekerja di tanah.
2. Komponen Tanah
a. Batuan
Batuan adalah bahan padat alami yang terdiri dari campuran mineral dan
senyawa dengan berbagai komposisi. Dikelompokkan oleh ahli geologi menjadi
batuan beku, sedimen, dan metamorf berdasarkan proses terjadinya. Terbentuk
25
dari magma yang mendingin di gunung berapi, batuan mengalami pelapukan
untuk menjadi bahan pembentuk tanah di permukaan bumi.
b. Udara
Rongga udara ditemukan di antara butiran tanah dan batuan, serta antara
batuan dan tanah. Selain itu, rongga udara juga muncul di antara butiran tanah dan
akar tumbuhan, serta antara akar tanaman dan batu. Aktivitas hewan tanah, seperti
cacing, juga dapat membentuk rongga udara dalam tanah.
c. Humus
Humus adalah komponen organik hasil dekomposisi hewan atau tumbuhan
mati, seperti daun gugur atau kotoran hewan, oleh bakteri dan jamur. Humus
membuat tanah subur dengan tekstur gembur dan banyak pori-pori,
memungkinkan pertukaran udara yang memadai untuk akar tanaman. Tanah
humus mampu mempertahankan kelembapan dan kaya akan mineral serta nutrisi
esensial, mendukung pertumbuhan tumbuhan.
d. Air
Tanah, sebagai habitat berbagai makhluk hidup seperti bakteri, cacing,
jamur, dan tumbuhan, membutuhkan kelembapan yang diperoleh dari air dalam
tanah. Air yang tersedia juga penting untuk diserap oleh tumbuhan melalui
akarnya. Ini memainkan peran kunci dalam mendukung kehidupan organisme
tanah dan memenuhi kebutuhan tumbuhan.
e. Mineral
Tanah berasal dari pelapukan batuan dan kerak bumi, mengandung
mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, nitrat, fosfat, dan sulfat. Nutrisi ini
diserap oleh tumbuhan melalui akar. pH tanah, mencerminkan tingkat keasaman,
adalah indikator kesuburan. Tanah subur memiliki pH sekitar 7, memungkinkan
tumbuhan menyerap nutrisi secara optimal.
f. Komponen Organik
26
Tanah adalah habitat bagi berbagai makhluk hidup seperti bakteri, jamur,
alga, serangga, dan cacing tanah. Organisme tanah ini menguraikan sisa-sisa
makhluk hidup, menciptakan material organik yang memperkaya tanah. Bahan-
bahan yang dapat diuraikan termasuk sisa-sisa organisme, menghasilkan tanah
yang subur.
27
menjaga ketersediaan unsur hara tanpa perlu tambahan pupuk kimia berbahaya
yang dapat mengurangi kesuburan tanah.
28