Você está na página 1de 19

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH

PUSKESMAS LAMPASI
Jl. Prof.M.Nasroen Kel.Sungai Durian Kec. Lamposi Tigo Nagori Kota Payakumbuh Kode Pos 26219
(0752) 90986 SMS Center 085265712515 Email : puskesmas_lampasi @yahoo.co.id

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LAMPASI
NO. 445 / /SK-B/Pusk-LPS/I/2016

TENTANG
TATA NILAI DALAM PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PUSKESMAS LAMPASI

KEPALA PUSKESMAS LAMPASI

MENIMBANG : a. bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah


satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
kesehatan;
b. bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan
Masyarakat perlu memiliki tata nilai dalam
pengelolaan dan pelaksanaan program guna
meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan
kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat serta
menyukseskan program jaminan kesehatan
nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Lampasi tentang tata nilai dalam pengelolaan dan
pelaksanaan program Puskesmas Lampasi.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun
2013 tentang Kriteria Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil, dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Tidak
Diminati (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 153);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI TENTANG
TATA NILAI DALAM PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN
PROGRAM PUSKESMAS LAMPASI
KESATU : Tata Nilai dalam Pengelolaan dan Pelaksanaan Program
di Puskesmas Lampasi sebagaimana dimaksud pada
Diktum Kesatu terlampir dalam Lampiran Keputusan
ini;
KEDUA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
agar digunakan sebagai acuan oleh Puskesmas
Lampasi serta pihak terkait dalam melakukan penilaian
kinerja sumber daya manusia kesehatan di Puskesmas
Lampasi;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : PAYAKUMBUH
PADA TANGGAL : 4 Januari 2016

Kepala Puskesmas Lampasi

HARIKA PUTRA
LAMPIRAN 1
NOMOR : 445 / /SK-B/Pusk-LPS/I/2016
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI TENTANG TATA NILAI DALAM
PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PUSKESMAS LAMPASI

TATA NILAI DALAM PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM


PUSKESMAS LAMPASI

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan serta pembinaan kesehatan
masayrakat secara menyeluruh telah dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah
organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat, memberi pembinaan kesehatan terhadap masyarakat, serta
memberi pelayanan kesehatan terpadu pada masyarakat dalam suatu wilayah
kerja. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang fungsi serta upaya kesehatannya, Puskesmas dilengkapi


instrumen Puskesmas Tingkat Pertama(PTP), Loka Karya Mini Puskesmas,
Penilaian Kinerja Puskesmas dan Sumber Daya Puskesmas baik alat, obat,
serta tenaga kesehatan. Untuk mendukung instrumen tersebut berjalan
dengan baik terdapat sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan
upaya peningkatan mutu pelayanan. Oleh karena itu, untuk mengetahui
tingkat kinerja puskesmas, perlu dibuat suatu tata nilai pengelolaan dan
pedoman program Puskesmas yang terwujud dalam Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP).

1.2. Tujuan
 Untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja sumber daya masyarakat
kesehatan di Puskesmas LAMPASI.
 Untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja untuk perencanaan tahun
berikutnya.
 Mengetahui tingkat pencapaian kinerja Puskesmas LAMPASI.

2. Konsep Penilaian Kinerja Puskesmas


2.1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja atau prestasi kerja adalah catatan hasil dari kemampuan kerja atau
prestasi yang ditunjukkan atau dicapai dalam suatu waktu tertentu dalam
mengerjakan tugas. Kinerja organisasi adalah proses yang dilakukan dan hasil
yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan jasa pelayanan atau
produk kepada pelanggan (Fitzpatrick, 1994). Kinerja merupakan kombinasi
antara kemampuan dan usaha yang dimiliki oleh individu. Kemampuan yang
dimiliki dapat berupa kemampuan manajerial, komunikasi, hubungan
interpersonal, kepribadian, kedewasaan, kecerdasaan umum, pengetahuan
serta keterampilan terkait dengan pekerjaan.

