Você está na página 1de 3

Cara Mengatasi Kebodohan Menurut Ajaran

Agama Islam
1.Luruskan niat dalam belajar

Dalam agama islam seorang muslim diwajibkan untuk sungguh-sungguh dalam


mencari ilmu,terutama di bidang pengetahuan alam maupun pengetahuan
islamiyah.Tanpa adanya kesungguhan dalam belajar seseorang tidak akan mengerti dan
akan menjadi bodoh.Allah SWT memerintahkan seseorang untuk ikhlas dalam
beribadah maupun belajar(ilmu diin).Sebagaimana allah swt perintahkan:

ِ ِ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬


‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَا َء‬

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah: 5).

Ketika ingin belajar dengan sungguh-sungguh dan di niatkan dengan hati yang
ikhlas , apa yang niatkan itu baik maka akan mendapatkan sesuatu hasil yang baik
pula.Karna keikhlasanlah suatu kaum menjadi mulia.

Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ِإنَّ َما اَأل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬


‫ َوِإنَّ َما لِ ُكلِّ ا ْم ِرٍئ َما ن ََوى‬، ‫ت‬

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan apa
yang ia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907, dari ‘Umar bin Al Khottob)

‫بهذا ارتفع القوم‬

“Dengan ikhlas, semakin mulialah suatu kaum.” (Ta’zhimul ‘Ilmi, hal. 25).

Semakin seseorang ikhlas dalam belajar ,maka akan lebih mudah seseorang
dalam mencari ilmu(ilmu pengetahuan maupun ilmu islamiyah).Maksud ikhlas dalam
belajar yaitu :

1)Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri

2)Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada orang lain

3)Belajar agama untuk menghidupkan dan menjaga ilmu

4)Belajar agama untuk mengamalkan ilmu

Dalam belajar diperlukan perbaikan niat.Memperbaiki niat inilah yang terus bisa
membuat seseorang lebih semangat dalam belajar,namun dalam memperbaikinya dan
tentu sangat sulit dibutuhkan yang namanya perjuangan.Jika tidak ada kemauan keras
dan bersungguh-sungguh untuk belajar(mencari ilmu) maka akan sia-sia dalam usaha
mencari ilmu.

Dalam mencari ilmu atau belajar bisa jadi seseorang pada awalnya ingin
menghadap ridho Allah SWT ,namun ilmu yang nantinya mengantarkan seseorang pada
ridho Allah.

Ad Daruquthi berkata,

‫ أن يكون إال هلل‬c‫طلبنا العلم لغير هللا فأبي‬

“Kami dahulu menuntut ilmu karena ingin gapai ridho selain Allah. Namun ilmu itu enggan,
ia hanya ingin niatan tersebut untuk Allah.” (Disebutkan dalam Tadzkiroh As Saami’ wal
Muta’allim, dinukil dari Ma’alim fii Thoriqi Tholabil ‘Ilmi, hal. 18).

2.Mengamalkan Ilmu

Mengamalkan ilmu membuat seseorang semakin kokoh dan semangat untuk meraih ilmu
lainnya. Sedangkan enggan mengamalkan ilmu adalah sebab hilangnya barokah ilmu. Bahkan
karena tidak mengamalkannya, itu bisa jadi argumen untuk menjatuhkan diri seorang
penuntut ilmu. Allah telah mencela orang-orang semacam ini dalam ayat,

)3( َ‫) َكب َُر َم ْقتًا ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْن تَقُولُوا َما اَل تَ ْف َعلُون‬2( َ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا لِ َم تَقُولُونَ َما اَل تَ ْف َعلُون‬

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan” (QS. Ash Shaff: 3).

Jika seseorang mengamalkan ilmu, maka Allah akan semakin memudahkan ia


mendapatkan taufik untuk meraih ilmu lainnya. Selain itu, mengamalkannya semakin
menolongnya membedakan antara  yang benar dan yang keliru.

Dalam islam seseorang diwajibkan untuk mengamalkan ilmu kepada diri sendiri
maupun orang lain, karna itu termasuk perbuatan yang mulia.Ketika seseorang mau
mengamalkan ilmunya kepada semua kaum maka allah akan memberikan balasan ketaqwaan
yang berlipat ganda kepada seseorang yang mengamalkan ilmu.

Adz Dzahabi berkata,

‫ هللا‬c‫واما اليوم فما بقي من العلوم القليلة اال القليل في أناس قليل ما أقل من يعمل منهم بذلك القليل فحسبنا‬
‫ونعم الوكيل‬

“Adapun hari ini: ilmu sedikit yang tersisa hanyalah sedikit yang ditemui pada orang-orang
yang jumlahnya pun sedikit. Yang mengamalkannya pun sedikit. Hasbunallah wa ni’mal
wakil, hanya Allah yang memberikan kecukupan dan pertolongan” (Tadzkirotul Hafizh, 3:
1031).
3.Bergaul dengan orang-orang yang sholih

Untuk menjauhkan dari kebodohan seseorang diwajibkan bergaul atau


berkumpul dengan orang-orang yang sholih.Karna sesungguhnya Allah SWT
memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar selalu bertaqwa kepada Allah
dan berkumpul bersama orang-orang yang jujur.

َ‫ َم َع الصَّا ِدقِين‬c‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ُكونُوا‬


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat
dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita. Karena dengan
sahabat baiklah yang membuat agama kita semakin kokoh.

Contohnya,berkumpul dengan orang-orang pengajian maka akan mendapatkan ilmu


yang bermanfaat bagi agama maupun dunia.Di dalam agama islam seorang muslim dilarang
dan diharamkan bagi seorang kaum bergaul dengan orang-orang yang dapat merusak
agama,karna dapat menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang dapat merugikan diri kita.

Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih.

Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

ْ ‫ن‬
َ ‫َظ ُر ال ُمْؤ ِم ِن ِإلَى ال ُمْؤ ِم ِن يَجْ لُو القَ ْل‬
‫ب‬

“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.” (Siyar
A’lam An Nubala’, 8: 435) Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih,
hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang
semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.

Você também pode gostar