Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh
2018
I. Tujuan
a. Menjelaskan proses sintesis besi (II) sulfat terhidrat
b. Menuliskan reaksi kimia yang terjadi
c. Melakukan proses-proses fisika yang menyertainya
d. Menghitung pereaksi dan produk berdasarkan reaksi stokhiometrinya
e. Menghitung persen perolehan berdasarkan hasil stoikhiometri
Garam besi (II) sulfat merupakan garam terhidrat yang memiliki rumus kimia
FeSO4.7H2O. Bentuk fisik dari garam ini adalah kristal berwarna biru kehijauan
Kristal ini disebabkan adanya ion Fe (II). Besi yang murni adalah logam berwarna
putih perak yang kukuh dan liat. Melebur pada 1535oC. Asam klorida (HCl) encer
atau pekat dan asam sulfat (H2SO4) encer melarutkan besi yang menghasilkan besi
(II) dan gas hidrogen.
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Asam sulfat pekat yang panas menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang
dioksida :
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) atau fero
diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung
kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks yang
berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi
besi (III), maka ion besi (II) merupakan zat pereduksi yang kuat. Larutan semakin
kurang asam, maka semakin nyatalah efek ini. Di lingkungan larutan yang
bersuasana netral atau basa bahkan adanya oksigen dari atmosfer akan
mengoksidasikan ion besi (II) menjadi ion besi (III). Oleh karena itu, larutan besi
(II) harus sedikit asam bila ingin disimpan dalam waktu yang lama.
Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari besi (III) oksida, Fe2O3. Garam
besi (III) lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-
kation Fe3+ yang berwarna kuning muda. Jika larutan mengandung klorida, warna
menjadi semakin kuat. Zat –zat pereduksi (reduktor) mengubah ion besi (III)
menjadi besi (II).
Dengan memakai garam besi (II) sulfat (FeSO4.7H2O) dapat digunakan untuk
mempelajari reaksi-reaksi ion besi (II) :
Terbentuk endapan putih besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) bila tidak terdapat udara
sama sekali. Endapan ini tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam
asam. Bila terkena udara, besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) dengan ceapat
dioksidasikan, yang pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida (Fe(OH)3)
yang coklat kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau
kotor; denga penambahan hidrogen peroksida, segera dioksidasikan menjadi besi
(III) hidroksida :
b. Larutan Amonia
Terjadi pengendapan besi (II) hidroksida (Fe(OH)2). Tetapi jika ada amonium
dalam jumlah yang lebih banyak, disosiasi amonium hidoksida tertekan dan
konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali kelarutan besi
(II) hidroksida (Fe(OH)2) tidak tercapai dan pengendapan tidak terjadi.
1 Hot Plate - 1
3 Gelas Ukur 50 ml 1
4 Termometer - 1
5 Botol Aquades - 1
6 Pipet Tetes - 2
7 Kertas Saring - 2
8 Stopwatch - 1
9 Batang pengaduk - 1
10 Magnetic Stirer - 1
11 Spatula - 1
12 Indikator PH - 1
3 Aquadest - 1 botol
V. Skema Kerja
a. Timbang 3,00 gram serbuk besi dan masukan ke dalam gelas kimia 100 mL
b. Tambahkan 40 mL asam sulfat 30% ke dalam serbuk besi
c. Panaskan dengan Tset : 60 0C dan aduklah dengan stirer selama 30 menit
d. Ukur suhu setiap 5 menit dan catat serta amati perubahan yang terjadi
e. Saring campuran dalam kondisi yang masih panas (kertas saring ditimbang lebih
dahulu)
f. Bilas residu dengan 10 mL aquades panas dan filtrat dipanaskan sampai jenuh
g. Dinginkan dan setiap 5 menit dicatat suhu dan perubahan yang terjadi selama 40
atau 45 menit
h. Saring kristal yang terbentuk
i. Keringkan kristalnya pada suhu 50 0C dan catat perubahan yang terjadi setiap 5