Kinerja profesional dalam upaya pelayanan kesehatan secara umum


mencakup pengetahuan klinis dan medis, keterampilan teknis klinis dan
medis, manajerial kesehatan, dan hubungan interpersonal. Peningkatan dan
penampilan kerja atau performa individu dan organisasi dalam upaya
pelayanan kesehatan mempengaruhi efektivitas pelaksanaan suatu program.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, yakni faktor individu,


faktor psikososial dan faktor organisasi.

1. Faktor individu
Faktor individu yang mempengaruhi kinerja adalah kompetensi, usia,
jenis kelamin, pengetahuan, pengalaman kerja, dan keterampilan.
Kompetensi meupakan hal utama yang mempengaruhi kinerja.
Contoh : Umur mempengaruhi pengalaman kerja serta keterbatasan
secara fisik dan mental terkait pekerjaan.

2. Faktor psikososial
Faktor psikososial terdiri dari mitivasi dan kepatuhan dalam bekerja.
Motivasi dapat membangkitkan semangat dalam bekerja sehingga
pekerjaan terasa ringan dan dapat terselesaikan dengan baik.
Kepatuhan dari individu dapat membantu organisasi dalam
mewujudkan tujuan dan sasaran kerja organisasi.

3. Faktor Organisasi
Manajemen organisasi seperti beban kerja, kepemimpinan, pengawasan
serta sanksi sangat mempengaruhi kinerja. Setiap individu memiliki
kapasitas kerja sendiri sesuai dengan faktor indivdu, sehingga beban
kerja setiap individu berbeda. Kepemimpinan menjadi strategi dalam
meningkatkan kinerja organisasi. Pengawasan serta sanksi diperlukan
sebagai koreksi terhadap kinerja untuk mencapai tujuan.

b. Indikator Kinerja
Beberapa indikator kinerja yang umum berlaku pada pelayanan dibidang
kesehatan yaitu, ketepatan waktu, disiplin, hasil kerja dalam kualitas yang
dicapai, ide-ide gagasan atau inovasi dalam bekerja. Sedangkan menurut
Djoko Wiyono (2004), indikator kinerja yang baik antara lain :
1. Tidak melakukan cacat kerja
2. Tidak melakukan pengulangan pekerjaan
3. Tidak melakukan pekerjaan yang terbuang, atau tidak terpakai.
4. Tidak ada item pekerjaan yang hilang atau tidak terdata dengan baik
5. Tidak menunda menyelesaikan pekerjaan
6. Tidak terlambat menyerahkan hasil kerja atau laporan pekerjaan
2.2. Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Pengertian
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya pengukuran atas kontribusi
atau peran kerja atas tenaga kesehatan di puskesmas. Pelaksanaan penilaian
kinerja dilakukan oleh Puskesmas sebagai instrumen koreksi diri dengan
penilaian secara mandiri, kemudian hasilnya diserakan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diverifikasi.

Aspek penilaian Puskesmas meliputi pencapaian cakupan dan majemen


kegiatan dalam puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menetapkan Puskesmas dalam kelompok
(I,II,III) sesuai pencapaian kinerjanya. Pengelompokan ini dilakukan untuk
mengetahui urutan pencapaian kinerja Puskesmas serta dapat melakukan
pembinaan yang mendalam dan terfokus.

b. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas


Menurut Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas (2006), tujuan dan
manfaat Penilian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah sebagai berikut :

1. Tujuan PKP
Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
kabupaten/kota.
Tujuan Khusus
 Mendapat gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manjemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
 Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun
berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.
 Mendapatkan informasi analisa kinerja puskesmas dan baan
masukan dalam menyusun rencana kegiatan puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk tahun yang akan datang.

2. Manfaat PKP
Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan
dibandingkan dengan target yang harus dicapainya.
Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakangnya serta hambatan masalah kesehatan di
wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
Puskesmas.
Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menetapkan
tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun
yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menetapkan dan mendukung
kebutuhan sumber daya Puskesmas dan pembinaan Puskesmas.

c. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas


Ruang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
Pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu
pelayanan. Penilaian kinerja masing-masing puskesmas tidaklah sama,
melainkan hanya berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas di wilayah kerjanya, baik yang dilaksanakan dalam gedung
maupun di luar gedung.

