Você está na página 1de 12

ORGANOGENESIS

Perkembangan Somit dan Tunas Tungkai

Kelompok 3

1. Fadhila Ikhtiari (B04150104)


2. Chairinaldi (B04150105)
3. Muhammad Fauzan Firdaus (B04150115)
4. Feni Rahmawati (B04150116)
5. Vincent Morgan Leonardo (B04150123)
6. Winni Gusri Susanti (B04150126)
7. Feliciana Henry (B04150134)
8. Klasta Javasea Sanjaya (B04150142)
9. Azmi Mufidah (B04150144)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga
lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi.
Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk
suatu bumbung yang akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda
namun berkaitan satu dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap
pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi
ciri suatu individu.
Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ
masing-masing pada saat dewasa. Misalnya lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi
menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ginjal.
Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Meskipun demikian, pembentukan dan
perkembangan suatu organ atau sistem tubuh tidaklah dapat dipisah-pisahkan atau
hanya dari satu lapis kecambah saja, karena pembentukan suatu organ adalah
integrasi dari perkembangan ketiga lapis kecambah terelsebut. Sebagai contoh,
dalam pembentukan kelopak mata yang dibentuk oleh lapisan mesoderm dengan
lapisan ektoderm.
Pembentukan organ berlangsung sesuai dengan umur embrio. Somitogenesis
adalah proses dihasilkannya somit (segmen primitif) yang berasal dari lapisan
mesoderm. Somit ini membentuk balok-balok atau lempeng-lempeng berpasangan.
Jaringan tersegmentasi ini akan berdiferensiasi menjadi otot rangka, tulang, dan
dermis dari semua vertebrata. Jumlah somit dapat menunjukkan umur embrio. Pada
lapisan mesoderm pula akan berkembang penebalan beberapa tunas, seperti tunas
sayap, tunas kaki dan tunas ekor.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana perkembangan somit dan tunas tangkai pada berbagai
umur embrio
1.2.2. Malformasi apa yang dapat terjadi pada perkembangan somit dan
tunas tangkai pada berbagai umur embrio

1.3 Tujuan
1.3.1. Mengetahui perkembangan somit dan tunas tangkai pada berbagai
umur embrio
1.3.2. Mengetahui malformasi yang terjadi pada perkembangan somit dan
tunas tangkai pada berbagai umur embrio

BAB 2
PEMBAHASAN

Perkembangan Somit
Diferensiasi dari mesoderm dorsal (paraksial)
Mesoderm paraksial : somit =epimel = segmental. Nantinya, turunan
mesoderm ini akan membentuk jaringan ikat tubuh, tulang otot, tulang rawan, dan
dermis. Sifat dari diferensiasi mesoderm dorsal (Paraksial) adalah segmental da
nada yang tidak, tergantung pada hewannya. Berikut merupakan beberapa contoh
diferensiasi dari mesoderm dorsal (paraksial).
1. Pada Ayam dan Burung
Dikenal juga dengan istilah mesoderm segmental. Sel-sel mesoderm
(yang tidak membentuk notochord) menyebar ke arah lateral membentuk
lempengan yang tebal disebut dengan mesoderm paraksial (terlentang
sepanjang kedua sisi notochord dan bumbung neural). Sementara daerah
unsur primitive memendek dan bumbung neural terbentuk. Dari
mesoderm paraksial terpisah balok-balok berbentuk segitiga yang disebut
somit. Somit pertama dibentuk pada bagian interior dari embrio, dan
somit-somit baru dibentuk dibelakang secara teratur. Sel-sel yang
menyusun somit sangat mampat dan tersusun atas suatu epitel.
Perkembangan selanjutnya sel-sel pada bagian ventral dari somit
bermitosis (kehilangan sifat epitelnya) dan menjadi mesenkim (kendur),
daerah ini disebut sklerotum. Sel-sel mesenkim akan bermigrasi ke arah
bumbung neural dan notochord menjadi kondrosit akan membangun
rangka tubuh. Selanjutnya sel-sel sklerotum memisahkan diri dari somit.
Sisa-sisa sel-sel somit membentuk suatu tabung padat berlapis-lapis.
Lapisan dorsal disebut Dermaton (membentuk jarikat kulit/ dermis).
Lapisan dalam disebut miotom (sel-selnya membentuk otot serat lintang
dari punggung dan anggota tubuh)

