Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1 Diadaptasi dari: Centre for Justice and Crime Prevention and the Department of Basic Education. 2012. Positive
Discipline and Classroom Management-Course Reader. Afrika Selatan; dan juga: UNESCO. 2006. Merangkul
Perbedaan: Perangkat untuk Mengembangkan Lingkungan Inklusif Ramah terhadap Pembelajaran Buku
khusus 1: Disiplin Positif dalam Kelas Inklusif Ramah Pembelajaran:Panduan bagi Pendidik. Thailand: UNESCO
2 Lihat .....? 2015. School Safety Framework Early Warning System module on Preventing and Addressing Bullying:
1
pengaruhnya akan terbawa ke sekolah. Misalnya, siswa yang mengalami kekerasan di
rumah, orang tua tidak akur, anggota keluarga sakit, serta masalah ekonomi-sosial
keluarga bahkan mungkin saja anak dijadikan pekerja di bawah umur. Masalah-masalah
ini mempengaruhi tindakan anak di sekolah. Misalnya, siswa yang mendapat perlakuan
fisik atau bullying di rumah akan melakukan hal yang sama kepada temannya. Oleh karena
itu guru perlu mengetahui bagaimana keadaan anak di rumah dalam hubungannya
dengan perilakunya di sekolah.
Apakah perilaku merupakan refleksi dari persoalan sosial-ekonomi? Faktor sosial
ekonomi sangat mempengaruhi perilaku anak. Misalnya anak yang lapar akan mengalami
kesulitan untuk konsentrasi dan cenderung performanya rendah dibanding anak yang
cukup makan. Selain itu, siswa yang punya tanggungjawab besar dalam pekerjaan rumah,
akan mengalami kelelahan dan sulit untuk konsetrasi di sekolah. Siswa miskin juga punya
tantangan untuk mendapatkan bahan pelajaran seperti buku, perlengkapan sekolah
bahkan transfortasi ke sekolah.
Apakah itu diakibatkan persoalan medis atau biologis? Perasaan tidak nyaman atau
depresi, sebagai contoh, dapat mempengaruhi bagaimana anak bertindak. Sesuatu yang
normal jika kadang siswa lupa tugas/PR mereka, melamun selama di kelas, bertindak
tanpa berpikir panjang, atau gelisah. Namun permasalahan yang muncul juga dapat
berhubungan dengan attention deficit disorder (ADD) atau deficit hyperactivity disorder
(ADHD). Anak mungkin mengalami hambatan membaca dan mengeja (seperti siswa yang
menyandang dyslexia) akan berdampak pada proses belajar anak.
Guru penting berbicara dengan siswa untuk memahami latar belakang dan persoalan serta
tantangan yang mereka hadapi. Hal ini penting untuk mengetahui apa dibalik tindakan dibanding
fokus pada orang yang melakukan kesalahannya. Pemahaman konteks dan kondisi yang
mempengaruhi perilaku anak tidak hanya mendapatkan solusi tetapi juga dapat mencegah
hukuman yang tidak adil, yang diakibatkan oleh kemarahan dan tindakan yang mengacaukan.
3 Dreikurs, R. And Soltz. 1964. Children: The Challenge. New York: Dutton.
2
❖ Untuk balas dendam: Anak yang menganggu atau memukul, menyerang temannya atau
orang dewasa mungkin karena mengalami ketidakadilan atau perlakuan yang menyakitkan
fisik dan emosi mereka. Anak yang ingin membalas dendam akan menyerang atau menarik
diri (tidak mau berkerja sama) dari temannya.
❖ Menghindari kegagalan atau ketidakmampuan: Anak yang tidak bisa mencapai harapan guru
atau orang tua cenderung akan mengangap mereka tidak memiliki kemampuan. Hal ini sering
terjadi jika anak mereka tugas-tugas belajar yang dihadapi di luar kemampuannya. Perasaan
tidak mampu ini akan diperlihatkan anak dengan menarik diri dari proses pembelajaran atau
aktivitas yang dilakukan bersama.
Motivasi Contoh Tindakan Respon Guru atau Oang Tua
Anak
Negatif Positif
3
berpartisipasi, bolos semangat untuk mulai dengan tugas
dari sekolah, siswa yang mudah bagi
menghabiskan keberhasilan awal.
waktu bermain Mendorong anak; fokus
game atau mencoba pada kekuatan nya dan nilai
merokok atau internal.
minum minuman Tidak menunjukkan belas
keras. kasihan atau kasih sayang
yang berlebihan; jangan
menyerah.
Menghabiskan waktu yang
teratur dengan anak untuk
membantu dia.
Contoh Konsekuensi
Level Contoh Misbehave (akan diperdalam dalam materi logical
consequences)
Level 3: Misebehave - Menyakiti siswa lain - Peringatan tertulis berupa jika siswa
berupa melanggar aturan - Vandalisme melanggar lagi akan diskors
atau kode etik sekolah - Mencuri - Bimbingan khusus dengan konselor
yang serius - Rasis sekolah
4
Centre for Justice and Crime Prevention and the Department of Basic Education. Op. Cit.
4
Level 4: Misbehave yang - Menggunakan Alkohol - Bimbingan intens dengan guru dan
sangat serius - Terlibat dalam tindakan konselor sekolah (BP), untuk sementara
seksual di sekolah tidak melibatkan dalam proses belajar
dengan teman yang lain
Level 5: Misbehave berupa - Menggunakan senjata - Menyerahkan pada pihak yang berwajib
terlibat dalam kriminalitas tajam
- Ganguan seksual, sexual
abuse
- Perampokan
Ditangani oleh: Kepala - Membunuh
Sekolah, Yayasan, Komite
dan Dinas Pend dan Pihak
Kepolisisan