1) O documento descreve as seis fases do desenvolvimento humano de acordo com o Alcorão: (1) da terra, (2) do esperma, (3) um coágulo de sangue, (4) um grumo de carne, (5) ossos e carne, (6) desenvolvimento contínuo.
2) Os propósitos da criação humana segundo o Alcorão são: (1) adoração a Deus, (2) gerenciamento da terra, (3) cumprimento de responsabilidades.
1) O documento descreve as seis fases do desenvolvimento humano de acordo com o Alcorão: (1) da terra, (2) do esperma, (3) um coágulo de sangue, (4) um grumo de carne, (5) ossos e carne, (6) desenvolvimento contínuo.
2) Os propósitos da criação humana segundo o Alcorão são: (1) adoração a Deus, (2) gerenciamento da terra, (3) cumprimento de responsabilidades.
1) O documento descreve as seis fases do desenvolvimento humano de acordo com o Alcorão: (1) da terra, (2) do esperma, (3) um coágulo de sangue, (4) um grumo de carne, (5) ossos e carne, (6) desenvolvimento contínuo.
2) Os propósitos da criação humana segundo o Alcorão são: (1) adoração a Deus, (2) gerenciamento da terra, (3) cumprimento de responsabilidades.
1. Sulalah min thin (tanah) Didalam al-qur’an dijelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah. Seperti dalam al-qur’an ali Imran:59 “Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) ‘Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu”. Pada ayat itu allah swt menjelaskan bahwa nabi isa sama seperti nabi adam yang diciptakan dari tanah. Walaupun nabij isa sebenarnya diciptakan dari sel telur yang berasal dari ibunya. Tetapi perlu diingat bahwa sel telur itu berasal dari darah, sedangkan darah dari makanan, dan makanan tumbuh dari tanah. Maka, nabi isa a.s juga berasal dari tanah. (Salman Harun 2016). Menurut al-asfahani, kata thin berarti tanah yang bercampur air atau tanah basah. Dalam surah al-an’am:2, al-a’raf:12, as- sajadah:7, ash- shafat:11, shad :71 dan 76. Shalshal adalah tembikar kering yang berongga yng dibuat dari tanah. Benda itu di al-qur’an disebut hama’ atau tanah liat yang sedikit berbau. Tanah ini dibentuk (masnun) menjadi shalshal . kata tersebut diulang 3 kali di alqur’an: QS. Al- hijr:26,28,33 Allah SWT dalam QS Shad ayat 71 berfirman “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah.” Hakikat tanah di sini adalah zat yang berasal dari bahan makanan di mana bahan makanan manusia maupun hewan semuanya berasal dari tanah. Dari makanan itulah yang kemudian diproses menjadi darah. Selanjutnya, air mani atau sperma diproduksi. 2. Nutfah (air mani) Dalam QS Fathir ayat 11 dijelaskan, “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).” “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)”. (QS. Al-Mu’minun: 12-14). ini fase pertama terjadinya manusia. Nutfah adalah air mani yang berasal dari sperma laki-laki dan sel telur Wanita, dan masing-masing mempunyai peran seimbang. Nuthfah(zygote), yang merupakan hasil dari pembuahan ovum oleh sperma, terus berkembang dalam rahim ibu, membelah dan menjadi bagian-bagian yang lebih banyak. Ia bergerak dalam rahim ibu dan mendapatkan makanan dari sari-sari makanan ibu yang ada di dalamnya. Saat sel-sel tadi terbelah, ada kejadian di mana sel terbelah sempurna menjadi bagian-bagian yang sama dan berkembang menjadi 2 individu yang kita kenal dengan kembar identik. 3. ‘alaqah (segumpal darah) setelah nuthfah berkembang dan mengelompok dan menjadi gumpalan darah itulah yang disebut ‘alaqah. “Lalu air mani itu Kami jadikan segumpal darah” (QS. Al-Mu’minun: 14) Pada awalnya ‘alaqoh bergerak bebas di dalam ovarium dan mendapatkan makanan dari sari makanan ibu. Kemudian secara perlahan, ia bergerak keluar dari ovarium dan mulai menempel di dinding rahim, untuk berproses menjadi mudghah. ada QS Al-‘Alaq ayat dua, Allah SWT berfirman, “Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah).” 