1. Pelayanan kesehatan
 Upaya Kesehatan Wajib, jenis pelayanan mendasar yang
penetapan jenisnya disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Contoh : promosi kesehatan dan kesehatan ibu
dan anak.
 Upaya Kesehatan Pengembangan yang merupakan upaya
kesehatan dengan pendekatan atau ide baru (inovasi) yang
dilaksanakan di Puskesmas

2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas


 Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini.
 Manajemen sumber daya (alat, obat, keuangan, dll)

3. Mutu pelayanan Puskesmas


 Penilaian Input
 Penilaian Proses
 Penilaian Output
 Penilaian Outcome

3. Tahapan Penilaian Kinerja Puskesmas


a. Penetapan Target Puskesmas
Setiap Puskesmas memiliki program masing-masing yang ditetapkan sesuai
target yang bersifat spesifik (target nasional menjadi target daerah atau
wilayah kerja puskesmas) yang didasarkan pada hasil perundingan antara
Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten saat penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas. Dimana, target dalam Puskesmas dijadikan sebagai tolak
ukur yang akan dicapai Puskemas pada akhir tahun, yang harapannya apabila
target Puskesmas tercapai, maka dapat membantu target nasional tercapai.
b. Pengumpulan Data Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan Puskesmas dan jaringannya dalam periode waktu tertentu
sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun, akan diperhitungkan
sesuai dengan data yang didapatkan dari SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan
di Puskesmas.

c. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, hasil data dari kegiatan di Puskesmas dihitung
dan dibandingkan dengan target standar yang telah ditetapkan.

d. Analisis Hasil dan Langkah Pemecahan


Menganalisis hasil yang sudah diperhitungkan dan mengelompokkan hasil
data sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang umum maupun yang
spesifik. Dimana nantinya dilakukan identifikasi masalah, bisa menggunakan
SWOT atau pendekatan sistem. Selanjutnya, setelah menganalisis data
terindentifikasi, alternatif pemecahan masalah dan merumuskan langkah-
langkah pemecahannya dapat dilakukan. Alternatif pemecahan masalah harus
tetap sesuai dengan analisis hasil data yang telah dirumuskan. Dan langkah
selanjutnya, merumuskan rencana usulan kegiatan tahun depan yang lebih
baik sebagai perencanan Puskesmas tahun mendatang.

e. Pelaksanaan Penilaian
Adanya sebuah perencanaan, pelaksanaan dan terealisasinya program atau
kegiatan akan lebih terlihat apa yang harus diperbaiki atau ditambahkan
untuk kembali merencanakan kegiatan selanjutnya, melaksanakan tahap
penilaian terlebih dahulu. Dalam tahap pelaksanaan penilaian dibagi 2 tingkat
:

1. Penilaian Tingkat Puskesmas


Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam upaya mengukur kinerjanya.
Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk
mengumpulkan data pencapaian, menganalisis masalah, menyusun
rencana pemecahan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

2. Penilaian Tingkat Kabupaten/ Kota


Menerima konsultasi dari Puskesmas dalam melakukan perhitungan
hasil kegiatan, menganalisa data dan membuat pemecahan masalah.
Termasuk juga memantau pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.

Langkah pelaksanaan penilaian adalah:


1. Langkah Pelaksanaan Penilaian di Tingkat Puskesmas

No. Kegiatan
I Pra Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Pemantuan hasil kegiatan secara periodik/ triwulan dan
konsultasi ke Kabupaten/Kota, dalam rangka mencapai
target cakupan dan mutu hasil kegiatan Puskesmas pada
akhir tahun.
II Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan
(dari data bulanan/triwulan)
b. Konsultasi ke/ pembinaan dan bimbingan dari Dinkes
Kabupaten/Kota
c. Memberikan laporan perhitungan kinerja Puskesmas
kepada Dinkes Kab/Kota, dan membahas terkait verifikasi
data dan perhitungan.
d. Menerima feedback nilai akhir kinerja Puskesmas, serta
koreksi perbaikan bila terjadi kesalahan.
e. Menyajikan hasil akhir perhitungan dalam bentuk grafik
sarang laba-laba, atau yang lain.
III Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Menganalisis masalah dan kendala, merumuskan
pemecahan masalah, rencana perbaikan sekaligus rencana
usulan kegiatan tahun yang akan datang.
b. Mendapat informasi dari Kabupaten/kota tentang rencana
anggaran yang mungkin akan diterima tiap Puskesmas.
c. Bersama tim perencanaan Puskesmas menyusun RPK
untuk tahun berjalan.
d. Membahas rencana kegiatan terkait dengan lintas sektor
terkait.
e. Menyampaikan informasi sekaligus membagi tugas dan
tanggung jawab untuk kegiatan tahun yang akan
dilaksanakan, dalam forum pertemuan lokakarya tahunan
Puskesmas.
f. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas sektor untuk
mendiskusikan rencana kegiatan.
g. Mempersiapkan seluruh pelayanan Puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan.
2. Pelaksanaan Penilaian oleh Tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