2. Pada Manusia
Pada manusia tidak bersegmen, merupakan tempat terjadinya proses
pembentukan Otot. Pembentukan otot melaui proses yang disebut
myogenesis yang secara ringkasnya yaitu dibentuk dari sel mesenkim
membentuk mioblast (sel otot). Terdiri dari 4 tingkatan yaitu sel (somit)
sebagai precursors, sel ini mengalami poliferasi membentuk populasi sel
otot, diferensiasi membentuk protein spesifik, dan menjadi sel otot yang
matang.

Pembentukan otot rangka miotom yang berjejer sepasang-sepasang


terbentang di kedua sisi vertebrae dimana setiap miotom membentuk dua daerah
otot pada truncus dimana daerah dorsal (epaxial) serta daerah ventral yang
dinamakan hypaxial.
Otot anggota terbagi atas dua yaitu yang berasal dari sel-sel mesenkim (dari
miotom) dan miotom berasal dari bagian luar Pre-cartilage rangka dalam kuncup
anggota. Kemudian otot pada kepala berasal dari miofom dan berasal dari Pre-
chorda. Lalu otot lidah itu tumbuh dari daerah pharynx. Untuk beberapa jenis otot
lain seperti otot jantung tumbuh dari lapisan splanknopleura serta otot polos yang
berasal dari dermaton dan kemudian membina otot polos cutis dan subcutis.
Otot kepala berasal dari miofom dan berasal dari Pre-chorda. Selanjutnya,
otot lidah tumbuh dari daerah pharynx. Otot jantung tumbuh dari lapisan
splanknopleura. Otot polos berasal dari dermaton juga sebagai pembina otot polos
cutis dan subcutis.
Diferensiasi somit
Sel-sel epiteloid pada permulaan minggu keempat akan membentuk dinding
ventral dan dinding medial somit kehilangan bentuk epitelnya menjadi polimorf dan
berpindah mengelilingi korda dorsalis. Kedua sel ini disebut sklereton, membentuk
jaringan yang dikenal sebagai mesenkim. Mereka akan mengelilingi sumsum tulang
belakang dan korda dorsalis untuk membentuk kolumna vertebralis. Pembentukan
tersebut akan meninggalkan dinding korsal somit atau dermatom, kemudian
membentuk suatu lapisan sel baru. Segera setelah terbentuk sel ini gagal membelah
diri dan jaringan yang terbentuk ini disebut miotom. Setiap miotom mempersiapkan
otot-otot untuk segmennya sendiri.
Setelah sel-sel dermatom terbentuk miotom dan menyebar di bawah
ectoderm sekitarnya. Di sini sel-sel tersebut membentuk dermis dan jaringan
subkutan. Karena itu setiap somit membentuk skleroton (komponen tulang rawan
dan tulang), mioton (mempersiapkan komponen otot segmental) dan dermatom
(komponen kulit disegmennya). Menurut Nurhayati 2004, sebagaimana akan
terlihat kemudian, setiap mioton dan dermatom masing-masing mempunyai
komponen saraf disegmennya sendir