4. Al-mudghah (segumpal daging) (Al-Mu’minun: 14), mudgah adalah gumpulan daging yang menjadi wadah gumpalan darah. Fase ini dimulai dari minggu ke-4 dan dikenal dengan fase awal tumbuhnya anggota vital dari tubbuh manusia. Mudghah membelah diri menjadi 2 lapisan: Mukhllaqoh (lapisan dalam), yang sempurna kejadiannya, atau lapisan dalam dari mudah yang kemudian berproses menjadi embrio atau calon bayi. Ghairu mukhallaqoh (lapisan luar), kebalikan dari mukhallaqoh yaitu tidak sempurna kejadiannya, atau lapisan luar mudgah, kemudian berproses menjadi plasenta atau ari-ari yang fungsinya untuk menyalurkan makanan kepada bayi. 5. ‘idzam (tulang) dan al-lahm ( pembungkus daging) (QS. Al-Mu’minun: 12-14), Al-Qur’an mengidentifikasikan setiap fase sesuai proses terpenting yang terjadi, pada fase ini yang terpenting adalah pembentukan tulang, yaitu berubahnya mudghah menjadi‘idzam, atau gumpalan kecil darah menjadi tulang belulang yeng merupakan rangka dari tubuh manusia. Bersamaan dengan perubahan menjadi tulang, muncul pula daging lengket yang membungkus tulang. Menurut ilmu kedokteran, hal ini terjadi pada minggu ke-4, karena ilmu kedokteran tidak memisahkan antara fase mudghah, ‘idzam dan lahm. Tapi ada kesesuian dengan Al-Qur’an tentang urutan kejadian setiap fase pada minggu ke-4 ini. 6. Al-khalaq al-akhar (QS. Al-Mu’minun: 14), pertumbuhan janin dalam rahim berbeda antara satu dan lainnya, sebagaimana perbedaan pertumbuhan manusia setelah dilahirkan. Maka, setelah memasuki bulan ketiga dari masa kehamilan, terjadi perbedaan perkembangan antar tiap janin. Tapi, setiap janin yang sudah memasuki bulan keempat, akan memasuki fase baru dalam pertumbuhannya, karena telah memiliki organ-organ vital dalam dirinya. Demikian janin terus berkembang hingga saat memasuki usia 7 bulan, ia sudah dapat bertahan hidup dengan organ tubuh yang lengkap tapi belum sempurna. Setelah berusia 9 bulan, maka ia mulai siap dilahirkan ke dunia. B. Tujuan penciptaan manusia Manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Ini sesuai dengan QS. At Tin [95]: 4. 1) Beribadah dan bertakwa kepada allah swt. (QS. Adz-dzariyat:56) disini allah menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar tidur , bekerja, makan maupun minum melainkan untuk beribadah kepadanya. Menurut tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah:" bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya di bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk begitu saja tanpa pelarangan atau perintah" . tujuan ini untuk mendidik manusia agar meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada allah. 2) Sebagai pengurus bumi dan seisinya Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa Allah menciptakan khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. Manusia diberi derajat tinggi untuk mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka bumi. Tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah juga tertuang dalam QS. al-An’am : 165. 3) Mengemban Amanah. Tujuan ini berupa kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah tersebut. (qs. Al- ahzab :72. Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar tidak dikhianati, baik Amanah dari allah swt dan rasulnya maupun amnah antar sesame manusia. 4) Agar manusia senantiasa mengetahui maha kuasanya allah swt. seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya dan sesisnya terbentuk atas kuasa Allah SWT. Hal tersebut telah dijelaskan dalam QS at-Thalaq: 12