No. Kegiatan
I Pra Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Pemantauan penyelenggaraan dan pembinaan kegiatan
Puskesmas dalam periode waktu tertentu.
II Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Menerima konsultasi dari/pembinaan dan bimbingan
kepada Puskesmas
b. Menerima laporan perhitungan penilaian kinerja dari
Puskesmas, melakukan verifikasi atas data dan
perhitungan dari Puskesmas.
c. Memberikan umpan balik nilai akhir penilaian kinerja
Puskesmas sesuai dengan urutan peringkat suatu
Puskesmas.
d. Menyajikan semua hasil kinerja Puskesmas di Kab/kota
berdasarkan peringkat dalam kelompoknya, sebaiknya
dalam bentuk grafik batang.
III Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Menganalisis masalah dan kendala yang dihadapi
Puskesmas dan kabupaten. Merumuskan pemecahan
masalah, rencana perbaikan dan rencana kegiatan tahun
mendatang yang lebih baik.
b. Membahas rancangan kegiatan, besarnya target, biaya
yang diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama Puskesmas.
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan tingkat
Kabupaten/kota, baik dalam kegiatannya sendiri maupun
pembinaan untuk Puskesmas.

Contoh Pelaksanaan Penilaian Kinerja

1. Bahan dan Pedoman


Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja Puskesmas adalah hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu
pelayanan. Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan
berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. tahun 2006.

2. Teknis Pelaksanaan
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja UPT Puskesmas X tahun 2014,
sebagaimana berikut di bawah ini:
a. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
Puskesmas tahun 2014 ( Januari s.d Desember 2014) dengan variabel dan
subvariabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun
2014.

b. Pengolahan Data.
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :

 Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian
(H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau

SV (%) = H x 100%
T
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub
variabel (ΣSV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atau
V (%) = Σ SV
n

Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
 Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
 Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90
%
 Kelompok III (kinerja kurang) :Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

c. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas dikelompokkan menjadi empat
kelompok :
 Manajemen Operasional Puskesmas
 Manajemen alat dan obat
 Manajemen keuangan
 Manajemen ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai


sebagai berikut :
 Skala 1 nilai 4
 Skala 2 nilai 7
 Skala 3 nilai 10

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan


masing-masing kelompok manajemen.
Cara Penilaian :
1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas
dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen
merupakan nilai akhir manajemen
4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :
Baik : Nilai rata – rata > 8,5
Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
Kurang : Nilai < 5,

d. Penilaian mutu pelayanan


Cara Penilaian :
1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai
akhir mutu
4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :
Baik : Nilai rata – rata > 8,5
Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
Kurang : Nilai < 5,

3. Contoh Laporan Hasil Kinerja

LAPORAN HASIL KINERJA UPT PUSKESMAS X TAHUN 2014

Hasil Kinerja Puskesmas X Tahun 2014 berdasarkan data tahun 2014 dapat
kami sajikan sebagaimana berikut ini:

1. Hasil Kinerja Pelayanan Kesehatan


a. Upaya Kesehatan Wajib

Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib UPT Puskesmas X


Tahun 2014

HASIL CAKUPAN TINGKAT


NO KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB KETERANGAN
(%) KINERJA

1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN 79% Kurang Baik ≥ 91 %


Cukup ≥81-90
2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 92% Baik
%
3 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 96% Baik Kurang≤ 80%