Perkembangan Tunas Tungkai


Tunas tungkai terbentuk oleh lapis mesoderm dan ektoderm. Tunas tungkai
mulai muncul pada minggu ke-4 akhir atau hari ke-28. Pada sayatan histologi
berupa penebalan mesoderm dan rigi ektoderm. Tunas ini ketika dewasa menjadi
tangan dan kaki pada manusia, ektermitas pada hewan darat, sirip dan ekor pada
ikan, dan sayap dan kaki pada burung yang menjadi peran penting dalam kehidupan
individu. Pada ayam, tunas sayap lebih ke cranial dengan usus primitifnya adalah
usus tengah. Sedangkan tunas kaki terdapat pada bidang sayatan usus belakang.
Lapis mesoderm asal tunas tungkai adalah mesoderm somatis sedangkan
pada lapis ektoderm berupa penebalan yang disebut rigi ektoderm. Pada rigi
ektoderm terdapat apical ectoderm ridge (AER). AER berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tunas tungkai. Bagian ini terdiri dari sel-sel
kolumnar yang erat yang memberikan kekuatan mekanis untuk menginduksi
poliferasi sel-sel mesenkim dari zona berkembang. Rigi apikal penting untuk
perkembangan pola ekstermitas proksimal-distal. Bagian ekstermitas proksimal
terlebih dahulu berdeferensiasi dibandingan ekstermitas distal dalam
perkembangannya. Sinyal utama adalah faktor pertumbuhan fibroblast atau
fibroblast growth factor (FGF), FGF-8 pada seluruh rigi dan FGF-4 di wilayah
posterior. FGF-4 dapat menggantikan AER untuk berkembang menjadi ekstermitas
sewaktu-waktu (Brian 2016).
Zona aktifitas polarisasi akan mengatur sel-sel tunas anggota tubuh dari
cranial ke cauda, yang akan mengatur pengembangan struktur yang berbeda
misalnya pada pembentukan jari. Pada minggu ke-7 perkembangan embrio pada
tunas tungkai sudah mengalami perpanjangan struktur dan berputar berlawan arah.
Sel berkembang berpoliferasi dan ada yang mengalami apoptosis. Apoptosis yaitu
kematian sel yang terprogram yang kemudian terjadi pemadatan mesenkim. Sel-sel
miotom somit akan migrasi masuk ke tungkai lalu diikuti oleh akson motorik dan
saraf sensorik. Sel miotom dan syaraf akan membentuk dan mempertahankan pola
tetapi akan berubah seiring dengan pertumbuhan dan rotasi yang dialami tungkai.
Otot ekstremitas dapat diamati pada minggu ke tujuh sebagai pembangunan
kondensasi mesenkim dekat dasar tunas. Otot terbentuk oleh sel dorsolateral dari
somit yang bermigrasi ke tunas anggota tubuh. Tulang ekstremitas dibentuk oleh
mesoderm somatis dengan ektoderm. Sel mesenkhim di tunas mulai mengembun
dan sel-sel ini berdeferensiasi menjadi kondrosit. Pembentukan tulang ekstermitas
yaitu dengan cara sel mesenkhim terlebih dahulu membentuk model tulang rawan
hialin terlebih dahulu lalu mengalami penulangan. Pembentukan tulang ini disebut
penulangan endokhondral. Sendi terbentuk pada tunas tungkai dibentuk oleh
kondensasi tulang rawan khondrogenesis dan kemudian rongga sendi dibentuk oleh
kematian sel. Syaraf tulang belakang mempunyai peran penting dalam deferensiasi,
pensyarafan dari otot-otot ekstremitas, dan memberikan persyarafan sensorik untuk
dermatom.

Teratologi Pada Perkembangan Somit Dan Tungkai


Teratologi merupakan cabang dari ilmu embriologi yang khusus
mempelajari tentang akibat, mekanisme dan manifestasi embrionik yang cacat
(abnormal). Bentuk embriotoksik ini ditentukan oleh jenis senyawa, dosis dan
waktu penggunaannya selama kehamilan. Selain senyawa kimia, faktor lain yang
menimbulkan teratogen adalah kekurangan gizi, radiasi kimia, infeksi virus,
hipervitamin, ketidakseimbangan hormonal, genetik dan berbagai kondisi stress.
Pembentukan zigot menandai perkembangan embrio awal. Hasil embrio
dari morula ke blastokista sementara masih dalam zona pelusida. Para morula
tersebut akan menimbulkan struktur yang melekat pada embrio dini untuk rahim
dan memberi makan embrio (trofoblas). Pembangunan mamalia ditandai dengan
pembentukan embrio-bantalan blastocele.