menit
j. Timbang dan catat beratnya
k. Hitung persen perolehan garam besi (II) sulfat terhidrat
VI. Floow Sheet
Reaktor
( gelas kimia 100 mL )
Pemanasan
( T = 60oC, diaduk, 30 menit )
*ukur suhu tiap 5 menit dan catat
Penyaringan Residu
*dalam keadaan panas
Filtrat
Pemanasan
*hingga jenuh
Pendinginan
( 40-45 menit )
*ukur suhu tiap 5 menit dan catat
Penyaringan Filtrat
Kristal
Pengeringan
( T = 500C )
*catat setiap perubahan tiap 5 menit
Penimbangan
VII. MSDS
H2SO4
a. Potensi Bahaya
-Dapat menyebabkan iritasi & terbakar
-Dapat menimbulkan kebutaan bila terkena mata
-Amat reaktif dengan serbuk zat organik
-Penghirupan uap jangka panjang dapat menyebabkan iritasi pada hidung
-Bereaksi dengan logam menghasilkan gas H2 yang eksplosif bila terkena
panas
b. Pertolongan Pertama
1. Kulit
Bila terjadi kontak, basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit saat
membersihkan pakaian atau sepatu yang terkontaminasi
2. Mata
Basuh mata dengan air paling sedikit 15 menit, buka tutup pelupuk
mata beberapa kali
3. Pernafasan
Segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernafas, berikan nafas buatan,
jika masih sulit bernafas berikan oksigen
4. Tertelan
Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa kali muntah,
jangan masukan apapun kedalam mulut orang yang tidak sadar
c. Pendinginan / Kristalisasi
Penyaringan
- Berat kertas saring : 1.5946 gram
- Warna kristal : Tidak terbentuk kristal
- Warna filtrat : Hijau lemon
Reaksi :
Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2
= 0,053 x 278
= 14,734 gram
Efisiensi / Rendemen
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑀𝑜ℎ𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Yield FeSO4 = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑀𝑜ℎ𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
=
X. Pembahasan
Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2
Dalam pembuatan besi (II) sulfat kali ini digunakan bubuk besi
sebanyak 3 gram serta larutan H2SO4 dengan konsentrasi 30% sebanyak
40mL. langkah awal yang dilakukan dalam praktikum adalah memanaskan
larutan H2SO4 sampai mencapai suhu 60-70oC sambil dilakukan
pengadukan menggunakan magnetic stirer, setelah mencapai suhu tersebut
barulah serbuk Fe dimasukkan kedalam larutan. Hal tersebut dikarenakan
Fe dapat larut pda suhu tersebut. Pemanasan dilakukan selama ± 40 menit,
adapun perubahan yang terjadi terdapat pada warna larutan yang awalnya
tidak berwarna setelah direaksikan dengan Fe berubah menjadi warna abu
kehitaman kemudian semakin lama semakin hitam sehingga saat mencapai
waktu 40 menit larutan yang dihasilkan berwarna hitam. Kemudian setelah
melakukan pemanasan dilakukan filtrasi, filtrasi/penyaringan ini dilakukan
dalam kondisi panas hal ini dimaksudkan agar semua pengotor tersaring dan
tidak ada bagian dari filtrate yang ikut tersaring. Warna larutan setelah
filtrasi adalah hijau lemon. Setelah dilakukan filtrasi, langkah selanjutnya
adalah melakukan pemanasan kembali. Pemanasan kembali dilakukan
sampai larutan jenuh yang ditandai dengan terbentuknya endapan. Setelah
pemanasan kembali larutan kemudian didinginkan.
Pendinginan diatas dimaksud agar terbentuk kristal, dimana kristal
tersebutlah yang merupakan produk hasil sintesis. Setelah didiamkan
selama beberapa hari kami mendapatkan endapan yang dapat disaring,
namun setelah dua hari endapan tersebut kembali berubah menjadi air dan
saat larutan kembali didiamkan tidak terdapat endapan kembali. Tidak
terbentuknya kristal dalam percobaan kami disebabkan oleh beberapa hal
berikut.
1. Fe yang kurang murni
2. Ketidaksesuaian konsentrasi H2SO4
3. Kondisi proses dalam pengaturan suhu tidak terpenuhi
4. Homogenitas larutan yang kurang
XI. Kesimpulan