Você está na página 1de 5

No AOC

1. Persyaratan untuk Untuk dapat berusaha dalam bidang angkutan udara sebuah
mendapatkan Air perusahaan harus mendapatkan izin dalam mengoprasikan pesawat
Operator Certificate udara diantaranya terpenuhinya persyaratan Air Operator Certificate
(AOC) (AOC) dengan memiliki persyaratan :
a) Memiliki Izin usaha angkutan udara;
b) Lulus dalam sertifikasi teknis dan operasional.

Sertifikasi teknis dan operasional dilakukan untuk memastikan


dipenuhinya persyaratan-persyaratan teknis dan operasional dalam
Lampiran Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 Tahun
2002 tentang Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 121
atau Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 17 Tahun 2003
tentang Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 135. Pada
dasarnya proses sertifikasi teknis dan operasional dilakukan untuk
mengevaluasi kemampuan perusahaan penerbangan dalam
memenuhi persyaratan sumber daya yang meliputi :

2. Persyaratan yang di Dalam memenuhi persyaratanya sebuah badan usaha yang akan
perlukan bergerak di dalam bidang maskapai penerbangan harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang di keluarkan oleh otoritas kelayakan
udara dalam hal ini Kementerian perhubungan udara diantaranya :

a. Kemampuan teknis dan operasional :

1) Fasilitas kantor, hangar, penunjang pengoperasian;


2) Peralatan kantor, perawatan pesawat udara, penunjang
pengoperasian;
3) Pesawat udara;
4) Sistem dan prosedur jaminan mutu, keselamatan dan
keamanan;
5) Kualifikasi sumber daya manusia;
6) Manual/buku-buku panduan mutu, keselamatan dan
kemanan

b. Kemampuan keuangan

1) Mampu untuk memulai usahanya;


2) Mampu untuk bertahan selama 6 (enam) bulan ke depan
sejak memulai kegiatan

3. Prosedur untuk Permohonan diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal


mendapatkan Air Perhubungan Udara selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari
Operator Certificate sebelum hari dimulainya pengoperasian pesawat udara.untuk proses
(AOC) penyelesaian sertifikasi AOC akan dilakukan melalui :

a. Pre-Aplikasi

Fase ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemohon telah


memiliki sumber daya sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Lampiran Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM
22 Tahun 2002 tentang Civil Aviation Safety Regulations
(CASR) Pasrt 135. Apabila pemohon telah dinilai memenuhi
persyaratan dan dapat melanjutkan ke fase berikutnya,
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan memberikan
formulir-formulir sebagai berikut :

1) Pre Application Statement of Interat (Pernyataan


Keinginan Pemohon AOC);
2) Certification Job Aids (Panduan Kerja Sertifikasi);
3) Operation Specifications Questionnaire (Daftar
Pernyataan Spesifikasi Operasi);
4) Contoh Formal Letter (Contoh Surat Permohonan Resmi).

Selanjutnya Direktur Jenderal Perhubungan Udara membentuk


Tim Sertifikasi yang paling sedikit terdiri atas 2 orang
inspektur operasi pesawat udara. Besar kecilnya Tim
tergantung kepada berapa besar rencana perusahaan tersebut
yang akan diketahui pada fase Pre-Aplikasi. Tim dipimpin
oleh Certification Project Manager, salah satu dari inspektur
operasi pesawat udara tersebut. Kepada pemohon juga diminta
untuk membentuk Tim sebagai mitra kerja Tim Sertifikasi
AOC.

b. Aplikasi Formal

Pada fase ini, Pemohon mengirim surat permohonan resmi ke


Ditjen Hubud sesuai dengan formulir yang telah diberikan pada
fase pre-aplikasi dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut :

1) Schedule of Event;
2) Company Manuals (buku-buku panduan perusahaan);
3) Company Training Programs (buku-buku panduan diklat);
4) Management Qualificarion Resume (ringkasan kualifikasi
personil kunci);
5) Document of Purchase, Contract of Leasing (dokumen
pembelian pesawat, kontrak atau sewa pesawat udara);
6) Initial Compliance Statement (pernyataan awal pemenuhan
persyaratan-persyaratan);
7) Neraca Keuangan, dengan posisi tidak boleh lebih dari 60
hari sebelum tanggal permohonan AOC;
8) Projeksi seluruh sumber-sumber dan penggunaan dana
selama 6 (enam) bulan ke depan, dihitung dari bulan dimana
diperkirakan AOC akan diperoleh.