Blastula berisi massa sel yang akan menimbulkan embrio aktual


(konsepsi). Sel-sel ini, yang diistilahkan sebagai massa sel bagian dalam (PTT),
berdiferensiasi menjadi ektoderm dan endoderm sebelum implantasi. ektoderm
pada akhirnya akan menimbulkan epidermis dan struktur terkait, otak, dan sistem
saraf. endoderm akan menimbulkan jaringan kelenjar seperti hati dan pankreas dan
lapisan-lapisan dari saluran pencernaan dan pernafasan.
Massa sel dalam memberikan naik ke epiblast (berkembang menjadi
ektoderm) dan hypoblast (berkembang menjadi endoderm). Sel-sel epiblast yang
bermigrasi ke arah garis tengah dari embrio awal.

Somit adalah massa blocklike dari mesoderm samping tabung saraf. Mereka
akan membentuk tulang punggung dan otot segmental. Mereka juga akan
mengembangkan ke dalam sistem ekskretoris, gonad, dan meliputi luar organ
internal. Juga terbentuk dari mesoderm adalah sel-sel mesenchymal.Ini adalah sel
bermigrasi longgar membentuk dermis (lapisan kulit bagian dalam), tulang dan
tulang rawan, dan sistem peredaran darah.

Macam-Macam Malformasi Pada Somit Dan Tungkai


1. Cranioschisis adalah acat lahir di mana satu atau beberapa sendi antara
tulang tengkorak bayi menutup terlalu dini, sebelum otak bayi terbentuk
sepenuhnya. Ketika bayi Anda memiliki craniosynostosis, otaknya tidak
dapat tumbuh dalam bentuk natural dan kepalanya menjadi berbentuk aneh.
Craniosynostosis dapat mempengaruhi satu atau beberapa sendi di
tengkorak bayi Anda. Dalam beberapa kasus, craniosynostosis dikaitkan
dengan kelainan otak yang mendasari yang membuat otak susah untuk
tumbuh dengan baik. Mengobati craniosynostosis biasanya melibatkan
operasi untuk memisahkan tulang yang menyatu. Jika tidak ada kelainan
otak yang mendasari, operasi ditujukan untuk memberi ruang agar otak bayi
dapat tumbuh dan berkembang. Beberapa contoh dari cranioschisis yaitu
a. Sagittal synostosis (scaphocephaly): Penyatuan Penyatuan dini dari
jahitan di bagian atas kepala (sutura sagitalis) memaksa kepala untuk
tumbuh panjang dan sempit, bukan lebar. Scaphocephaly adalah jenis
yang paling umum dari craniosynostosis.
• Coronal synostosis (anterior plagiocephaly): Penyatuan dini dari
jahitan salah satu struktur yang berjalan dari masing-masing telinga ke
sutura sagitalis di atas kepala (koronal) mungkin memaksa dahi bayi
menjadi rata pada sisi yang terkena. Hal ini juga dapat meningkatkan
rongga mata dan menyebabkan hidung menyimpang dan tengkorak
miring.
b. Bicoronal synostosis (brachycephaly): Ketika kedua jahitan koronal
menyatu sebelum waktunya, bayi Anda mungkin memiliki dahi dan alis
yang terangkat.
c. Metopic synostosis (trigonocephaly): Jahitan metopic membentang
dari hidung bayi dengan jahitan sagital. Penyatuan sebelum waktunya
membuat kepala menjadi terlihat segitiga.
d. Lambdoid synostosis (posterior plagiocephaly): Kondisi ini
merupakan bentuk yang jarang dari craniosynostosis melibatkan jahitan
lambdoid yang memanjang di tengkorak di bagian belakang kepala. Hal
itu dapat menyebabkan perataan kepala bayi pada sisi yang terkena.