4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 93% Baik

5 UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN 80% Kurang


HASIL CAKUPAN TINGKAT
NO KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB KETERANGAN
(%) KINERJA
PENYAKIT MENULAR

6 UPAYA PENGOBATAN 97,45% Baik

Rata-rata Kinerja 90% Cukup

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pegembangan UPT


Puskesmas X Tahun 2014

KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN HASIL TINGKAT


NO KETERANGAN
PENGEMBANGAN CAKUPAN (%) KINERJA
1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 83% Cukup Baik ≥ 91 %
Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Cukup ≥81-90
2 100% Baik
Kebutaan %
Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan
3 100% Baik Kurang≤ 80%
Gangguan pendengaran
4 Kesehatan Jiwa 40% Kurang
Pencegahan dan penanggulangan penyakit
5 83% Cukup
gigi
6 Perawatan Kesehatan Masyarakat 100% Baik

Rata-rata Kinerja 84% Cukup

Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata – rata nilai upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain
nilai pencapaian upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi dua.
Jadi Nilai Kinerja cakupan pelayanan kesehatan UPT Puskesmas X adalah :
85,5 % (cukup)

2. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen UPT Puskesmas X

Tabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPT Puskesmas X Tahun 2014

KOMPONEN MANAJEMEN CAKUPAN TINGKAT


NO. KETERANGAN
PUSKESMAS KEGIATAN KINERJA
MANAJEMEN OPERASIONAL
1 8,71 baik Baik ≥ 8,5
PUSKESMAS
Cukup ≥ 5,5 –
2 MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 7,6 sedang
8,4
3 MANAJEMEN KEUANGAN 10 baik Kurang < 5,5
4 MANAJEMEN KETENAGAAN 9,25 baik
Rata-rata 8,89 baik

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen puskesmas X tahun 2014 adalah : 8,89
(Kinerja Baik )
a. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas X

Tabel. 4. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas


X Tahun 2014
Tingkat
No JENIS KEGIATAN Cakupan Nilai
Kinerja
1 Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 0% 10 Baik
2 Persalinan oleh tenaga kesehatan 98,97% 10 Baik

3 Penanganan komplikasi obstetri / resiko tinggi 100% 10 Baik

4 Kepatuhan terhadap standar ANC 100% 10 Baik

5 Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru 100% 10 Baik

Tingkat Kepuasan pasien terhadap pelayanan


6 96% 10 Baik
puskesmas
Rata-rata nilai 10 Baik

Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan


Puskesmas X tahun 2014 adalah 10 ( termasuk kinerja Baik )

b. Hasil Total Kinerja Kegiatan di UPT Puskesmas X Tahun 2014

Tabel. 5. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPT Puskesmas X Tahun 2014

No. Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan


1 Pelayanan Kesehatan 85,5 % Cukup
2 Manajemen 8,89 Baik
3 Mutu 10 Baik
Rata-rata kinerja

3. Analisis Hasil Kerja


a. Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya Kesehatan
Pengembangan) UPT Puskesmas X Tahun 2014
Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100 %, yang termasuk
kurang yaitu : upaya promosi kesehatan (79 %) dan upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular (80 %). Kemudian dapat kita jabarkan lagi
ke dalam pencapaian kinerja per kegiatan.
Dari grafik di atas terlihat bahwa untuk kegiatan bayi mendapatkan ASI
eksklusif hanya mencapai 20 %, dan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat 90 %.

Terlihat bahwa penyuluhan PHBS yang kurang adalah di tempat-tempat


umum.

Terlihat bahwa kegiatan yang belum mencapai 100 % adalah kegiatan


pengawasan sanitasi tempat-tempat umum 94 % dan penyehatan lingkungan
pemukiman dan jamban keluarga 55 %. Hal ini disebabkan sanitasi tempat-
tempat umum yang memenuhi syarat 89%, pemeriksaan penyehatan
lingkungan pada perumahan 55% dari 4948 rumah seharusnya diperiksa.