c. Evaluasi Pemenuhan Persyaratan Dokumen

Pada fase ini dilaksanakan evaluasi terhadap dokumen


sebagai berikut yang merupakan rincian dari dokumen pada
fase Aplikasi Formal :

1) Compliance Statement;
2) Management Qualification;
3) Company Operating Manual;
4) Company Maintenance Manual;
5) Company Safety Manual;
6) Dangerous Goods Manual;
7) Station Manual;
8) Emergency Respone Manual;
9) Aviation Security Programs;
10) Training Program Manual;
11) Operations Specifications;
12) Aircraft Flight Manual;
13) Aircraft Operation Manual;
14) Quick Reference Handbook;
15) Minimum Equipment List;
16) Charge Data List;
17) Airport Runway Analysis;
18) Flight Attendant Manual;
19) Flight Operation Officer Manual;
20) Maintenance Technical Manuals;
21) Kontrak-kontrak pembelian, penyewaan, perawatan,
fasilitas station, ground handling, dll.

d. Demo dan Inspeksi

Pada fase ini Tim Sertifikat AOC melakukan pemeriksaan


fisik terhadap kebenaran pernyataan-pernyataan dalam
dokumen yang diserahkan Pemohon kepada Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara. Di bidang pengoperasian
pesawat udara, dilakukan pemeriksaan fisik terhadap fasilitas
pengoperasian di pangkalan utama maupun di stasiun di
bandar udara – bandar udara yang disinggahi dan fasilitas
diklat. Bidang operasi pesawat udara dan perawatan pesawat
udara secara bersama-sama memeriksa kelaikan pesawat
udara, menyaksikan demo evakuasi darurat dan melakukan
proofing flight.

e. Penerbitan Sertifikat AOC

1) Waktu Proses

Sesuai CASR 121.26 untuk memperoleh AOC, pemohon


wajib mengajukan permohonan selambatlambatnya 60
hari sebelum hari dimulainya pengoperasian pesawat
udara. Kebutuhan waktu 60 hari untuk memproses
penerbitan AOC ini ditetapkan dengan asumsi bahwa
pemohon telah siap dengan seluruh sumber daya yang
diperlukan sesuai dengan persyaratan. Bagi Pemohon
yang belum siap dengan sumber-sumber daya tersebut
harus memperhitungkan “lead time” sebelum
mengajukan permohonan AOC. Hal ini dikarenakan
untuk mempersiapkan fasilitas, peralatan, buku-buku
manual/panduan dapat memakan waktu berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun.

2) Surveillance

Setelah pemohon memperoleh AOC, dilaksanakan


program pengawasan berkesinambungan (surveillance)
oleh Ditjen Hubud dengan cara menempatkan Principal
Operation Inspector (POI) / Inspektur Penerbang dan
Principal Maintenance Inspector (PMI) / Inspektur Ahli
Perawatan Pesawat Udara untuk memastikan bahwa
pemegang Sertifikat Operator Penerbangan
melaksanakan kegiatannya sesuai dengan manuals (buku-
buku panduan) yang telah disetujui Ditjen Hubud.

3) Audit Mutu

Setiap 2 tahun sekali Ditjen Hubud melaksanakan audit


mutu yang bertujuan untuk memastikan :

a) Sumber daya pemegang AOC, minimum masih


sama dan masih memenuhi persyaratan-persyaratan
seperti pada saat memperoleh AOC (compliance);
b) Sistem dan prosedur jaminan mutu, keselamatan
dan keamanan yang telah disetujui Ditjen Hubud
dijalankan (adherence);
c) Sistem dan prosedur jaminan mutu, keselamatan
dan keamanan dijalankan, masih dapat memenuhi
kebetuhan;
d) Apabila temuan-temuan audit mengarah kepada
indikasi adanya “system breakdown” (terputusnya
sistem dan prosedur jaminan mutu, keselamatan
dan keamanan), sistem tersebut segera diperbaiki.

4. Apa yang harus


dilakukan pemegang
(AOC)

Você também pode gostar