2. Sirenomelus Sirenomelia adalah cacat lahir mematikan dari tubuh bagian


bawah ditandai oleh fusi nyata dari kaki ke ekstremitas bawah tunggal.
Cacat lahir lainnya selalu dikaitkan dengan sirenomelia, paling sering
kelainan pada ginjal, usus besar, dan alat kelamin.
Malformasi tungkai bawah yang terlihat pada bayi dengan sirenomelia
terdiri dari fusi nyata dari kaki. Dalam kasus yang parah hanya ada dua
tulang hadir di seluruh tungkai (tulang paha dan mungkin tibia).
3. Phocomelia : Phocomelia yaitu ketiadaan anggota gerak. Sebuah cacat lahir
anggota tubuh, disamakan dalam pidato sehari-hari untuk sirip segel, tangan
atau kaki yang melekat pada batang tubuh oleh satu, kecil, cacat tulang
tanpa, masing-masing, sebuah siku atau lutut.

4. Syndactyly
Sindaktili merupakan kelainan jari berupa pelekatan dua jari atau
lebih sehingga telapak tangan menjadi berbentuk seperti kaki bebek atau
angsa (webbed fingers). Dalam keadaan normal, ada sejumlah gen yang
membawa “perintah” kepada deretan sel di antara dua jari untuk mati,
sehingga kedua jari tersebut menjadi terpisah sempurna. Pada kelainan
ini, gen tersebut mengalami gangguan. Akibatnya, jari-jari tetap
menyatu dan tidak terpisah menjadi lima jari.
Penyebabnya kebanyakan akibat kelainan genetika atau keadaan di
dalam rahim yang menyebabkan posisi janin tidak normal, cairan
amnion pecah, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu selama
masa kehamilan. Apabila penyebabnya akibat kelainan genetika, maka
tidak dapat dilakukan pencegahan. Kemungkinannya dapat diperkecil
bila penyebabnya adalah obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama
hamil.

Gambar 11. Syndaktili pada jari kaki


5. Spina bifida
Spina bifida adalah kelainan bawaan tabung saraf, dengan ciri satu atau
lebih posterior lengkungan tulang belakang belum menyatu dengan baik
selama kehamilan dan sumsum tulang belakang tanpa perlindungan tulang.
Penyebab utama dari spina bifida dicurigai adalah defisiensi asam folat pada
ibu sebelum kehamilan dan meskipun ada 5% dari kasus penyebabnya tidak
diketahui.
6. Amelia
Cirinya anggota gerak secara keseluruhan tidak ada. Anggota gerak atas
yang tertinggal hanya bahu, sendi bahu tidak ada. Anggota gerak bawah yang
tertinggal hanya pantat, sendi paha atau panggul tidak ada.
BAB 3
PENUTUP

SIMPULAN
Pada vertebrata seperti burung dan mamalia, otot rangka terbentuk di
embrio dari mesoderm paraxial yang bersegmen membentuk somit di kedua sisi
dari neural tube dan notochorda. Bagian ventral somit, sclerotome akan membentuk
tulang rawan dan tulang dari kolom tulang belakang dan rusuk, sedangkan bagian
dorsal somit, yaitu dermomyotome akan menjadi lapisan atas dari belakang dan ke
otot rangka tubuh dan anggota badan. Beberapa otot kepala merupakan turunan dari
anterior, tidak bersegmen dari mesoderm paraxial dan dari pre-chordal mesoderm.
Selama proses perkembangan somit dan tunasi tungkai tersebut, terdapat beberapa
perkembangan yang tidak normal.

DAFTAR PUSTAKA
Brian E. Staveley. 2016. Molecular & Developmental Biology (BIOL3530)
[Internet]; [diunduh 12 desember 2016]; www.Mun.ca/biologi/desmid/ br
ian/BIOL3530/DEVO_11/devo_11.html
Nurhayati, A. 2004. Diktat Perkembangan Hewan. FMIPA: ITS
Syhrum, MH, Kamaludin. 1994. Reproduksi dan Embriologi, dari Satu Sel Menjadi
Organisme. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Taylor. 1986. Practical Teratology. London : Academic Press.

Você também pode gostar