Untuk kegiatan KIA dan KB, Kesehatan ibu (95 %), Kesehatan Bayi (100%),
Upaya Kesehatan bayi dan Anak Prasekolah (92 %), Upaya Kesehatan Anak
Usia Sekolah dan Remaja (100 %), Pelayanan Keluarga Berencana (94 %).
Untuk Upaya Kesehatan Bayi dan Anak Prasekolah kami belum mengadakan
kegiatan DTKB apras sehingga belum dapat dinilai.

Untuk kegiatan Kesehatan Ibu, Linakes 99%, KN3 99 %, dan rujukan bumil
resti 82 %.

Untuk program gizi, yang belum mencapai 100 % adalah balita yang naik berat
badannya (60%).

Kinerja P2M yang belum mencapai 100% adalah DBD 80 %, dan ISPA 0 %.
Untuk DBD dikarenakan ABJ 60 %, dan untuk ISPA tidak diketemukan kasus
pneumonia.

Untuk Upaya pengobatan 95 %,dikarenakan dari 25547 penduduk, yang


berkunjung dalam tahun 2014 hanya 91 %

Pencapaian kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan yang belum mencapai


100 % adalah Upaya kesehatan Usila 83 %, Kesehatan Jiwa 40 % dan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 83 %. Hal ini dikarenakan
tidak semua kelompok usila yang dibina, dipantau kesehatannya oleh nakes
(67 %), Pembinaan sikat gigi massal di SD/MI 31 %. Untuk keswa dijabarkan
pada grafik di bawah ini :

2. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas


Kinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen operasional
puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan, dan manajemen
ketenagaan. Berikut ini gambaran pencapaian kinerja manajemen di UPT
Puskesmas X Tahun 2014.
Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar baik (>8,5), tetapi masih
ada yang sedang yaitu manejemen alat dan obat 7,6 dikarenakan tidak semua
ruangan terdapat daftar inventaris barang, dan updating data alat tidak rutin
dilaksanakan.

Untuk kinerja manajemen operasional puskesmas lokmin tribulanan kurang


terlaksana, dan pengiriman laporan masih kurang cepat.

Untuk kinerja manajemen alat dan obat, permasalahan yang ada yaitu pada
masalah inventarisasi barang : tidak terdapat daftar inventaris barang yang
terpasang di ruangan, kemudian updating data inventaris kurang rutin.

Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah.

Untuk kinerja manjemen ketenagaan, belum semua petugas membuat rencana


kerja bulanan.

3. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan


Untuk kinerja mutu pelayanan kesehatan semua variabel bernilai baik. Hasil
Kinerja UPT Puskesmas X Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Trend Pencapaian Kinerja UPT Puskemas X


Pencapaian
No. Jenis Kegiatan Trend
Tahun 2014 Tahun 2010

1 Cakupan Pelayanan Kesehatan 85,5 %

2 Manajemen Puskesmas 8,89

3 Mutu Pelayanan Kesehatan 10

4. Identifikasi Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah


Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan UPT Puskesmas X
Tahun 2014 dapat dikategorikan perjenis kegiatan:

a. Kategori Kinerja Baik


 Upaya Kesehatan Lingkungan
 Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
 Upaya Pengobatan
 Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
 Upaya kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran
 Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Kategori Kinerja Cukup
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut
 Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Gigi

c. Kategori Kinerja Kurang


 Promosi Kesehatan
 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
 Kesehatan Jiwa
Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup &
kurang. Menentukan penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :

a. Penilaian Kinerja Cukup


Upaya Kesehatan Usia Lanjut dengan nilai 83 %
Permasalahan :
 Penanggung jawab program sedang mengambil ijin belajar DIII
kebidanan, sehingga kegiatan posyandu lansia kurang terpantau
 Pendanaan khusus untuk kegiatan usila tidak ada
 Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun sore hari,
sehingga petugas usila tidak dapat rutin hadir untuk ikut
pembinaan
 Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang ke
posyandu, sehingga seakan-akan posyandu usila hanya untuk
berobat saya.

Pemecahan :
 Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau saat hari libur
 Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di
puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos,
PNPM, Alokasi Dana Desa
 Perlu pelatihan untuk kader posyandu usila, sehingga dapat secara
mandiri melaksanakan kegiatan posyandu usila
 Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu
usila, dan kegiatan apa saja yang ada di dalamnya

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dengan nilai 83 %.


Disebabkan oleh : pembinaan dan bimbingan sikat gigi missal pada
SD/MI 31 %.
Permasalahan :
 Jumlah SD/MI di UPT Puskesmas X 25 sekolah, sedangkan petugas
UKS juga bertugas di Poli Gigi Puskesmas.
 Pendanaan untuk kegiatan UKS hanya sedikit, tidak dapat
mencakup seluruh SD/MI
 Belum semua SD dilatih dokter kecil, sehingga dapat membimbing
teman-temannya untuk berPHBS
Pemecahan :
 Perlu penjadwalan yang matang, sehingga semua kegiatan dapat
terlaksana
 Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di
puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos,
PNPM, Alokasi Dana Desa
 Mengadakan Pelatihan dokter kecil bagi SD/MI yang belum dilatih
dokter kecil
b. Penilaian Kinerja Kurang
Promosi Kesehatan dengan nilai 79 %. Disebabkan program bayi
mendapatkan ASI Eksklusif 20 %.
Permasalahan :
 Petugas kurang mempromosikan pentingnya ASI Esklusif
 Pemerintah kurang tegas untuk menindak produsen susu yang
mempromosikan penggunaan susu formula bagi bayi usia 0-6 bulan,
maupun penyalur (petugas kesehatan) yang memberikan susu formula
pada bayi 0-6 bulan tanpa indikasi medis.
 Kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui, kebanyakan sekarang
wanita adalah pekerja sehingga kadang pemberian ASI eksklusif hanya
sampai usia 3 bulan

Pemecahan :
 Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih
giat menginformasikan kepada masyarakat tentang pentingnya Asi
Eksklusif.
 Sosialisasi ke masyarakat mengenai ASI eksklusif

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dengan nilai 80


%. Untuk program ISPA masih 0 %, ABJ 60 %
Permasalahan ISPA :
 Petugas dan masyarakat kurang mengerti pneumonia
 Kebanyakan pneumonia ditemukan di RS, karena biasanya sudah dalam
kondisi buruk, tidak dibawa lewat puskesmas
 Pendanaan program ISPA tidak ada

Pemecahan ISPA :
 Perlunya sosialisasi pneumonia pada petugas dan masyarakat.
 Dibuat protap diagnosis Pneumonia
 Adanya jejaring surveilans pneumonia tingkat kabupaten
 Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas
maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi
Dana Desa

Permasalahan ABJ :
 Gerakan PSN hanya terlaksana situasional bila ada kasus
 Perilaku masyarakat yang masih kurang tentang PSN

Pemecahan ABJ :
 Menggalakkan kembali gerakan PSN
 Sosialisasi PSN di masyarakat secara rutin

Kesehatan Jiwa dengan nilai 40 %


Permasalahan :
 Pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih kurang
 Tidak semua petugas kesehatan mengetahui tentang gangguan jiwa
 Pendanaan untuk Kesehatan Jiwa masih kurang.

Pemecahan :
 Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih
giat melakukan penyuluhan tentang gangguan jiwa ke masyarakat.
 Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal perencanaan,
pelaksanaan , dan evaluasi.
 Petugas melakukan kunjungan rumah dan memotivasi masyarakat agar
segera memeriksakan keluarganya bila ada yang menderita gangguan
jiwa

Untuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen


alat dan obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di
ruangan belum ada, updating barang masih kurang.

Permasalahan :
 Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.
 Tenaga rangkap

Pemecahan masalah :
 Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang
 Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang
4. Penutup
Kinerja adalah proses pencapaian tugas yang diberikan kepada seseorang dan
hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan aktifitas pada waktu tertentu.
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi sumber daya manusia kesehatan di puskesmas.
Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu
pelayanan.

Ada 5 tahap Penilaian Kinerja Puskesmas, yaitu (1) penetapan target


puskesmas, (2) pengumpulan data hasil kegiatan, (3) pengolahan data, (4)
analisis hasil dan langkah pemecahan, dan (5) pelaksanaan penilaian.
Akhir kata, Tata Nilai ini masih banyak memiliki kekurangan, sumbang
saran akan sangat dibutuhkan bagi perbaikan Tata Nilai ini.

Você também pode gostar